Diabaikan

Bosan...

Satu kata dengan berjuta makna. Berada di tengah keramaian semacam ini benar-benar membuat Serra merasa muak. Dia ingin sekali lari dan meninggalkan jamuan yang tidak penting ini. Dia tidak memiliki teman untuk mengobrol, sedangkan Leo sibuk dengan dunianya sendiri. Dia begitu asik mengobrol dengan beberapa rekan bisnisnya, dan mengabaikan dirinya.

Jika diajak hanya untuk diabaikan, lalu kenapa Leo harus membawa dirinya datang ke acara membosankan semacam ini.

"Leo,"

Seruan keras itu mengalihkan perhatian beberapa orang, termasuk Serra. Seorang wanita cantik, dalam balutan gaun merah yang memperlihatkan lekuk tubuhnya terlihat menghampiri Leo.

Leo tersenyum lebar menyabut perempuan itu. Senyum yang tak pernah dia tunjukkan sama sekali pada istrinya. "Kenapa kau datang terlambat? Apa terjadi masalah di jalan?" tanya Leo memastikan.

Lia menggeleng. "Tidak ada, hanya sedikit macet saja." Ucapnya.

Serra memperhatikan kemesraan mereka berdua dari jauh, bukannya merasa sedih dan cemburu atas sikap dan perlakuan suaminya pada wanita lain, gadis itu justru merasa muak. Mereka berdua benar-benar terlihat menjijikan, bagaimana bisa berselingkuh terus secara terang-terangan di depan umum, dan di depan matanya.

Lia terus menempel pada Leo, dan dia tak merasa keberatan sama sekali. Lalu pandangan Leo bergulir pada Serra yang tengah memperhatikan mereka berdua. Pria itu menatapnya dengan dingin, dan lagi-lagi Serra tak peduli. Bahkan mereka berdua t*lanjang di depan umum sekalipun, dia benar-benar tidak peduli.

Serra menghentikan seorang pelayan yang melintas di depannya. Kemudian mengambil red wine, dan melenggang meninggalkan keramaian. Leo memperhatikan kemana perempuan itu pergi, tetapi dia tidak peduli.

Karena tujuan Leo membawa Serra untuk ikut bersamanya, bukan karena dia ingin memperkenalkan wanita itu pada koleganya, melainkan hanya untuk mengalihkan perhatian ibunya. Dia akan sangat marah jika mengetahui bagaimana sikapnya pada Serra, Nyonya Qin sangat menyayangi perempuan itu.

"Nona, saya perhatikan dari tadi Anda sendirian terus, boleh saya temani?" seorang laki-laki menghampiri Serra, membuat perhatian perempuan itu sedikit teralihkan dari sang malam.

Serra memperhatikan laki-laki itu dari ujung rambut sampai ujung kaki, dia memiliki perawakan tubuh yang nyari sempurna. Dan ditunjang oleh wajahnya yang tampan.

"Maaf, tapi saya telah bersuami," jawabnya.

"Oh, maaf. Saya benar-benar tidak tahu jika Nona sudah bersuami, kalau begitu saya permisi dulu." ucap laki-laki itu penuh sesal dan pergi begitu saja. Meninggalkan Serra sendirian di tempat sepi tersebut.

Bukan karena Serra takut akan mencoreng nama baik keluarga Qin, ataupun mencoreng nama baik Leo, suaminya. Tetapi Serra melakukannya untuk dirinya sendiri, bukan untuk orang lain. Dia masih memiliki harga diri sebagai seorang wanita.

.

.

Luis memagut dirinya di depan cermin. Celana panjang hitam, kemeja putih, serta Vest V-Neck yang senada dengan warna celananya, membungkus tubuh laki-laki itu. Rambut coklat terangnya yang biasanya dibiarkan sedikit berantakan, malam ini tertata rapi. Dia akan menghadiri sebuah acara yang sama dengan Leo, yakni sebuah jamuan makan malam.

Setelah memastikan tak ada yang kurang pada penampilannya, Luis mengambil jas hitamnya dan menyampirkanya di lengan kirinya. Luis terlihat menuruni tangga dengan tenang. Dan kedatangannya disambut oleh seorang wanita paruh baya, yang tak lain dan tak bukan adalah ibunya.

"Kau mau pergi, Lu?" tegur Nyonya Qin.

"Hm, aku akan menghadiri acara yang sama dengan, Leo. Mungkin saja kami bisa bertemu di sana," jawabnya.

Sejak kepulangannya siang ini, Leo dan Luis memang belum bertemu sama sekali. Leo tak pulang ke rumahnya, dia berangkat kearah jamuan langsung dari kantornya. Sementara Serra, datang ke acara perjamuan itu dengan diantar oleh sopir.

Nyonya Qin tersenyum. "Pantas saja Putra Mama sangat tampan malam ini, dan jangan lupa bawakan calon menantu untuk, Mama. Mama, ingin segera menimang, cucu. Leo, masih menundanya, dan harapan Mama hanya ada padamu. Untuk itu segera carikan Mama menantu," canda Nyonya Qin.

Luis menghela napas. "Aku tidak bisa berjanji, Ma. Lagipula aku masih menunggu seseorang, dan hanya dia yang ingin aku nikahi!!" jawab Luis menimpali. Sorot matanya berubah Sendu, ketika membahas tentang gadis itu.

Jujur saja Nyonya Qin sangat penasaran dengan gadis yang tidak pernah bisa Luis lupakan hingga detik ini. Yang membuat putranya itu, sulit untuk jatuh cinta kembali.

Saat masih sekolah dulu, Luis pernah bercerita padanya jika dia sedang jatuh cinta pada juniornya. Tetapi sayangnya, Luis tidak pernah berani untuk mengatakannya pada gadis itu. Hingga mereka lulus sekali pun, Luis tetap memendam perasaannya.

Di pesta kelulusan, adalah pertemuan mereka yang terakhir. Sebelum akhirnya gadis itu pergi dan menghilang, ada yang mengatakan jika gadis itu melanjutkan studinya di luar negeri, ada pula yang mengatakan jika gadis itu telah di jodohkan dan tinggal di luar negeri bersama suaminya.

Tetapi semua informasi itu masih simpang siur dan belum terbukti kebenarannya. Dan jika boleh berharap, Luis ingin bertemu dengannya sekali lagi, sebentar pun tak masalah asalkan ia bisa melihat wajah cantiknya.

"Mama, sebagai orang tua hanya bisa berdoa untuk kebahagiaanmu. Semoga Tuhan segera mempertemukan kau dan dia, lalu menyatukan kalian kembali. Mama hanya ingin kau bahagia." Ujar Nyonya Qin sambil mengusap wajah putranya.

"Terimakasih untuk doa terbaikmu, Ma. Ya sudah, aku pergi dulu." Ucap Luis seraya beranjak dari hadapan sang ibu.

Nyonya Qin menganggukkan kepala. "Sayang, hati-hati dijalan dan jangan mengebut!!"

"Iya, Ma. Aku tau."

.

.

Bulan paruh bersinar terang malam itu. Bukan rahasia lagi jika seorang Serra sangat mengagumi benda-benda langit, terutama bulan dan bintang.

Meskipun bagi banyak orang pelajaran Astronomi cukup membosankan, namun dengan bangganya Serra memasukkan pelajaran itu dalam daftar subjek favoritnya.

Menurutnya, bulan di malam hari sangatlah indah. Dan baru-baru ini Ia menyadari bahwa benda itu berkali-kali lipat lebih indah, karena terus mengingatkannya akan seseorang. Sayangnya orang tersebut sangat membenci bulan.

Gadis itu tersenyum, kembali ia mengangkat wajahnya dan menatap langit malam yang cerah dan berbintang.

Banyak sekali kenangan indah dibawah langit malam bertabur bintang, kenangan yang ia sendiri bahkan tak yakin bisa mengulangnya kembali. Dan memandang langit malam selalu mengingatkannya pada orang itu.

"Kau pasti kesepian karena, Leo, lebih memilih menemaniku dibandingkan menemanimu?!"

Perhatian Serra teralihkan oleh suara itu. Ia menoleh dan mendapati Lia berjalan menghampirinya. Perempuan itu menatapnya dengan senyum meremehkan. Sepertinya wanita itu sudah tau siapa dirinya?!

Serra kemudian berbalik badan, dan menatap Lia dengan seringai meremehkan. Dengan santai dia berkata. "Oh, jadi kau wanita mur*han itu?! Memang paling pas jika J*Lang bersatu dengan sampah. Dan kalian berdua, sama-sama Sampahh!!"

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kata² indah buat Lia

2024-11-04

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Lia benaran tidak tahu malu 😏
lebih baik Serra pergi saja

2024-11-04

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

salam kenal dari yunia mampir kecerita pemula ku ya say. AYU YANG MALANG.👃👃👃

2023-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!