19. Cuma orang miskin

Selain anak bermobil mewah yang jadi pusat perhatian saat di antar ke sekolah, Seorang anak tukang becak pun di bicarakan.

Lebih tepatnya di olok olok, termasuk oleh golongan orang orang yang iri terhadapnya.

"Pak Umi masuk dulu ya" senyumnya sambil menyalimi punggung tangan Ayah

Seperti biasa, ayah akan mengelus kepalanya dengan tangan besar itu. "Belajar yang rajin Geulis"

Utami melambaikan tangannya saat ayahnya kembali melaju, mengerahkan tenanganya untuk mengayuh becak tua itu.

Setelah hilang dari pandangan, Utami pun langsung masuk ke kelas dan selalu di sambut sindiran.

"Heh tau gak? Tadi aku ketemu orang misikin tapi belagu" Selly lagi, si ahli memantik api.

"Serius? Sama dong, Aku juga ketemu orang miskin yang jelek, tapi so cantik, murahan lagi"

"Ketemunya dimana?" kali ini Yuli ikut serta.

"Di depan gerbang sekolah, di anterin sama ojolnya, tukang becak!"

mereka tertawa bersamaan, merasa puas dengan ejekannya.

"Kenapa Ojolnya tukang becak ya, kan dia punya duit hasil di tidurin om om semalem, harusnya datang pake mobil mewah dong"

Mereka benar benar keterlaluan, Utami sudah tak tahan lagi, ia memberanikan diri untuk mendekat ke bangku mereka. Menarik perhatian semua yang ada di kelas.

"Terserah mau hina aku kaya gimana, cuman mau ngasih tau, Setiap kata baik atau buruk yang di ucapin seseorang, sebelum sampe ke orang yang di tuju, do'a itu sampe ke dia dulu yang ngedoain!"

Ketiganya langsung saling melirik dan kembali tertawa mengejek.

"Siapa yang ngehina kamu? jangan ge'er deh, kita lagi gak ngomongin kamu, kok tersinggung?" Ucapnya dengan wajah yang teramat sangat mengejek.

"Biasanya kalo orang tersinggung berarti merasa kalau kelakuannya emang kaya gitu" tambah Yuli.

"Berarti kamu udah menyadari kalau kamu itu cewek MURAHAN!" Penekanan kata terakhir itu membuat hati Utami semakin mendidih. Ingin mencabik cabik wajah menyebalkan mereka saat itu juga. Namun ia tahan.

Bertepatan dengan itu Rendy datang, dan langsung menghampiri mereka untuk melerai

"Udah Sel jangan gitu, Masalah kamu sama Umi udah selesai"

Untuk pertama kali Rendy mau bertindak, meski bukan dalam bentuk pembelaan, setidaknya laki laki itu mulai peduli pada suatu hubungan.

"Aku gak punya masalah sama dia, tapi dia yang bermasalah"

"Sel, Kalo kamu gitu terus kita putus!" Suara Rendy penuh penekanan.

"Ngapain sih kamu belain dia terus? Dia cuma orang miskin"

Apa ini? Kenapa jadi mereka yang bertengkar? Benar benar malas melihat ke dua orang ini, Utami memilih kembali ke bangkunya. Dimana Asri Siap mengelus pundaknya untuk memberi kesabaran. Sedangkan Trixi sang pembela belum datang pagi ini, Sementara Nissa, Akhir akhir ini ia tak bicara apapun. Aneh sekali.

...***************...

Di dalam kelas saat ini, anak anak sedang tegang, mendengarkan nilai ulangan harian mereka yang di bacakan guru. Beberapa Siswa mendesah kecewa karna nilai mereka gagal, sementara yang lain dapat bernafas lega saat nilai mereka aman.

"Dan Ibu mengucapkan selamat pada dua orang yang mendapat nilai tertinggi, Yaitu Yuli dan Utami" senyu Bu Ratna sambil bertepuk tangan, di ikuti oleh para murid yang bertepuk tangan untuk nilai tinggi keduanya.

"Alhamdulillah!" puji syukur Utami bangga pada hasilnya sendiri.

"Ibu Punya hadiah untuk kalian, ayo maju ke depan!" titah Bur Ratna.

Dengan penuh percaya diri keduanya maju ke depan dan mendapatkan hadiah berupa Alat tulis.

"Makasih bu" ucap keduanya bersamaan.

"Kalian ini sehobi ya" senyum Bu Ratna.

Yuli mendelik ke arah Utami, kemudian berpaling tak suka. Tak bisa di pungkiri, soal hobi mereka memang memiliki banyak kesamaan, diantaranya membaca, membuat cerita, dan menulis.

Mereka pernah dekat satu bulan yang lalu, sebelum Yuli bergabung dengan Selly, Utami memiliki banyak teman. Tapi setelah Asri datang untuk menjadi teman dekatnya, Yuli menjauh, katanya dia tidak mau berteman jika Asri ada di antara mereka. Entah apa alasannya, baik itu Yuli ataupun Asri, tidak pernah bercerita.

Seandainya Jika Yuli mau memulai pertemanannya lagi, dengan senang hati Utami akan menerimanya. Tapi ia tahu jika semua itu perlu waktu.

...***********...

...******************...

...*****************************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!