" Jadi, kalian melakukan itu?" Tanya Varo setelah mendengarkan semua cerita Johan.
" Dia yang mulai duluan," jawab Johan tetap dalam pendiriannya.
Varo menghela nafasnya, bisa-bisanya dia bersahabat dengan manusia seperti Johan ini.
" Jadi intinya lo juga menyukainya kan, terus gimana rasanya?"
" Enak!" Jawab Johan singkat, padat dan sangat jelas itu.
" Sialan, Lo heboh datang ke gue bilang kalau lo di perkosa olehnya. Tapi lo sendiri yang menikmati nya. Dasar sableng," ejek Varo malas.
" Jadi sekarang lo mau minta bantuan sama gue, apa?" Lanjutnya bertao, dia tidak memiliki waktu untuk meladeni sahabatnya itu karena sebentar lagi meeting akan segera dimulai.
" Lo harus bantuin gue buat cari tau cewek itu, supaya gue bisa minta ke mami buay langsung menikah dengannya. Karena dia harus bertanggung jawab. Dan gue juga tidak mau kalau mami sampai tahu, bisa runyam urusannya," ucapnya.
Varo menutup dokumennya lalu kembali menghela nafas melihat sahabatnya. Beginilah jika anak mami yang baru kehilangan perjakanya, sekali gol sudah langsung minta kawin. Padahal dulu tidak memiliki niat untuk menikah cepat karena malas berurusan dengan wanita yang sangat merepotkan. Tetapi sekarang, setelah sudah merasakan nikmatnya surga dunia malah langsung cepet -cepat minta nikah.
Varo menjadi kasihan dengan wanita yang akan menjadi istrinya nanti. " Wanita malang, semoga kau kuat iman," gumam Varo.
Sementara di waktu yang bersamaan, di kediaman Ara. Dimana gadis itu sudah bersiap-siap hendak pergi ke kantor Varo, dia harus bertanya mengenai apa hubungannya dengan semua ini. Nuri tidak ingin mengatakan apapun, gadis itu malah memilih untuk melanjutkan tidur dan malah menyuruh nya untuk pergi ke kantor Varo dan bertanya padanya. Mau tak mau Ara harus bergegas.
Pada saat hendak membuka pintu dia melihat ada sebuah mobil datang ke rumahnya. Ara mengerutkan keningnya melihat mobil tersebut yang tak asing menurutnya.
" Mobil itu …" Ara mengingat plat nomor mobil tersebut.
" Ah benar, Nenek," ucapnya baru ingat, dia langsung menghampiri wanita tua berusia 60 tahunan ini baru saja keluar dari mobil.
" Selamat pagi, Nek," sapa Ara sopan. Padahal dia sangat malas menyapa nenek yang merupakan ibu kandung dari bibinya tersebut, atau lebih tepatnya adalah nenek tirinya.
" Oh, Ara. Kamu mau ke mana, ke kampus?" Tanya wanita tua yang bernama Susi.
" Tidak, Ara mau pergi ke kantor dulu karena ada urusan. Kalau begitu Ara pamit dulu, bibi ada di kamarnya sepertinya masih tidur." Ara berpamitan sambil mencium tangan Susi.
" Ke kantor, memangnya kamu kerja sekarang?" Lagi bertanya, sepertinya nenek Susi begitu sangat kepo sekali.
" Ah tidak, Ara hanya pergi ke kantor paman Varo karena ada sesuatu yang harus di bicarakan," ucapnya, Ara melihat jam tangan, kemudian dia handak melangkah menuju mobilnya.
" Varo … jadi kau masih menemuinya padahal sudah sangat jelas jika laki-laki itu memiliki tunangan. Apa kamu tidak merasa malu?" Ucap nenek Susi dengan nada sinis, dia memperlihatkan wajah tidak sukanya pada Ara.
Ara tidak melanjutkan langkahnya mendengar perkataan nenek tiri nya itu, kemudian dia memutar balik tubuhnya menatap sang nenek.
" Kau masih terlalu muda, Ara. Tapi kenapa kau sudah menjadi seorang pelakor?" Ucap nenek Susi begitu menusuk hati Ara atas perkataannya.
Pelakor, julukan wanita yang perebut suami orang. Apakah dirinya termasuk wanita seperti itu? Ara hanya diam saja.
" Kau bahkan tega menjadi pelakor bibi mu sendiri. Apa kau segitu tidak memiliki harga dirinya sama sekali? Ck, aku sangat kasihan dengan anakku, padahal dia sudah susah payah merawat dan menjagamu selama 5 tahun, tapi apa balasan nya?" Nada ketus menunjukkan ketidak sukanya pada Ara.
Nenek Susi mengetahui jika selama ini Ara berusaha keras untuk menggoda calon menantunya itu padahal jelas-jelas mereka adalah keluarga. Tetapi menurut nenek Susi Ara adalah anak yang tidak tahu berterima kasih pada anaknya.
" A-Aku …" Ara melangkah lemas, yang di katakan nenek tirinya itu adalah kenyataan jika dirinya menang tidak tahu diri karena sudah menggoda laki-laki tunangan bibi nya sendiri.
" Aku heran kenapa Nuri begitu sayang sekali denganmu, padahal sudah tahu jika keponakannya sendiri sudah menghianati nya, menusuknya dari belakang. Tapi Nuri masih saja berpura-pura seolah tidak mengetahuinya sama sekali atas apa yang sudah kau lakukan terhadap nya. Dasar, tidak tahu berterima kasih," ucap nenek Susi kesal.
Siapa yang tak menginginkan Varo menjadi menantu, setelah mengetahui ada yang mencoba menggoda calon menantu idaman nya itu tentu membuatnya sangat marah. Terlebih lagi adalah cucunya sendiri anak dari anak tirinya. Semakin tidak menyukainya.
Deg … Ara terkejut mengetahui fakta jika ternyata bibi nya sudah mengetahui jika dirinya mencoba untuk menggoda Varo bahkan berniat untuk merebutnya. Ara tidak tahu jika bibinya selama ini hanya berpura-pura saja seakan tidak tahu apapun tentang apa yang sudah dia lakukan.
" Apa! Jadi selama ini bibi sudah mengetahuinya?" Ara menutup mulutnya terkejut. Nenek Susi tertawa sinis.
" Begitulah anakku, dia terlalu baik padamu, padahal sudah jelas kau itu adalah pelakor. Tapi dia malah mengalah seakan menyerah tunangannya padamu karena rasa sayangnya terhadapmu. Padahal mereka sebentar lagi akan menikah, tapi karena kau tidak tahu diri, Nuri menunda pernikahannya dan malah mendorong calon suami yang sangat dia cintai itu pada wanita lain, ck sungguh bodoh sekali." Cibir Susi mengatakan jika Nuri mencintai Varo.
Air mata Ara mengalir, dia menggeleng -geleng kepala mengetahui fakta jika Nuri begitu banyak berkorban untuk nya. Bahkan membiarkan laki-laki yang dicintainya di goda oleh wanita lain.
Ara melihat cincin melingkar di jari manisnya, tapi apa maksud dari semuanya ini. Jika dirinya adalah seorang penggoda tunangan orang, lantas mengapa cincin yang sangat berharga diberikan padanya secara langsung dari orang tua laki-laki yang ia goda itu, dan bahkan tepat di hadapan bibi dan calon suaminya.
Ara sama sekali tidak mengerti, terlebih lagi nenek Susi mengatakan jika mereka akan menikah dan Nuri sangat mencintai laki-laki itu. Lalu mengapa Nuri sama sekali tidak marah padanya, tidak cemburu saat orang tuanya Varo begitu baik padanya. Ara tidak tahan lagi, dia pergi begitu saja meninggalkan nenek Susi yang kesal melihat kepergian tanpa pamit. Karena dia harus segera menemui Varo dan meminta penjelasan padanya.
" Dasar anak menyebalkan, tidak tahu terima kasih." Susi masuk ke rumah dan langsung menemui anaknya yang masih tidur padahal hari sudah menjelang siang.
" Nuri bangun." Susi berteriak mengetuk pintu kamar anaknya.
" Ibu, kok Ibu datang gak bilang-bilang?" Kaget Nuri melihat kedatangan ibunya.
" Kamu ya, jam segini masih saja tiduran. Bahkan sampai tidak tahu jika calon suami di rebut keponakan sendiri," ucapnya.
" Apaan sih Bu, kan sudah jelas jika dia bukan calon suaminya Nuri," jawab Nuri malas.
" Tapi dia tunangan kamu, Nuri!"
" Status Bu, hanya status tunangan saja. Tidak lebih," jelasnya menginginkan.
" Ck, kamu yang bodoh. Kesempatan di depan mata tapi malah tidak di gunakan dengan baik. Ibu sangat yakin jika kamu memiliki perasaan padanya, iya kan? Jujur sama Ibu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Puja Kesuma
ish jijik nih liqt mama nuri...klo niri punya perasaan ke varo beraryi yg pelakor nuri
2023-02-25
1