bab 07

" Paman …" panggil Ara dengan nada manja. 

" Emmm …" Varo tidak menoleh karena dia tengah fokus menyetir, keduanya sedang dalam perjalanan menuju kampus, sesuai yang di katakan oleh Varo jika dirinya yang akan mengantar gadis manja itu ke kampus karena jalan ke kantor searah dengan kampus. 

" Kenapa Paman harus ikutan juga sih ngasih hukuman ke Ara? Emangnya Ara udah melakukan kesalahan spa sama Paman?" Tanys Ara bingung, mungkin jika Nuri yang memberikan hukuman Ara masih bisa maklum, nah tapi kenapa Varo memberikan hukuman juga, lalu apa hubungannya gitu Ara tak habis pikir.

" Itu karena kamu gadis nakal yang tidak menurut." 

" Auw …" Ara mengusap pipinya yang di cubit oleh Varo.

" Emang kenalakan apa yang sudah aku lakukan ke Paman?" Gerutunya.

Varo menghela nafasnya menoleh sekilas gadis yang tengah memanyunkan bibirnya itu.

" Apa kamu tidak sadar jika sudah bikin semua orang khawatir, hem? Pergi ke klub mengenakan baju seksi, mabuk sambil joget-joget, asik banget ya. Seharusnya hukuman yang aku berikan lebih berat ketimbang yang ini," ucapnya. 

" Apa bedanya, gak boleh keluar dari rumah selama seminggu bisa mati dalam keadaan bosan aku, Paman. Hukuman yang lain aja kek," tawarnya. 

" Emangnya hukuman apa yang pas buat gadis nakal seperti kamu?" Tanya Varo, dia melihat wajah Ara sekilas. Kemudian dia mengerutkan keningnya ketika melihat senyuman bak iblis itu. 

" Emmm …" Ara mendekatkan tubuhnya ke lengan Varo lalu dia merangkulnya dan menyenderkan kepalanya di bahu laki-laki itu.

" Gimana kalau hukuman nya cium aja!" Ara tersenyum nakal sambil menggoda, bahkan dia sengaja mendekatkan kepalanya hingga hembusan nafas itu dapat di rasakan oleh Varo. 

" Gimana, Paman mau gak?" Lagi-lagi Ara menggoda, bahkan kali ini sangat berani sekali mengecup jejang leher Varo hingga laki-laki itu menginjak rem mobil nya mendadak.

" Aaauw, Paman." Ara memegangi keningnya akibat terbentur karena dirinya tidak menggunakan sabuk pengaman dan tentu membuatnya terbentur.

" Kamu nggak pa-pa?" Varo mengusap kening Ara, terlihat wajah laki-laki itu khawatir dengan nya. Sontak saja Ara Ingin melayang terbang tinggi. Dia kegirangan seketika Varo sangat perhatian padanya. 

" Sakit banget, tiupin," pinta Ara manja. Tetapi tanpa diduga Varo malah menurut dan laki-laki itu spontan langsung meniup bekas terbentur tadi di kening Ara. 

Deg … jantung Ara seakan mau meledak, darahnya mengalir deras hingga tubuhnya menjadi kaku. 

" Masih sakit?" Tanya Varo, jarak keduanya masih sangat dekat. Wajah Ara sudah tidak tahu lagi, yang pasti saat ini sudah berubah menjadi merah bak tomat. 

" T-tidak." Karena tidak sanggup dengan detak jantungnya yang berdetak kencang, Ara mendorong tubuh Varo pelan supaya dirinya bisa bernafas lega. 

" Kenapa, hem?" Tanya Varo heran, bukankah hal seperti ini yang di inginkan gadis itu, lalu kenapa sekarang malah tak ingin dekat -deket. Varo jadi semakin ingin menggodanya, bukannya menjauhkan tubuhnya malah semakin ia pepetkan hingga jarak mereka bener -bener begitu dekat. Untungnya Varo sudah menepikan mobilnya di pinggir jalan. 

"S-sesak, Paman," cicitnya pelan, Ara memalingkan wajahnya lantaran nafas Varo dapat menyentuh kulitnya bahkan bibir tipis itu bisa menyentuh kulit pipinya sekarang ini.

" Benarkah? Bukannya tadi kamu bilang ingin mengganti hukuman dengan ciuman saja." Varo membelai wajah Ara kemudian dia mengangkat dagunya hingga pandangan mereka bertemu. 

Ara tak menjawab karena sekarang ini bibirnya sudah di kunci rapat oleh Varo. Ya laki-laki itu kini menciumnya, mencium lembut bibirnya. Ara bingung, bahkan matanya saja masih terbuka karena syok dengan ciuman yang diberikan oleh Varo. 

" Tutup mata kamu, Ara. Dan balas ciuman nya," ujar Varo menghentikan kegiatannya dia menempelkan keningnya di kening Ara. 

Lalu Varo kembali lagi mencium gadis itu, dia menekan tengkuk Ara supaya dia bisa lebih memperdalam dalam ciumanan nya. Sementara Ara mengikuti apa yang di katakan Varo untuk menutup matanya dan membalas ciuman lembut itu walaupun agak sedikit kaku tetapi dia bisa mengikuti gerakan yang di berikan oleh Varo. 

Saat laki-laki itu memasukan lidahnya ke rongga mulut Ara, Ara menyambutnya dengan menjulurkan lidahnya juga hingga lidah mereka menari-nari di dalam sana. Semakin lama ciuman itu semakin panas, bahkan yang tadinya lembut kini berubah menjadi nafsu. Tangan Ara yang tadinya hanya memegang baju Varo saja, kini sudah berpindah memeluk leher Varo erat. Hingga ciuman itu terhenti seketika ada seseorang yang mengetuk pintu kaca mobil. 

Ara sontak mendorong kuat Varo dan langsung mengelap bibirnya yang basa akibat ulah Varo. Ara begitu sangat malu, wajahnya nampak merona hingga dia tidak berani melihat siapa yang mengetuk jendela kaca mobil Varo. Ara lebih memalingkan wajahnya ke luar jendela saja, sementara Varo membuka kaca mobilnya dengan ekspresi wajah kesal karena sudah mengganggunya. 

" Ada apa?" Tanya Varo dingin. 

" Maaf Tuan sudah mengganggu, tapi tolong jangan parkir disini karena ini area dilarang parkir. Mohon baca rambu-rambu jalan," ucap satpol PP yang tengah melintas jalan dia tak sengaja melihat ada sebuah mobil berhenti di pinggir jalan padahal sudah jelas sekali ada rambu-rambu yang terpasang tak jauh dari jarak mobil tersebut.

" Mata saya rabun jarak jauh, jadi tidak bisa membacanya dan saya lupa membawa kacamata. Saya berhenti sebentar karena ada keperluan dan sekarang apa perlu saya harus mengeluarkan surat-surat mobil?" Farah berbohong mengenai mata rabunnya padahal jelas-jelas dia bisa membacanya dengan jelas namun ia tetap saja melakukan pelanggaran tersebut karena jika ditilang sekalipun surat-surat milik mobilnya lengkap dan jika ditilang akan sangat mudah baginya untuk mengurusnya.

" Oh tidak perlu, karena kami bukan polisi yang sedang merazia. Hanya saja kami mencoba untuk menegur jika ada pelanggaran yang salah, dan membantu meringankan pekerjaan polisi saja!" Ucap salah satu satpol PP itu dengan sopan.

" Oh, terima kasih sudah mengingatkan." Varo kemudian menjalankan mobilnya. 

Ara mencoba untuk menahan senyumnya karena melihat tampang wajah dari paruh yang nampak sangat kesal. 

" Senang kamu sekarang, hem?" 

Karena tak tahan lagi arah pun tertawa terbahak-bahak.

" Lagian salah siapa berhenti di pinggir jalan, sudah tahu dilarang parkir. Untung kaca mobil ini gelap, jadi orang luar tidak bisa melihat apa yang kamu lakukan, dasar mesum." 

" Sekarang bilang mesum, tadi aja siapa yang minta dihukum dengan ciuman? Dasar kamu ya gadis nakal, tapi ingat … hukuman masih berlaku!" 

" What's … iih dasar pak tua nyebelin." Ara pun langsung memukuli Varo bertubi-tubi di bagian lengan. Dia sangat kesal sekali sudah dicium tapi hukumannya tetap saja tidak dicabut, Varo menang banyak. 

Terpopuler

Comments

Puja Kesuma

Puja Kesuma

ara 23 thn kog msh blom lulis kuliah ya....😁

2023-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!