bab 17

Dalam perjalanan Ara selalu bertanya-tanya dalam hatinya, apa sebenarnya yang terjadi? Dia sama sekali tidak mengerti, tidak ada yang memberitahunya tentang semua ini. Yang Ara tahu jika Varo adalah tunangan dari bibinya, dan dia mencintai tunangan bibinya itu dan berusaha untuk merebutnya.

 Tetapi jika dia mengingat kembali saat pertama dia mencoba menggoda Varo. Laki-laki itu memang tidak pernah marah, dia hanya acuh saja ketika Ara mencoba menyentuh tubuh di bagian dada laki-laki itu. Dan lagi-lagi Varo tidak menunjukkan ketidak sukaannya terhadap dirinya yang tengah menggoda bahkan laki-laki itu tidak menolak dan juga tidak mengizinkan, Varo hanya diam saja. Mungkin jika laki-laki lain yang memang sudah memiliki tunangan, tentu pasti sangat marah dong, ada wanita lain menyentuh tubuhnya dengan lancang

Namun berbeda dengan Varo yang hanya diam dan acuh saja saat Ara mencoba mendekati nya bahkan mengakan cinta padanya. Sungguh tidak mengerti, ara baru menyadarinya setelah ia ingat-ingat kembali momen tersebut. Dan ditambah lagi dengan kejadian tadi malam yang semakin membuatnya bingung, penasaran apa sebenarnya yang terjadi. Begitulah di dalam pikiran Ara sangat kacau. Ditambah lagi dengan perkataan nenek tirinya yang begitu pedas itu. Ara langsung bergegas menancap gas mobilnya agar supaya segera sampai di kantor paruh dan meminta penjelasan semuanya. 

Sesampai di tempat parkiran depan kantor milik Varo Ara mendongak, dia melihat gedung tinggi yang lumayan besar itu. Menurut informasi yang dia dengar, jika kantor ini adalah cabangnya saja. Sementara kantor utama berada di negara lain yang jauh lebih besar dan lebih sukses, semua dari kalangan bisnis tentu sudah pasti mengenal perusahaan milik Nicholas itu. Bahkan hanya kantor cabangnya saja sudah terkenal di mana-mana, Varo memang laki-laki pengusaha sukses di usianya yang masih begitu muda.

Ara langsung menghampiri resepsionis dan bertanya padanya.

" Apa Paman Varo ada?" Tanya Ara. Ini baru pertama kalinya dia menginjakkan kaki di kantor.

" Sorry, paman Varo itu siapa?" Tanya resepsionis itu sopan. 

Ara menepuk keningnya mengerutuki kebodohannya.

" Ah maksud saya, CEO Alvaro Nicholas Hamizan. Apa dia ada?" 

" Atas nama siapa?" Resepsionis itu bertanya, dia akan mengecek siapa tahu jika gadis di hadapannya ini sudah memiliki janji pada CEO nya. 

" Arabelle Kaila Dahayu, katakan padanya jika saya ingin bertemu," jawab Ara. 

" Maaf, tapi CEO tidak memiliki janji untuk bertemu dengan anda. Jika ingin bertemu dengan CEO Alvaro harus membuat janji terlebih dahulu supaya kami bisa mengantar anda padanya," ucap resepsionis itu dengan sopan. Dia bekerja profesional sekali sambil menangkup kedua tangannya bahkan dengan senyum di wajah. 

" Ah, berati harus membuat janji dulu ya? Apa gak bisa bertemu langsung, soalnya ini penting sekali," mohon Ara, dia tidak ingin menundanya lagi. Ara harus mengetahui kebenarannya hari ini juga.

" Mohon maaf, anda bisa kembali setelah memiliki janji." 

" Gak bisa, saya harus segera bertemu dengennya sekarang juga. Apa kamu gak bisa menelepon dia. Katakan saja jika saya calon keponakannya inggin ketemu." Ara memaksa, dia membuat keributan di kantor itu.

Resepsionis terpaksa harus memanggil keamanan untuk mengusir Ara.

" Maaf Mbak, ini sudah ke 10 kalinya wanita datang Ingin bertemu dengan beliau. Tapi semuanya ditolak karena memang tidak memiliki janji, jika anda membuat keributan seperti ini terpaksa kami akan mengusireanda keluar dengan paksa," kata wanita itu masih dengan sopan.

Ara sangat kesal lantaran dirinya tidak diperbolehkan masuk, bahkan dia di seret paksa oleh security untuk mengusirnya keluar.

" Ada keributan apa ini?" Seseorang baru datang dia melihat keributan di depan pintu utama. 

" Maaf tuan Arkan membuat keributan di sini terpaksa kami harus mengusirnya," ucap security sambil menundukkan kepalanya kepada Arkan, karena Arkan adalah tangan kanannya direktur kantor ini.

Arkan sontak menoleh ke arah gadis yang diseret paksa oleh kedua security tersebut dia membulatkan kedua bola matanya.

" Kamu Ara, kan?" Tanyanya kepada Ara sontak Ara mengerutkan keningnya.

" Kamu kenal saya?" Tanya balik Ara, ada tidak mengingat sama sekali jika dia pernah mengenal laki-laki ini sehingga laki-laki itu mengetahui namanya.

" Astaga … lepaskan dia dia adalah tamu penting di kantor ini," ucapkan kepada kedua security itu. Dan security itu langsung melepaskan tangannya kemudian meminta maaf.

" Sudah lama kita tidak bertemu, Ara. Apa kamu ingin menemui Varo?" 

Dengan wajah bingung Ara mengangguk saja. Dia sama sekali tidak mengingat jika mengenal laki-laki ini.

" Ayo biar aku antar kamu ke ruangannya sekalian aku juga ingin bertemu dengan Varo." 

Keduanya berjalan beriringan menaiki lift khusus direktur menuju ruangan Varo yang berada di lantai 20. Di dalam lift Ara selalu melirik laki-laki yang sok mengenalnya ini, dia berusaha mengingat-ingat tetapi daya ingatannya tidak bisa menemukan siapa sebenarnya laki-laki ini. 

" Sepertinya Varo sedang meeting sebanyak kamu tunggu saja di dalam mungkin setengah jam lagi dia akan selesai," ucap laki-laki itu membuka bukan pintu ruangan Varo. 

" Maaf, tapi apa sebelumnya kita saling mengenal?" Tanya arah dengan wajah bingung. 

" Oh iya kamu masih belum mengingatnya, dulu kita pernah bertemu sekali bahkan sudah berkenalan. Mungkin kamu sudah lupa, dan sekarang aku kembali memperkenalkan diri." Laki-laki itu mengeluarkan tangannya.

" Arkan sahabatnya Varo!" Ara tidak menjawab dia hanya menyambut uluran tangan Arkan itu dengan wajah yang masih dalam kebingungan Ara mengingat-ngingat kembali namun momen di mana dirinya dan akan bertemu tidak ada dalam ingatannya.

" Aku sama sekali tidak mengingat, kapan dan di mana?" Ucap Ara.

" Ah sudahlah, karena memang sudah sangat lama sekali wajar saja kamu tidak mengingatnya, sekarang kamu duduklah di sana, aku mau mengurus sesuatu dulu, sebentar lagi Varo akan datang." Setelah mengatakan itu akan keluar dari ruangan Faro kan ada sesuatu yang harus dia kerjakan di kantor ini.

Ara melihat sekeliling, dia seperti merasa tidak asing di dalam ruangan ini. Bayangan akan masa lalu teringat dalam benaknya hingga membuat kepalanya terasa sakit, Ara pun berjongkok sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit itu. 

" Perasaan apa ini dan bayangan apa yang aku lihat tadi?" Arah berjalan menuju tempat duduk di mana Faruq selalu duduk di kursi kebesarannya. Ara melihat melihat dengan kepalanya yang sedikit masih terasa pusing lagi-lagi bayangan sesuatu muncul di benaknya.

" Aaaak, sakit sekali …" lagi-lagi rasa sakit itu muncul saat dirinya mengingat-ingat kejadian gimana bayangan itu tiba-tiba ada dalam. 

Sosok laki-laki muda duduk sambil memangku gadis kecil. Mereka terlihat sedang tertawa bahagia. Ara juga dapat melihat dari bayangannya jika gadis kecil itu tengah berlari-lari di area ruangan ini, Ara tersenyum karena terlihat begitu harmonis sekali hubungan antara anak dan ayah tersebut. 

Kemudian Ara mencoba untuk duduk di kursi kebesaran itu, kemudian pandangannya tak sengaja melihat sebuah foto kecil di meja tersebut. Ara begitu sangat terkejut melihat siapa yang ada di dalam foto itu. 

Terpopuler

Comments

Puja Kesuma

Puja Kesuma

kayaknya ara lupa ingatan...ttg hubungannya jg dgn varo jd lupa jg

2023-02-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!