Suasana menjadi begitu sunyi. Nuri maupun Ara keduanya sama-sama terdiam. Ara masih menangis dengan suara pelan ditambah lagi maaf darinya tidak mendapatkan jawaban. Sementara Nuri tidak lagi berkata apa-apa karena jika dia kembali berbicara pasti bakalan ikutan menangis, Nuri tidak ingin jika nanti dirinya menangis maka Ara menganggap semua perkataannya tadi hanyalah gertakan saja.
Tanpa mereka sadari ternyata Varo mendengar ucapan dari keduanya. Dia sebenarnya sudah sangat begitu lama selesai memasak sandwich, dan ketika hendak menghantarkan sandwich tersebut ke meja makan tiba-tiba dia mendengar Nuri tengah sedang berbicara dengan Ara begitu serius sehingga dia pun mengurungkan niatnya, karena jika kalau dirinya ikut bergabung maka pembicaraan itu tidak akan terjadi dan Nuri tidak bisa mengeluarkan semua unek-uneknya.
Karena suasana sudah begitu sangat sunyi dan kini barulah Varo memasuki ruangan tersebut sambil membawa sepiring yang berisi sandwich di atasnya. Kemudian Varo meletakkan piring tersebut di tengah-tengah keduanya, lalu dia menarik kursi dan duduk tepat di samping Ara yang saat ini masih menangis tanpa suara.
" Sudah jangan menangis, apa yang Nuri katakan itu benar. Dia berkata seperti ini karena begitu sangat sayang sama kamu, dia begitu khawatir setelah mengetahui kamu tidak kembali ke restoran tadi malam."
Varo mengangkat tangannya kemudian dia menghapus air mata Ara di pipi dengan lembut, kemudian menjelaskan mengapa Nuri sampai begitu marahnya terhadap Ara yang hanya pergi ke bar saja.
Nuri hanya memperhatikan sikap Varo yang begitu perhatian kepada Ara, dia sama sekali tidak marah atau bahkan menegurnya.
Ara sontak menjauhkan wajahnya dari tangan Varo soalnya tepat dihadapan nya ada Nuri yang sedang melihat aksi yang dilakukan oleh Varo. Ara tidak ingin semakin memperburuk keadaan.
" Ayo dimakan, katanya tadi lapar! Aku bikinnya sudah payah loh," ucap Varo kepada Ara, kemudian laki-laki itu mengambil satu sandwich dan langsung memakannya.
Ara melirik ke arah Nuri. sebenarnya selera makannya sudah hilang kala Nuri memarahinya tadi. Akan tetapi mencium aroma wangi yang sangat enak dari sandwich buatan Varo tersebut, membuat perutnya kembali keroncongan, dan ingin sekali menyambar sandwich tersebut akan tetapi dia takut jika Nuri kembali marah kepadanya.
Nuri tahu jika Ara sangat ingin memakan sandwich yang di buat oleh Varo itu, tetapi karena takut jika dirinya marah sehingga keponakannya itu hanya lirik-lirik saja. Nuri menarik nafasnya dalam kemudian ia hembuskan lalu ia menatap wajah gadis yang begitu mirip dengan kakaknya itu dengan lembut, dia tersenyum tulus kemudian menganggukan kepalanya pelan.
Melihat persetujuan dari bibinya itu, sontak Ara langsung tersenyum lebar kemudian ia bangkit dari tempat duduknya dan langsung memeluk erat bibinya itu dan kembali menangis.
" Terima kasih Bibi, Ara berjanji tidak akan pergi ke klub lagi, dan Ara pun akan berjanji untuk tidak lagi manja ke Bibi atau cengeng lagi. Ara juga berjanji akan hidup belajar mandiri dan yang pasti Ara akan belajar memasak supaya bisa membuat sarapan sendiri dikala Bibi tengah sibuk," ucap Ara sambil menangis, dia memeluk erat bibinya tersebut.
" Dasar, katanya nggak mau cengeng? Tapi kok nangis," ejek Nuri seraya terkekeh.
Ara melepaskan pelukannya lalu menatap bibinya itu dengan wajah yang cemberut.
" Kan baru mau dimulai, jadi nggak masuk dalam hitungan kali ini," bantah nya, Nuri maupun Varo pun tertawa.
" Iya deh, iya. Ya udah ayo dimakan, habis itu berangkat ke kampus nanti keburu telat."
" Emmm …" Dengan semangat Nuri mengambil sandwich bikinan Varo dan langsung memakannya dengan lahap. Rasanya begitu enak sekali, Ara tidak menyangka jika laki-laki yang sehebat Varo bisa masak seenak ini, padahal sudah pasti laki-laki itu tidak memiliki waktu untuk belajar masak karena saking sibuknya dengan urusan bisnis, mengingat perusahaan yang laki-laki itu jalankan berjalan dengan sukses.
" Kamu pergi ke kampus bareng sama aku," ucap Varo tiba-tiba.
Ara ingin sekali melompat kegirangan baru kali ini Varo mau menawarkan tumpangan untuknya, padahal dulu-dulu dirinya selalu merengek ingin menumpang saat hendak pergi ke kampus. Tetapi laki-laki itu selalu saja menolak dengan mentah-mentah. Ara menahan senyumnya, namun ia melirik sang bibi dan ingin mengetahui bagaimana reaksi dari wanita itu ketika tunangannya menawar tumpangan pada wanita lain yaitu dirinya.
" Anggap saja ini hukuman dariku, kau tidak boleh keluar selama seminggu dari rumah ini dan saat pergi ke kampus sopir yang akan mengantar jemputmu. Karena hari ini aku ada di sini, maka aku yang akan mengantarmu, kebetulan kantor kita searah."
Varo kembali menjelaskan, Ara yang ingin melompat kegirangan tadi kini hatinya tiba-tiba menjadi sangat kesal dengan laki-laki di sampingnya ini. Bagaimana mungkin dirinya tidak diperbolehkan keluar dari rumah selama satu minggu, sungguh ini penyiksaan namanya. bahkan untuk ke kampus saja harus sopir yang mengantar dan jemput, lalu untuk apa dirinya memiliki mobil. Sungguh sangat kesal Ara kepada Varo. Ingin sekali dia menjambak wajah yang sialnya sangat tampan.
" Kok gitu sih? Bibi …" Ara merengek dia mencoba meminta bantuan dari Nuri.
" Bibi tidak bisa ikut campur," ucap Nuri mengangkat kedua tangannya. Ara kembali berdecak sambil menatap kesal Varo. Untung cinta batin Ara.
Di tempat lain … seorang wanita baru saja bangun dari tidur nyenyaknya ia merasakan badannya begitu sakit semua. Wanita itu mengucek kedua matanya lalu mencari sesuatu di atas nakas di samping tempat tidur. Akan tetapi ia merasa ada yang berbeda, meja tersebut tidak ada di samping tempat tidurnya sontak membuat wanita itu membuka matanya lebar, dan benar saja jika saat ini dia tidak mengenali dimana dirinya berada. Sambil terus melihat sekeliling wanita itu terkejut mendapati dirinya tidak berada di dalam kamarnya sendiri, lalu di mana ia sekarang? Kamar yang begitu asing, tidak terlalu lebar apalagi mewah, cat warnanya saja bahkan begitu gelap dan nampak sangat suram..car berwarna biru gelap, sungguh warna yang paling dia tidak sukai.
" Ini di mana?" Gumam nya. Saat hendak turun bagian bawah area sensitifnya begitu nyeri, sontak ia terjatuh karena bukan hanya nyeri saja yang ia rasakan tetapi kakinya begitu lemas dan seluruh tubuhnya sangat sakit terutama bagian pinggang.
" Auuuws …" sesaat kemudian dirinya baru sadar jika saat ini tubuhnya tidak memakai sehelai benang pun dan alangkah terkejutnya dirinya seketika melihat di bagian dada begitu banyak bercak tanda merah yang hampir menutupi permukaan kulitnya, tanda itu begitu penuh sontak saja gadis itu menjerit.
" Aaaaaa … apa yang terjadi pada ku?" Kemudian dia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya, dan alangkah terkejutnya lagi saat ketika di balik selimut yang tebal itu ada sesosok laki-laki yang sedang tertidur nyenyak tanpa menggunakan penutup apapun sama seperti dirinya. Tentu saja membuatnya kembali menjerit bahkan lebih kencang dari yang sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Puja Kesuma
tmn ara di garap sama tmn varo kyknya tuh
2023-02-22
0