20. Berjuang di bawah tekanan.

Keadaan kantin begitu ramai di jam istirahat siang ini, Utami yang biasa ke kantin 5 menit sebelum masuk terpaksa harus datang lebih awal untuk melayani para siswa.

"Teh, Aku mau es!"

"Ini berapaan teh?"

"Aku ambil tiga ya, sama es nya satu!"

"Mana pesenan aku? Udah nunggu dari tadi juga"

Begitulah kericuhan di kantin, sungguh membuat Utami kewalahan, karna belum terbiasa. Kepalanya mulai pusing saat keadaan makin ramai, sampai mereka berdesakan dan memaksa masuk ke tempatnya, di tambah riuhnya suasana membuat Utami sulit Fokus, tapi demi Jajan gratis, dia mampu bertahan hingga akhir.

BRUK!

Utami menghempaskan dirinya pada kursi plastik, sambil mengelap keringat dingin di dahinya ia mengeluhkan kepala yang sakit dan tubuh yang lemas.

"Udah seminggu juga masih lemah aja" gumamnya.

"Hey, boleh minta es rasa jeruk sama rasa jambu?" tegur Pak Teguh diiringi senyumnya.

"Iya Pak"

"Nanti anterin ke ruang guru ya, buat Pak Rama satu, Semangat!" Pak teguh kembali berlalu sambil mengacungkan jempolnya dengan lucu.

Di balas senyuman oleh Utami yang segera membuatkan es yang di minta, setelah itu dia pergi ke ruang guru.

"Assalamualaikum" salamnya kemudian di perbolehkan masuk. Tanpa banyak bicara Utami menyuguhkan gelas berisi Es jambu itu pada Pak Rama, kemudian ke mejanya Pak Teguh.

"Kembaliannya buat kamu aja" ucap Pak Rama setelah memberi sejumlah uang pada Utami.

"Makasih Pak" senyumnya amat senang. Lalu beranjak kembali.

"Eh bentar!" Cegah Pak Teguh menahan tangan Utami.

Gadis itu mengerjap beberapa kali sebelum berani menatap ke arah Pak Teguh. "Iya Pak?"

"Udah sampe mana hafalannya?"

"Sampe yang ditarget Bapak kemarin"

Pak Teguh tertegun. "Serius?"

"Iya serius"

"Coba duduk, bacain, Bapak pengen denger!"

Dengan penuh percaya diri, Utami menarik nafas panjang, kemudian memulai dengan bacaan Taudz terlebih dahulu.

Setelah tiga bulan ini ,Di antara 37 surat dalam Juz terakhir, Utami sudah menghafal sedikitnya 26 surat. Beberapa minggu ke depan ia yakin akan menghafal lebih dari satu Juz.

Hafalannya kali ini agak macet, entah kenapa, begitu sulit untuk di ingat. Apa karna banyak hal yang mengganggunya?

"Alhamdulillah, udah bagus, tinggal ngelancarin aja" ucap Pak Teguh.

"Makasih Pak, kalo gitu Umi mau ke kelas" Buru buru beranjak dari kursinya karna bel masuk sudah berbunyi sejak tadi.

"Buat Lomba kapan Pak?" tanya Pak Rama setelah Utami hilang dari pandangan.

"Bulan depan sih, kan peringatan Isra Mi'raj tahun ini mau ngadain lomba antar sekolah"

"Ooh" Pak Rama mangguk mangguk. "Suruh Utami masuk PMR ya Pak, Saya perhatiin dia menghafalnya lumayan cepet"

Pak Teguh Mengacungkan dua jempolnya "Moal gagal Pak!"

...******************...

Sayang sekali, hari ini ada jam kosong, Jam yang paling di sukai semua murid tentunya. Termasuk Utami juga. Tapi jiwa semangatnya kali ini sedang membara, ia tak membiarkan jam kosong terlepas begitu saja.

Dirinya kembali menghafal beberapa ayat walau tak bisa konsentrasi karna ramainya suasana.

"Duuuh, berisik banget sih, keluar boleh gak ya" keluh Utami menyerah juga. Dia bangkit dari kursinya, begitu hendak melangkah, seseorang menabraknya dari belakang.

"Nissa?"

"Maaf!"

"Gak papa kok" Senyum Utami penuh harap, karna setelah beberapa haru lalu, Nissa baru berbicara lagi padanya.

Nissa keluar tanpa mengatakan apapun, namun saat mengetahui Utami turut keluar, baru ia membalikan tubuhnya dan kembali menghampiri Utami.

"Maaf Mi, Kamu pasti ngerasa aneh karna tiba tiba aku ngejauh dari kalian" ucapnya dengan raut wajah sedih.

"Kenapa? aku ada salah sama kamu?"

Nissa menggelang, kemudian memberi selembar kertas yang di lipat di sakunya. Selembar kertas yang berisi sebuah ancaman dari Selly.

"Aku nggak boleh gabung sama kalian lagi, kalo enggak, aku gak bakal di temenin di Hujroh, sementara kalo aku kasih surat ini ke guru, masalahnya akan tambah kacau Mi, Mereka bakal ngelakuin hal lebih buruk dari gak nemenin aku, mungkin itu hal yang bisa membuat mental aku berubah" jelas Nissa panjang lebar. Padahal Utami baru membuka lipatan suratnya.

"Kalo aku yang ngasih surat ini gimana?" Tanya Utami setelah mempertimbangkan.

"Jangan, urusannya bisa bercabang nanti, aku gak mau kamu makin di hina mereka, aku udah cukup bahagia liat kamu lebih akrab sama temen temen cowok, sama Trixi sama Asri juga, maafin aku ya, Utami"

"Tapi-"

"Kita bisa ngobrol kalau jauh dari pengawasan mereka"

Apakah Utami harus melepas sahabatnya juga? Nissa adalah satu satunya teman paling nyaman untuk di bawa curhat, mungkin, banyak hal tentang Utami yang Nissa ketahui, Nissa juga merupakan murid teladan, kesayangan para guru, dan dia bisa berteman dengan siapapun.

"Oh ya, satu lagi, Suruh Asri jangan terlalu deket sama Reza, Aku denger malam tadi mereka berencana buat ngasih pelajaran ke Asri, karna udah berani deketin Crush nya Yuli" ucapnya lagi.

Astaga! Mereka benar benar kekanak kanakan, Anak SD zaman sekarang saja tidak se alay itu, Ya Utami yakin seratus persen.

...*********...

...****************...

...***************************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!