bab 09

" Eh ngomong-ngomong, Nisya mana nie? Tumben-tumbenan tuh bocah belum dateng. Dosen Anto sebentar lagi datang loh?" 

Heran Chika tak biasanya sahabatnya itu datang telat ke kampus. 

" Coba gue telpon dulu." Ara menelepon Nisya, akan tetapi tak ada jawaban dari sahabatnya itu. Dia kembali menelponnya hingga berulang kali, namun jawabannya tetap sama. 

" Kok gak di jawab sih? Aneh banget." Begitu pun dengan Ara yang sama herannya, bahkan dari pagi-pagi sekali gadis itu sudah menelpon sahabatnya itu. Ara menjadi khawatir, karena dia tidak tahu nasib sahabatnya perihal tadi malam akan pulang dengan selamat atau tidak secara sahabatnya itu sudah minum banyak kala itu.

" Pulang dari kampus langsung kerumahnya yuk," ajak Chika. 

" Nggak bisa, kan gue udah cerita kalau gue lagi di hukum sama paman Varo." Ara mengingatkan. 

" Alah gitu doang mah gampang, lo tinggal rayu aja dia dengan ciuman lagi. Dengan begitu dia gak bakalan ngasih hukuman ke lo lagi," ujarnya mengajari.

" Gak mempan, Chika sayang. Lo kira asal dari ciuman itu dari mana kalau bukan dari gue yang merayu dia duluan. Tapi ujung-ujungnya hukuman gak boleh keluar rumah tetap aja masih berlaku." Ara putus asa, alamat seminggu tidak bisa keluar rumah, dirinya bagaikan di penjara jika seperti ini. 

Chika berpikir sejenak." Gimana kalau lo rayu dia bukan pake ciuman lagi?" Ucapnya setelah mendapatkan ide. Ara menaikan alisnya menatap curiga.

" Jangan bila lo mau nyuruh gue buat rayu paman Varo dengan tubuh?" Tebaknya. 

" Pintar, dengan begitu om Varo di jamin bakalan langsung klepek-klepek masa, lo." 

" Gila, ya gak mungkin lah gue mau nyerahin perawan gue gitu aja ke cowok. Cinta sih cinta, tapi gak perlu sampai nyerahin gitu kan milik berharga kita. Iya kalau paman Varo mau menikah sama gue, kalau ujung-ujungnya bakalan nikah sama bibi Nuri, apa lagi yang mau di harapan?" 

Ara masih memiliki akal sehat, walaupun dirinya begitu sangat mencintai farel namun dia masih memiliki harga diri dan tidak akan pernah menyerahkan harta berharga miliknya diserahkan begitu saja selama belum menikah. 

" What, jadi selama ini lo menggoda dia apa tujuannya?" Heran jika karena selama ini arah selalu bercerita jika dia terus menggoda Faro jika bukan dengan tubuh lantas dengan apa?

" Ya gue cuma hanya menggodanya saja dengan ciuman. Walaupun terkadang berpakaian **** tapi bukan berarti mau menyerahkan tubuh gue ke dia. Gue cuma mau paman Varo mencintai gue dengan tulus, bukan dengan embel-embel menyerahkan tubuh gue." 

Arah ingat hati ingin menggoda karo bermaksud supaya laki-laki itu mencintainya tanpa harus menyentuh milik berharganya. Mungkin hanya sekedar peluk cium tidak apa asal jangan melebihi batas saja itu yang arah inginkan saat menggoda. 

" Pantesan aja om Varo gak tertarik sama sekali, pasti bibi Nuri yang sudah memuaskan dia selama ini. Makanya laki-laki itu begitu setia, walaupun lo lebih cantik dan lebih muda tapi jika tidak bisa memberikan kepuasan laki-laki mana yang tahan." 

" Maksudnya sama seperti bokap lo, begitu?" 

Chika terdiam, karena yang dia katakan itu memang dari pengalaman nyokap bokapnya yang sudah bercerai. Mamanya memang lebih muda dan jauh lebih cantik ketimbang pelakor, tetapi karena mamanya memiliki riwayat penyakit kelamin yang tidak bisa memuaskan papahnya hingga membuat papanya itu berpaling dan lebih memilih pelakor yang bisa memuaskannya ketimbang mamanya yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun. 

Sementara itu, orang yang sedari tadi di telepon-teleponi ternyata masih di tempat asing menurutnya, kala itu dia berteriak karena terkejut melihat sosok laki-laki tidur bersamanya bahkan sama-sama tidak menggunakan sehelai benang pun dari tubuh mereka, dan dia sangat yakin jika mereka tidak hanya tidur berduaan saja melainkan melakukan sesuatu hingga membuat tubuhnya begitu terasa sakit, kakinya lemas dan yang paling menyiksa adalah area sensitifnya begitu sangat perih.

" Apa yang terjadi semalam? Kenapa aku gak ingat apapun?" Ucapnya sembari mengingat -ingat kejadian semalam yang membuatnya hingga berakhir seperti ini. 

Pada saat Nisya tengah memutar otaknya, laki-laki yang masih tidur itu membuka mata. Dia bangun sambil menguap kemudian mengambil hp di atas nakas untuk melihat ada panggilan masuk atau pesan wa dari kantor atau sahabatnya. 

" Siapa kamu?" 

" Innalillah, eh buset kenapa ada cewek di kamar gue?" Kagetnya, bahkan dia nyaris lompat saat melihat sosok wanita ada berada di dalam kamarnya. 

" Lo setan atau manusia?" Tanyanya sedikit takut, secara selama ini tidak pernah ada wanita yang masuk sampai ke kamarnya.

" Lo pikir gue setan, sialan. Cantik begini di bilang setan. Sudah nyulik gue, dikatain setan pula. Bener-bener," gerutu Nisya kesal.

Laki-laki itu bangun dari tempat tidurnya, saat dia berdiri tiba-tiba dia melihat ke bagian bawah tubuhnya yang saat ini tengah tidak memakai apapun. Sontak dia langsung menutupi dengan kedua tangan dan mengempit nya dengan kaki. 

" Kyaaaaa … lo habis ngapain gue?"  Teriaknya dengan ekspresi kaget. 

Di sini Nisya spontan langsung syok, dia tidak percaya jika laki-laki itu akan mengekspresikan yang seharusnya dia lakukan. 

" Apa-apaan dia, dan ekspresi macam apa itu?" Nisya sungguh dibuatnya semakin pusing. Nisya berdiri sambil menari selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya hendak pergi ke kamar mandi. 

" Kyaaaaa …" Nisya membalikan badannya mendengar lagi-lagi jeritan alai laki-laki itu. Nisya mengerut keningnya kebingungan.

" Darah keperawanan gue?" Ucapnya syok, persis seperti seorang gadis yang baru saja kehilangan keperawanan nya. Seharusnya hal tersebut terjadi pada dirinya kan? 

" Laki-laki mana mungkin mengeluarkan darah, bodoh!" Cibir Nisya kesal. 

" Terus itu darah apa dong?" Bertanya dengan wajah polos. Ingin sekali Nisya mencekik laki-laki di hadapannya ini. Baru kali ini dia bertemu dengan laki-laki tapi jadi-jadian. 

" Itu darah gue, bodoh. Astaga, kenapa gue bisa bertemu dengan laki-laki bodoh seperti dia." Heran Nisya, sungguh aneh bin ajaib. 

" Jadi, jadi kita sudah melakukan itu?" Ucapnya dengan tampang bodohnya. Nisya memutar bola matanya malas. 

" Auw jadi gue sudah tidak perjaka lagi dong, aduh. Oh my God, gimana nie, papi, mami aku sudah tidak perjaka lagi …" 

Nisa terbengong-bengong mendengarnya, yang benar saja … ternyata laki-laki di hadapannya ini adalah anak mami yang begitu manja, sungguh tidak cocok sekali dengan tampang wajah yang galak, postur tubuh yang gagah, ternyata dalamnya melambai. Sungguh ilfil sekali Nisya melihatnya. Nisya pikir laki-laki di hadapannya ini adalah sosok laki-laki yang arogan, dingin dan irit bicara. Tetapi semuanya salah.

" Lo harus bertanggung jawab!" Ucap laki-laki itu tiba-tiba, nadanya nampak sangat serius sekali. 

" What's …" 

Terpopuler

Comments

Puja Kesuma

Puja Kesuma

betul ara jgn mau serahkan keperawanan sama bukan muhrim...klp mengoda gk hrs menyerahkan hal yg berharga

2023-02-22

0

Puja Kesuma

Puja Kesuma

😃😃😃😃nisya hrs 5anggung jawab....nikahi laki laki itu nis

2023-02-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!