Bab 2
“Apa kau serius? Ada yang lain lagi?” tanya Manner sarkastik.
Constan menatap Manner dengan rasa heran. Tapi baiklah, dia akan memberitahukan kepada Manner sampai mana dia peduli terhadap gadis asing itu.
“Ya, tentu saja ada yang lain. Apa kau penasaran? Baiklah, aku akan memberitahumu. Ia juga mengatakan bahwa gadis itu terlihat sangat miskin dan tidak memiliki apa-apa. Dia bahkan terlihat pucat ketika mendengar kau akan ke Brinsham untuk menginformasikan kepada polisi setempat, untuk menanyakan apakah ada seseorang yang kehilangan keluarganya atau pelayannya.” Constan menjelaskan kepada Manner apa yang didengarnya dari Limin.
“Begitukah?” tanya Manner sambul menyalakan pipa cerutunya. “Bagian yang menyangkut raut wajahnya menjadi pucat itu memang dapat dimengerti. Gadis mana yang senang terlibat dengan polisi? Tetapi tentu saja aku harus ke sana dan menanyakannya kepada mereka, dan aku sudah memberikan gambaran tentang gadis itu. Mereka akan segera mengumumkannya melalui media yang mereka miliki. Jika terdengar ada seseorang yang merasa kehilangan anggota keluarga atau pelayannya, mekera akan segera memberitahukannya kepadaku,” jawab Manner.
“Tidak akan ada. Percaya padaku,” ucap Constan lagi.
“Dengar, Cons,” kata Manner dan pandangannya menjadi tajam dengan rahang yang mengeras, “Kau tidak boleh sewenang-wenang tergadap seorang yang kau sendiri tidak tahu bahkan belum pernah bertemu sama sekali dengannya. Itu sangat tidak baik!”
“Kenapa kau terlihat tidak setuju denganku? Apa kau sudah tertarik dengan gadis kecil itu? Siapa namanya? Dygta? Oh, Dygta kecil...,” kata Constan memandangi saudara sepupunya dengan seksama ingin tahu.
Manner terkenal sebagai orang yang sangat kaya, dikarenakan Ibunya merupakan anak tunggal dari seorang pemilik perusahaan minuman keras yang terkenal di Devon dan sebagai pewaris tunggal dari keluarga Peters. Selain itu, Manner membuka pratkik di Harley Street. Tak sedikit pasiennya merupakan wanita cantik yang memiliki body goal dan paras yang rupawan, tapi Manner dapat menahan godaan yang menerpa dirinya dari mereka. Constan pun heran melihat Manner yang dapat mengendalikan dirinya dan me-manage keuangan dengan baik dalam kehidupannya. Namun, kali ini Constan tidak ingin memberikan simpatinya kepada Manner, di mana saudara sepupunya sangat bersimpati kepada gadis yang berwajah tidak menarik sama sekali dengan mengarang cerita bahwa dirinya mengalami lupa ingatan. Itu menandakan dia ingin menipu saudaranya ini.
Berbeda dengan Limin. Limin gadis yang sangat cantik, tak perlu untuk mengiri dengan kecantikan yang dimiliki olehnya. Mungkin saja dengan melihat gadis itu, ia bisa menyombongkan diri untuk mengatakan yang tidak-tidak terhadap gadis kecil itu.
“Kapan aku bisa bertemu dengan Dygta kecil? Atau aku tidak akan bertemu dengannya?” tanya Constan.
Manner tersenyum samar menanggapi pertanyaan sepupunya. “Kau akan bertemu dengannya pada saat makan malam nanti. Siang hari, dia tidur, tetapi malam petang hari, aku mengizinkan dia untuk turun ke lantai bawah dan keluar dari kamarnya,” pandangannya teralihkan untuk mengamati wajah saudara sepupu yang sinis. “Dan aku tidak menginginkan kau untuk menggodanya dengan segala tipu muslihatmu yang terkutuk itu, Cons. Jangan sampai kau membuat anak itu kebingungan sehingga kau dan aku akan bertengkar.”
Constan mengamati gesper berhias permata yang berjalan melalui padang rumput di rawa-rawa. Limin mengisahkan bahwa ini benar, karena sepatu sendal yang berlumur lumpur dan rumput kering menempel di sepatu sendalnya.
Kemudian Constan tersenyum mengamati gesper itu. “Ini bykan jenis perhiasan khusus untuk menarik laki-laki muda, karena aku benar, bahwa sepatu sendalnya ini bukan milik dia sendiri.”
“Mungkin saja,” sahut Manner tidak membantah.
“Bukan hanya mungkin saja, tetapii, IYA!” kata Constan memandangi gesper berhias permata. “Ini agak terlalu mencolok tetapi barang ini memiliki nilai yang lumayan fantastis. Mungkin saja pemilik aslinya sangar, yang membuat dia tidak betah bekerja ditempat itu. Dan mungkin juga banyak tuntutan dan peraturan, kau tahu, kan... banyak menyuruh-nyuruh yang tak ada habisnya. Akhirnya gadis kecil itu memutuskan untuk melarikan diri dari sana.”
“Kau terlalu berasumsi.” Raut wajah Manner yang serius menjadi tertawa terbahak-bahak.
“Kau sudah seperti detektif terkenal, Sherlock Homles, yang berbicara seperti itu. Seakan-akan kau tahu semuanya. Kenyataan yang jelas adalah bahwa anak itu menderita amnesia, dan aku memutuskan akan merawatnya sampai dia dijemput kembali oleh keluarganya atau pun tuannya. Aku akan merawatnya sampai ia teringat siapa dirinya sendiri. Aku tidak ambil pusing dengan masalah sepatu sendal yang dimilikinya itu milik siapa. Aku seorang dokter dan tugas utamaku adalah merawat anak itu untuk mengobatinya.”
“Kenapa kau tidak mengirim ke rumah sakit, jika memang dia sakit?” kata Constan.
“Tidak dikirim ke rumah sakit saja dia udah tampak ketakutan. Dikirim ke rumah sakit akan memberikan dia sugesti bahwa dia sakit. Ia sebenarnya tidak sakit. Ia hanya melarikan diri dari sesuatu, atau seseorang. Jika dia berhenti ketakutan dengan situasi itu, dan kemudian ia lari dari kemungkinan yang terjadi, dia pasti dapat mengingat kembali siapa dirinya. Dan itu bisa saja malam ini, besok, atau minggu depan.”
“Atau tidak pernah sama sekali,” sahut Constan sambil melempar gesper ke meja. “Baiklah, itu adalah keputusanmu, aku tidak akan mencampuri keputusanmu yang ingin merawat gadis itu.”
Manner hanya menganggukkan kepalanya untuk menanggapi sepupunya.
Limin merupakan anak seorang pegawai Pos, yang ibunya bekerja di suatu toko biasa. Toko yang sering dikunjungi oleh orang-orang high class, pekerja kantoran, pekerja pemerintah, dan dia kebetulan bekerja dengan Manner Peters yang menyandang sebagai dokter. Dia juga memiliki pengalaman sebagai sekertaris di tempat lain sebelum bekerja dengan Manner.
Flash back.
Suatu hari, hujan turun. Limin terpeleset di suatu trotoar depan restoran dan Manner melihat itu langsung keluar untuk membantu Limin. Manner tidak hanya membantu dirinya bangkit dari jatuhnya, tetapi Manner mengajak Limin masuk ke dalam restoran itu untuk mendapatkan minuman hangat.
Manner yang tidak sendirian di dalam restoran itu, melihat sahabatnya yang tertarik dalam pandangan pertama terhadap Limin. Kecantikan yang paripurna terpancar dalam raut wajahnya. Pipinya yang kemerah-merahan menahan sakit punggungnya habis terjatuh terpeleset.
Dan pada saat itu, secara kebetulan di tempat praktik Manner di Harley Street sedang memerlukan seorang sekertaris karena sekertarisnya yang lama mengundurkan diri disebabkan ia menikah. Bagi Limin, tawaran pekerjaan itu sangat berarti seperti durian jatuh, dan sekarang Limin sudah bekerja selama empat tahun lamanya bersama Manner. Sampai-sampai ke mana pun Manner, dia akan mengikutinya dengan setia.
Dan Limin sangat gembira dapat terlibat bahkan kenal dengan keluarga Peters, sampai dia sudah dianggap sebagai keluarga sendiri. Ia sangat beruntung mengetahui keluarga Manner yang ternyata Manner memiliki sepupu yang sangat menarik, Constan Peters.
Flash back off.
...****************...
ok, dua bab awal dulu. cape, say. hihi
thanks.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments