Sesampai di kampus Ara kembali banyak bengong kemudian dia senyum-senyum sendiri tidak jelas seperti layaknya orang gila, tentu membuat salah satu sahabatnya menatapnya kebingungan karena tak biasanya gadis yang ceria ini menjadi orang bodoh dalam sehari karena kemarin sikapnya masih biasa saja dan dia yakin jika telah terjadi sesuatu kepada Ara.
" Woi, bengang- bengong terus senyam-senyum, kenapa lo … kesambet?" Tanya salah satu sahabatnya yang bernama Chika.
Ara memiliki dua sahabat, yang satu Nisa dan yang satu Chika. Ketiga gadis itu sudah begitu sangat dekat sejak masa SMA dulu dan sampai sekarang ketiganya masih saja seperti trio macan tak akan terpisahkan.
" Apaan sih, gangguin orang aja lo," kesel Ara karena bayang-bayang ciuman tadi masih saja terngiang-ngiang di benaknya. Ciuman yang lembut itu sama seperti mimpinya semalam perasaan ini rasa ini semuanya sama persis dan Ara yakin jika ciuman tadi malam itu bukanlah mimpi melainkan kenyataan jika Varo sudah mencuri ciuman pertamanya.
" Apaan yang gue gangguin? Lo tuh aneh, senyum-senyum aja dari tadi kayak orang bego tahu nggak?" Bales jika dengan kesal.
" Lagi mikirin apaan sih? Pasti yang enak-enak ya …"
Sudah dapat ditebak oleh Chika secara dirinya adalah ratu playgirl di mana sudah merasakan dan mengalami apa yang sedang Ara alami saat ini.
" Kepo lu," jawab Ara.
" Pasti ini ada sangkut pautnya dengan calon Paman lo itu, ya 'kan? Sudah berhasil lo menggoda dia?" Tebak Chika sambil mendorong bahu belakang Ara.
" Kelihatan banget ya?" Tanya Ara padahal ia sebenarnya ingin merahasiakan kejadian ini kepada kedua sahabatnya itu karena di sini hanya ada Chika jadi sekalian saja ia mengatakannya.
Chika mengangguk." Eh, gimana-gimana. Enak gak?" Tanya Chika bersemangat sekali ingin mendengar cerita dari Ara.
" Awalnya aneh sih, tapi lama-lama enak juga sampai bibir gue berasa bengkak," ujarnya, nyatanya bibir bagian bawahnya terasa bengkak akibat ciuman tadi yang cukup lama.
" Gila, hot banget. Terus-terusan kalian udah melakukan apa aja?"
Ara langsung menutup mulut sahabatnya yang benar-benar enggak ada akhlak itu dia berbicara kencang sekali hingga siswa-siswi yang lalu-lalang menoleh ke arah mereka.
" Lu kira-kira dong kalau ngomong sekalian aja pakai mic biar kedengaran semuanya, ngeselin banget sih, nyesel gue cerita!" Marah Ara.
" Ya sorry, keceplosan. Tapi serius nanya, kalian udah ngapain aja?" Bukan Chika namanya jika belum mengetahui semuanya, apalagi seperti sekarang ini Ara bercerita hanya setengah-setengah saja dan tentu membuat dirinya sangat penasaran jika belum tuntas. Chika tidak akan berhenti untuk bertanya, mungkin jika dia mati dan rasa penasaran itu masih ada dalam dirinya, Chika bakalan datang menemui Ara, menghantuinya dan terus bertanya sampai cerita itu tuntas.
" Ciuman," jawab singkat Ara.
" Hah! Serius cuma ciuman doang?" Kaget Chika.
Gak mungkin banget kan, secara Om Varo itu adalah laki-laki dewasa, pasti dong dia melakukan lebih dari hanya ciuman doang, kan?" Chika tidak percaya sama sekali, dia yang jika sahabat nya ini sedang berbohong, mungkin malu pikirnya.
" Tapi memang cuma ciuman doang kok, itupun di mobil tadi sebelum berangkat ke kampus. Ya memang sih ciuman paman Varo hebat banget, sampai-sampai aku kewalahan menyeimbangkannya, nafas gue hampir habis di buatnya," ujar Ara mengingat betapa hebatnya ciuman Varo tadi. Padahal hanya ciuman saja tetapi tubuhnya sudah nyaris kehabisan tenaga.
" Gak mungkin banget." Tetep tidak percaya, Ara malas untuk menjelaskannya lagi toh nyatanya memang cuma hanya sekedar ciuman saja tidak lebih.
" Jadi kalian cuma memang hanya ciuman doang ya, sayang sekali. Padahal gue sangat yakin kalau om Varo itu orangnya tinggi nafsu," ucapnya.
Ara berpikir, memang betul yang di katakan oleh Chika jika Varo adalah laki-laki yang memiliki nafsu yang tinggi. Tetapi kenapa laki-laki itu tidak sama sekali tergoda padai, padahal dulu dia selalu berpakaian seksi di depan Varo bahkan terang-terangan menggodanya tetapi laki-laki itu acuh seakan tidak tertarik sama sekali pada dirinya.
" Apa karena tubuh gue bukan tipe paman Varo kali ya, dan ditambah lagi dada gue kan kecil banget. Beda jauh kalau di bandingkan dengan punya bibi," ucap Ara, dia memperhatikan buah dadanya yang nyaris rata.
" Bisa jadi tuh, mungkin aja om Varo melakukan itu sama bibi kamu setiap hari."
Deg … terdengar sangat menyakitkan perasaan nya mendengar ucapan Chika. Ara menjadi membayangkan jika sekarang ini Varo sedang berduaan dengan Nuri dan melakukan hubungan suami istri. Hatinya sontak terasa perih, Ara tidak ingin lagi membayangkan karena itu begitu sangat menyakitkan.
" Sudahlah, gue gak mau lagi ngomongin itu. Sakit tau," ucap Ara sedih. Chika mengerutkan keningnya kemudian tertawa baru paham jika yang sakit itu adalah hati.
" Ck, sok sakit. Padahal jika dibandingkan dengan bibi Nuri, dialah orang yang paling tersakiti di antara kalian. Gak kebayang deh kalau bibi Nuri mengetahui perselingkuhan kalian, katanya nanti. Keponakan ku pelakor ku … hahahaha."
Chika membayangkan adegan film Drakor yang sering dia tonton. Terlalu banyak menonton dampaknya menjadi tidak baik seperti Chika sekarang ini.
Ara tak menanggapi ucapan sahabatnya itu, dia lebih memilih untuk diam saja. Sebenarnya Ara sendiri tidak bisa membayangkan betapa sakit hati bibi nya nanti jika mengetahui bahwa keponakan yang di jaga selama ini adalah duri dalam hubungannya dengan Varo.
Sebenarnya Ara sendiri sudah mencoba untuk tidak mencintai laki-laki bernama Varo itu. Tetapi perasaan nya tidak mau menolak sama sekali sehingga jika melihat Varo rasa debaran itu selalu ada.
Awalnya 1 tahun sebelum kedua orang tuanya meninggal Ara, pada masa itu masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Pada saat itu Ara sedang duduk-duduk di teras balkon kamarnya di mana kamarnya tersebut berada di lantai 2. Dan pada saat itu cuaca habis hujan sehingga lantai yang belum sempat dikeringkan oleh pembantu rumahnya membuat nya terpeleset pada saat hendak menyapa kedua orang tuanya yang sedang duduk di taman tepat di bawah balkon kamarnya itu.
Ara yang terpeleset hingga membuat dirinya terjatuh dari balkon yang cukup lumayan tinggi, dan di sanalah si penyelamat tiba-tiba datang, dan menangkap tubuhnya hingga membuat dirinya terselamatkan oleh maut yang nyaris membuatnya terbunuh. Dan sejak saat itu Ara jadi jatuh cinta pada pandangan pertama kepada si penolongnya, dan si penolongnya itu adalah Varo. Varo adalah rekan kerja bisnis papah nya, yang kala itu tengah membicarakan bisnis di rumahnya.
Dan setelah 2 bulan meninggalnya kedua orang tuanya. Ara begitu sangat terkejut saat mengetahui jika laki-laki yang sudah membuatnya jatuh cinta itu ternyata memiliki hubungan dengan bibinya dan mereka juga melangsungkan pertunangan. Sungguh betapa sakit perasaannya saat itu setelah mengetahui fakta yang begitu menyakitkan tersebut. Laki-laki yang sudah menyelamatkan hidupnya, dan cinta pertamanya ternyata adalah tunangan bibinya sendiri. Karena tidak rela dan tidak ikhlas, Ara pun berniat untuk merebut kembali laki-laki yang sudah menyelamatkan hidupnya itu.
Hingga sampai sekarang ini, mungkin sebab itulah mengapa hatinya selalu menolak jika dirinya mencoba untuk ikhlas, dan mencoba mencari penggantinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments