Lia menghampiri Nyonya Qin yang sedang duduk di ruang tamu. Senyum lebar tak pudar sedikitpun dari bibir merahnya. Namun kedatangan perempuan itu tak disambut baik oleh Nyonya Qin. Dia bersikap acuh dan dingin padanya.
"Ma, sebenarnya siapa yang akan datang malam ini? Kenapa banyak sekali menu yang ada di meja makan, tidak seperti biasanya."
"Itu bukan urusanmu!! Sebaiknya kau kembali saja ke kamarmu!!"
Lia menggeleng. "Aku tidak akan pergi kemanapun!! Ma, aku adalah menantu di keluarga ini. Putramu sendiri yang memilihku sebagai istrinya, lalu kenapa kau tidak bisa menerimaku? Memangnya Apa salahku, aku sedang mengandung cucumu!!"
Sontak Nyonya Qin mengangkat kepalanya dan menatap pria dengan tajam. Seringai meremehkan tercetak di bibir merah wanita itu. "Kau bilang apa, mengandung cucuku? Kenapa kau begitu yakin jika janin yang ada di dalam kandunganmu adalah anak dari, Leo?"
"Karena dia yang menghamili ku!!" teriak Lia dengan suara meninggi. Wanita itu menyeka air matanya yang tak henti-hentinya menetes. "Aku juga ingin disayangi, tapi kenapa kalian tak pernah memberikan kasih sayang itu padaku?!"
"Karena kau tak layak!!" Nyonya Qin menyela cepat. "Seharusnya kau sudah tahu, jika sejak awal kau tidak di terima di keluarga ini!! Perempuan sepertimu tidak layak bersanding dengan putraku, dan betapa bodohnya aku karena pernah tertipu oleh wajah polos mu itu!!"
Ketika pertama kali Leo membawa Lia ke kediaman Qin, Nyonya Qin menyambut kedatangan dengan sangat hangat. Bahkan dia sangat menyayangi Lia, namun sikapnya berubah total saat dengan mata kepalanya sendiri Nyonya Qin melihat Lia keluar dari sebuah hotel dengan seorang pria paruh baya.
Awalnya dia mengira jika orang itu adalah ayah dari Lia. Akan tetapi setelah dia menyelidikinya, ternyata laki-laki itu bukanlah ayah Lia melainkan suami orang yang memang memiliki hubungan khusus dengan wanita itu.
Dan sejak itulah rasa sayang yang Nyonya Qin miliki untuk Lia berubah menjadi rasa benci, dan dia menganggap jika perempuan itu tak layak bersanding dengan putranya apalagi menjadi menantu keluarganya.
"Jadi Mama meragukan anak di dalam perutku ini?!"
"Ya,"
"Atas dasar apa Mama meragukan jika ini adalah anak, Leo? Hanya dengan dia aku berhubungan bad*n, jadi tidak mungkin ini anak orang lain!!"
"Berapa usia kandunganmu sekarang?!"
"Tujuh bulan!!"
Nyonya Qin menyeringai. "Tepat sekali, dan tujuh bulan yang lalu aku melihatmu keluar dari sebuah hotel bersama laki-laki tua. Atau jangan-jangan janin di dalam perutmu itu adalah anak orang itu?" ucap Nyonya Qin dengan seringai yang sama.
"MAMA, CUKUP!!"
Leo datang membela Lia. Dia membentak ibunya dengan keras, Leo tidak terima ketika ibunya mengatakan yang tidak tidak pada Lia apalagi menganggapnya sebagai perempuan mur*han!! Leo menarik Lia ke pelukannya. Lia menangis. "Jangan menangis," pinta Leo menenangkan.
Sampai kapan kau akan menjadi pria bodoh yang mau diperalat oleh wanita, Leo? Dan asal kau tahu saja, Lia tidaklah sebaik yang kau kira selama ini!! Dia bukan perempuan baik-baik, dengan mata kepala Mama sendiri, mama pernah melihatnya~!!"
"Tiba-tiba kepalaku pusing, antarkan aku ke kamar." Pinta Lia. Dia berusaha mencegah Nyonya Qin melanjutkan ucapannya.
Leo menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Mama, benar-benar keterlaluan." Ucapnya dan pergi begitu saja. Leo begitu memihak istrinya. Telinganya seakan tuli, dan matanya seakan buta dengan kebenaran-kebenaran yang ada di depan matanya.
Nyonya Qin menghela napas berat. Dia tidak tau lagi bagaimana harus memberitahu Leo jika Lia bukanlah perempuan baik-baik. Lia pasti akan berusaha mencegahnya mengatakan yang sebenarnya. Seperti yang baru terjadi contohnya. Sepertinya dugaannya benar, jika bayi yang ada di dalam perut Lia bukanlah anak Leo.
.
.
Luis menghentikan Mobilnya di sebuah toko kue langganan ibunya. Serra mengatakan ingin membelikan sesuatu untuk mantan Ibu mertuanya tersebut, dan Luis menyarankan supaya Serra membelikan cheese cake saja. Dan Serra menyetujuinya.
Mereka berdua memasuki toko kue tersebut sambil bergandengan tangan. Entah kenapa Luis tidak mau melepaskan genggamannya sedikit pun pada Serra. Mungkin saja dia takut jika perempuan itu akan tiba-tiba menghilang lagi seperti dulu.
"Hei, lihatlah kita menjadi pusat perhatian." Bisik Serra di tengah langkah mereka. "Mungkin saja mereka berpikir jika kau adalah kekasih yang protektif,"
Luis menolak dan membalas tatapan Serra. Mencubit hidung mungilnya dengan gemas. "Aku tidak peduli!!" jawabnya menimpali. Mereka pun tiba di dalam toko, seorang wanita yang berdiri di balik etalase menyambut kedatangan mereka dengan hangat.
"Tuan Muda Qin," siapa pelayan itu.
"Cheese cake satu,"
"Baik, Tuan Muda. Mohon ditunggu," Ucapnya.
Dan tak sampai lima menit, pesanan mereka pun tiba. Setelah membayar cheese cake tersebut, keduanya pun segera meninggalkan toko dan kembali ke mobil. Mereka sudah hampir terlambat, apalagi dari tadi ponsel Luis terus saja berdering. Ibunya terus saja menghubunginya.
Luis menoleh dan menatap Serra yang tampak gugup. Kemudian laki-laki itu tersenyum, Luis meraih tangan Serra dan menggenggamnya. "Kenapa? Apa kau gugup?" Serra menganggukkan kepala. Dia benar-benar tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. "Santai saja, Mama tidak akan menggigit mu kok." canda Luis. Mencoba menghilangkan kegugupan Serra.
"Aku serius, Luis."
"Dan aku dua rius." Sahut Luis tak mau kalah.
Serra mendengus berat. Sepertinya percuma saja berdebat dengan Luis karena dia tidak mungkin menang jika sudah berdebat dengannya. Apalagi Luis tidak pernah mau mengalah jika sudah berdebat dengannya. Bahkan sekarang Luis sedang menatapnya dengan senyum penuh kemenangan.
Luis menghidupkan kembali mesin mobilnya dan melanjutkan perjalanan mereka yang sempat tertunda. Luis tidak ingin membuat ibunya menunggu lebih lama lagi, apalagi dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan calon menantunya.
.
.
Sebuah mobil yang memasuki halaman mengalihkan perhatian Nyonya Qin. Buru-buru wanita itu keluar untuk menyambut kepulangan putra bungsunya serta kedatangan calon menantunya.
Nyonya Qin sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan calon menantunya tersebut, dia ingin tahu perempuan seperti apa yang telah berhasil meluluhkan hati Putra bungsunya yang sedingin es. Dan dia berharap jika perempuan itu adalah perempuan yang berasal dari keluarga baik-baik.
"Luis, kenapa kau hanya sendirian? Lalu mana calon menantu Mama yang kau bicarakan tadi?" tanya Nyonya Qin saat melihat Luis hanya sendirian.
"Apa tidak ada pelukan untukku terlebih dulu, ma? Masa iya yang ditanyakan terlebih dulu adalah menantumu, bukan kabar putramu!!"
"Kau terlalu cerewet. Cepat, mana dia? Mama sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengannya!!" desak Nyonya Qin memaksa.
Luis menghela napas. Kemudian dia memanggil seseorang yang masih ada di dalam mobilnya. Dan kemunculan gadis itu tentu saja mengejutkan Nyonya Qin. Dengan lirih dia memanggil nama perempuan itu ..
"Serra..."
.
.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
kembali menjadi menantu tapi calon suami nya adalah Luis....
2024-11-04
0
Kerimpak Kaca Luya
Apa yg susah sangat utk membuktikan kalau lia itu bukan wanita baik²...kan nyonya punya banyak wang, bayar org dong utk menyiasat kebanarannya...itu pun...mau aku ajarkan caranya engak nyonyak🤭🤭🤭 ambil video dari cctv dihotel itu tunjukan kepada leo bodoh kan senang💆💆💆
2023-03-21
1
Dea
Nyonya Qin,,,bukan anda saja yg terkejut.tpi aku disini juga sangat sangat terkejut 😁😁
ternyata calon menantu yg akan dikenalkan oleh Lui adalah Serra..hehehehe
2023-03-13
0