bab 02

Sesampai di restoran bintang 5 yang sudah disewa oleh Varo khusus untuk mereka berkencan malam ini, tadinya. Karena suasana restoran bintang 5 tersebut sudah disajikan dengan makanan yang sangat spesial hingga semua menu andalan di restoran tersebut sudah siap tersaji di meja dan sudah tertata rapi tak lupa dengan lilin-lilin aroma wangi khas restoran tersebut serta musik romantis yang akan dimainkan oleh beberapa orang yang pasti sudah disiapkan khusus untuk menambah momen romantis makan malam mereka berdua.

Ara sangat terkagum-kagum melihat suasana romantis tersebut di restoran ini. Dia begitu sangat iri karena Varo melakukan begitu sangat romantis terhadap bibinya bahkan untuk duduk saja Varo menarikkan kursi untuk Nuri dan mempersilahkannya duduk lebih dulu kemudian barulah Varo duduk tepat di hadapan Nuri. Ara sangat kesal dong, karena di sana tak ada kursi khusus untuknya duduk, dia melihat hanya ada dua kursi saja di meja itu. Ara berdiri dengan wajah cemberutnya lagi-lagi tangan terlipat di dadanya. 

Varo dan Nuri sama-sama tersenyum saat melihat satu sama lain, keduanya saling berpegangan tangan dan varo pun tak segan-segan mencium pucuk punggung tangan Nuri di hadapan Ara seakan tak peduli jika gadis itu ada di sana, bahkan masih belum menemukan tempat duduknya.

" Terima kasih Al, ini benar-benar sangat indah dan romantis sekali," ucap Nuri begitu senang. Al adalah panggilan khusus dari Nuri karena tak ingin sama dengan yang lainnya. 

" Apa kamu suka? Aku menyiapkan semua ini khusus untukmu malam ini." 

" Benarkah terima kasih, Al. Aku sangat bahagia sekali." 

Keduanya kembali tersenyum kemudian saling memandang satu sama lain hingga deheman Ara mengejutkan keduanya.

" Ehem, ehem … aku disini bukan patung loh. Pegel nie berdiri terus," ucapnya kesal lagi-lagi dengan wajah cemberut.

Varo dan Nuri menoleh, kemudian keduanya tertawa bersama.

" Oh iya aku lupa kalau kamu ikut," ucap Varo sembari tertawa melihat tampang calon keponakannya itu sudah begitu sangat kesal.

" Kami bisa duduk di manapun yang kamu suka. Silahkan pilih tempat lain, karena disini tidak ada tempat untukmu," lanjut Varo seakan tidak mengizinkan jika Ara gabung di satu meja bersamanya.

" What's …" Ara melongo tak percaya dengan perkataan Varo. 

" Oke Fine, maaf sudah mengganggu momen romantis kalian. Aku tidak jadi makan, tidak berselera lagi." Dengan kesal Ara pun pergi meninggalkan restoran tersebut. 

Nuri hendak berdiri, akan tetapi Varo mencegahnya.

" Biarkan saja dia, nanti juga balik lagi," ucap Varo, Nuri pun mengurungkan niatnya yang hendak mengejar keponakannya itu mendengar ucapan Varo, dia pun kembali duduk walaupun dengan perasaan gelisah dia tetap melanjutkan makan bersama dengan tunangannya, dan musik romantis pun dimainkan.

Sementara Ara tidak tahu ingin ke mana, dia begitu sangat kesal dengan ucapan Varo tadi seakan dirinya adalah lalat pengganggu yang selalu mengikuti mereka pergi. Ara berjalan mengikuti angin bertiup kemudian dia pun menelpon sahabatnya karena agak sedikit takut jika 

sendirian di malam-malam seperti ini.

" Sya … jemput gue di dekat restoran bintang 5 dong, bete nih," ucapnya seraya menelpon salah satu sahabatnya bernama yang Nisya.

" Lo ngapain di sana? Ngejablay?" Tanya Nisa sembari tertawa. 

" Sembarang lu ngomong, lu kira gue nggak laku sampai harus ngejablay segala! Udah deh, buruan jemput gue. Gue sendirian nih, ntar kalau gue di apa-apain oleh orang gimana?" 

" Ya lu tinggal nikmatin aja lah, jika perlu minta nambah," candanya saya tertawa, Ara pun berdecak semakin kesal hatinya.

" Iya, iya. Tunggu 20 menit disitu, jangan kemana-mana apalagi sampai nyebur di selokan." Masih sempat-sempatnya bercanda kemudian gadis itu memutuskan panggilan teleponnya dan bersiap-siap untuk menjemput Ara. 

" Bocah ini, canda nya nggak lucu tauk." Ara pun duduk manis di depan air mancur yang tak jauh dari arah masuk ke restoran bintang 5 tersebut. Sambil memainkan hpnya dia menunggu kedatangan sahabatnya. Ara tidak berniat untuk kembali lagi ke tempat bibi dan calon pamannya itu, karena sudah sangat terlanjur kesal dan marah atas ucapan Varo yang seakan tidak ingin kebersamaan mereka di ganggu oleh-nya. 

" Bahkan mereka benar-benar tidak peduli denganku di sini. Kita lihat aja Paman, mau sampai kapan kau tidak tergoda dariku. Semakin kau menolak, semakin pula aku ingin menggodamu." 

Tak ingin menyerah, Ara berniat kembali menggoda Varo dan akan melakukan cara apapun hingga laki-laki itu tertarik dengan dirinya. Terdengar jahat memang, karena dirinya adalah seorang pelakor yang tega merebut tunangan dari bibinya sendiri. Akan tetapi, jika sudah terpesona mau bilang apa. Ibarat ibu hamil yang sedang mengidam jika keinginannya tidak segera didapatkan, perasaannya akan menjadi resah dan gelisah. Begitu pula dengan perasaannya terhadap Varo yang sangat menginginkan laki-laki yang berstatus tunangan dari bibinya itu. 

Sesuai janji Nisa jika 20 menit dia akan datang menjemput Ara di sana, klakson mobil mewah berbunyi sambil membuka jendela kaca mobil nya. Ara bergegas masuk ke mobil karena sudah sangat risih akibat banyak mata yang memandang dirinya oleh orang-orang yang lewat. Bahkan ada beberapa pemuda yang rela turun dari mobil hanya untuk menyapa dan menawarkan tumpangan padanya. Persis seperti wanita malam yang sedang menunggu pelanggan nya. 

" Lama banget sih, pasti molor dulu ya," tuduhnya.

Nisya memutar bola matanya malas, dia pun menjalankan mobilnya.

" Belum 20 menit, ege. Gak sabaran banget sih, mau kemana kita?" 

" Ke klub aja, lagi kesel gue." 

" Seriusan, entar bibi lo marah gimana? Gue gak mau tanggung jawab ya," ucapnya ragu karena sudah sangat paham jika Ara pergi ke klub pasti Nuri akan marah. 

" Gak bakalan, toh dia lagi bermesraan dengan Varo disana. Mana ingat lagi sama gue," ucapnya ketus. 

" Kenapa lo, cemburu?" Sudah di tebak, pasti kesal karena sedang cemburu melihat bibi nya sedang pacaran dengan laki-laki yang di sukai oleh sahabatnya itu.

" Siapa yang cemburu, gue cuma kesal sama Varo. Masa gue disuruh duduk di tempat lain, seolah nggak dibolehin gue duduk satu meja sama mereka." Ceritanya. 

Nisa pun tertawa terbahak-bahak sambil terus menyetir dan fokus di jalan." Ya iyalah, secara lo udah ganggu momen mereka lagi berkencan. Gila kali ya lo." 

Arah hanya berdecak, kemudian dia memalingkan wajahnya ke luar jendela.

" Lagian kok lu nggak kapok-kapoknya sih menggoda tunangan orang, apalagi dia bibi kamu loh. Kamu nggak merasa bersalah gitu sama dia? Secara bibi kamu udah ngerawat kamu selama 5 tahun ini," ucap Nisa benar-benar tak habis pikir dengan sahabatnya itu.

" Cowok lain masih banyak Ra, buktinya Reyhan cowok terpopuler di kampus, dia cinta mati sama lu. Lu nggak mau?" 

" Entahlah Sya, paman Varo adalah cinta pertama gue. Dan hanya Paman Varo yang gue inginkan, perasaan gue gak bisa dibohongi, Sya." 

Terpopuler

Comments

Dewi Anggya

Dewi Anggya

knp tuh bocaaah

2024-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!