Mengingatkan Pada Seseorang

Kepulangan Luis yang begitu tiba-tiba, tentu saja mengejutkan Nyonya Qin. Pasalnya Luis tak memberi kabar jika dia akan pulang hari ini, dan tau-tau dia sudah ada di rumah.

Luis dan Leo adalah kakak beradik, dan Luis merupakan putra bungsu dalam keluarga Qin.

"Dasar, anak nakal. Jika ingin pulang, kenapa tidak mengabari Mama terlebih dulu?" Nyonya Qin memukul lengan putra bungsunya, kemudian memeluk Luis dengan erat. "Luis, Mama merindukanmu,"

Setelah empat tahun menetap di luar negeri, ini adalah kepulangan Luis yang pertama. Selama ini dia mengembangkan bisnis milik mendiang Kakeknya yang hampir saja gulung tikar, dan berkat keuletan Luis dan tekadnya yang besar, akhirnya perusahaan itu mampu berdiri kembali.

"Jika aku memberitahu, Mama. Maka itu bukan kejutan namanya," ucapnya seraya melepaskan pelukan ibunya. "Oya, dimana Leo dan Istrinya? Apakah mereka berdua sedang pergi berbulan madu? Bukankah mereka berdua masih pengantin baru,"

Nyonya Qin menggeleng. "Kakakmu masih di kantor, sementara kakak iparmu ada di taman belakang. Sepertinya dia sedang memetik bunga, kakak iparmu itu sangat menyukai mawar."

Mendengar kata 'menyukai mawar' membuat Luis teringat pada seseorang. Dulu sekali, dia pernah mengenal seorang gadis yang sangat menyukai bunga cantik namun berduri tersebut. Namun tiba-tiba gadis itu menghilang, dan mereka tak pernah lagi bertemu hingga detik ini.

"Ada apa, Lu? Kenapa tiba-tiba melamun?" tegur Nyonya Qin melihat Luis yang tiba-tiba diam dan melamun.

Luis mengangkat wajahnya dan menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, Ma. Ya sudah aku ke kamar dulu, aku sangat lelah dan ingin segera beristirahat." ucap Luis dan dibalas anggukan oleh ibunya.

"Baiklah,"

Setibanya di kamar, Luis langsung merapatkan tubuhnya yang terasa lelah pada tempat tidurnya yang super nyaman. Perjalanan dari luar negeri benar-benar menguras tenaganya.

'Kakak iparmu itu sangat menyukai mawar.'

Tiba-tiba Luis bangkit dari berbaringnya, setelah kata-kata ibunya kembali berputar di kepalanya. Buru-buru ia berjalan ke arah balkon. Dia ingin melihat langsung, seperti apa wajah kakak iparnya, benar-benar dia atau bukan? Karena di dunia ini, tak hanya dia saja yang menyukai mawar.

Namun Setibanya di balkon, Luis tak melihat seorang pun di taman, hanya siluet seorang perempuan berambut coklat panjang berjalan ke dalam rumah. Tak terlihat seperti apa parasnya, yang terlihat hanya punggungnya saja.

"Sial!! Kenapa aku menjadi penasaran dengan perempuan itu?!" ucap Luis memaki dirinya sendiri.

Luis meninggalkan balkon dan kembali ke kamarnya. Bodoh amatlah dengan perempuan itu, lebih baik dia istirahat saja, daripada harus memikirkan perempuan yang sama sekali tak ada hubungannya dengan dirinya.

.

.

"Lia, ayolah. Jangan ngambek begitu, Sayang."

Leo mencoba membujuk Lia yang sedang ngambek padanya. Perempuan itu tidak terima saat Leo mengatakan akan membawa istrinya pergi ke sebuah perjamuan mewah malam ini, jelas-jelas Lia sangat ingin pergi ke sana juga.

"Kau benar-benar menjengkelkan, Leo!! Kenapa harus perempuan itu? Kenapa bukan aku?! Kau tahu sendiri bukan, jika aku ingin sekali menghadiri jamuan mewah tersebut, tetapi kau malah membawa perempuan itu bukan aku!!" ujar Lia sambil menekuk wajahnya.

Leo tersenyum, kemudian menarik perempuan itu kepelukannya. "Tidak perlu kesal apalagi sedih, Sayang. Kau tetap bisa datang, kok. Memang bukan sebagai pasanganku, tetapi sebagai asisten pribadiku, spesial. Bagaimana, kau setuju bukan?" ucap Leo sambil melonggarkan pelukannya.

"Hm, sepertinya tidak terlalu buruk. Baiklah aku setuju,"

"Aku sangat ingin memasukimu sekarang juga, bisakah kau menemaniku bermain sebentar?"

Lia menyeringai seraya menganggukkan kepala. Mana Mungkin dia bisa menolak, ketika Leo mengajaknya untuk bermain. Apalagi Leo selalu membuatnya puas, dan Lia sangat menyukai bagaimana ketika Leo mendominasi dirinya.

"Tunggu apa lagi, ayo pergi ke toilet."

.

.

Sebuah bangunan mewah yang memiliki tiga lantai, seorang perempuan muda terlihat sibuk dengan mawar-mawar segar yang baru dia petik dari taman belakang.

Beberapa vas bunga berjajar di atas meja, samping kanannya. Perempuan itu tak hanya sendirian, dia bersama beberapa pelayan yang turut membantunya.

Aroma semerbak mawar yang begitu menenangkan, menyambut kedatangan Nyonya Qin. Ibu dua anak itu tersenyum lembut, membuat Serra ikut tersenyum juga.

"Sayang, apa kau yang merangkai bunga-bunga mawar ini? Sangat cantik dan terlihat mewah mewah," ucap Nyonya Qin memuji hasil karya menantunya. Dan rangkaian bunga yang Serra ciptakan, mengingatkan Nyonya Qin pada sahabatnya yang saat ini berada di luar negeri.

"Kau terlalu memuji, Ma. Aku masih perlu banyak belajar lagi," jawab Serra.

"Kau terlalu merendahkan diri, Serra. Memang benar apa kata orang, bahkan bunga liar sekali pun bisa menjadi bunga yang sangat cantik, jika berada di tangan yang tepat. Dan Mama sangat kagum dengan hasil karyamu ini, buket-buket bunga cantik ini mengingatkan Mama pada seorang sahabat yang saat ini berada di luar negeri," ujar Nyonya Qin panjang lebar.

Tiba-tiba Nyonya Qin terdiam, saat dia mengingat sesuatu. "Serra, bagaimana Leo memperlakukanmu? Apakah dia bersikap baik padamu atau tidak?" tanya Nyonya Qin penasaran. Pasalnya dia tahu, jika Leo tidak menyukai Serra sama sekali.

Serra tak lantas menjawab pertanyaan Ibu mertuanya. Dia menatap wanita itu selama beberapa detik. Lalu pandangannya kembali pada bunga-bunga cantik di depannya.

"Aku tidak ingin mengadu domba antara Mama dan dia, tetapi aku juga tidak bisa berbohong apalagi menyembunyikan sebuah kebenaran pada Mama. Leo, tidak pernah bersikap baik padaku. Apalagi memperlakukanku layaknya seorang istri. Bahkan, aku tidak memilih status apapun di rumah ini!!" Jawab Serra panjang lebar.

Bisa saja dia berbohong pada ibu mertuanya, dan mengatakan jika Leo selalu bersikap baik padanya. Tetapi Serra rasa, hal itu tidak ada gunanya.

Untuk apa membela seseorang yang tidak bisa menghargai dirinya sama sekali, meskipun Leo berstatus sebagai suaminya, tetapi Serra tidak bisa menghormatinya, karena sedikitpun leo tidak pernah l menghargainya sebagai seorang istri.

"Anak itu benar-benar keterlaluan, lihat saja bagaimana Mama akan memberikan pelajaran padanya nanti!! Mama, sangat tidak rela jika kau diperlakukan tidak adil seperti ini oleh Leo. Nanti Mama akan mencoba untuk bicara dengannya. Tenang saja, Serra. Karena Mama selalu berada di pihakmu!!"

Nyonya Qin benar-benar tidak bisa menerima apa yang Leo lakukan pada Serra. Dia pasti akan memberi pelajaran pada putranya itu, karena sudah bersikap semena-mena pada menantunya.

Dan sangat menyayangi Serra, dan dia juga sudah menganggapnya sebagai Putri kandungnya sendiri. maka dari itu Nyonya Qin tidak terima jika Serra sampai diperlakukan dengan buruk oleh orang lain, bahkan itu oleh putranya sendiri!!

"Terimakasih, Ma."

"Sama-sama, Sayang,"

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

betul Serta

2024-11-04

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kau cuma kekasihnya Leo dan bukan isterinya...

2024-11-04

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

apakah Serra

2024-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!