3. Mahkotanya Wanita

Sayup sayup terdengar suara Adzan shubuh berkumandang, Di rumah ini, hanya Ibu dan Utami yang terbiasa bangun untuk sholat. Urusan bangun pagi, Anak lelaki itu suka malas.

Utami sudah melaksanakan sholat shubuh, sudah siap dengan seragam putih Abunya yang kusut karna tak pernah di setrika, bukan karna malas, tapi dia punya hal aneh yang tidak orang lain punya di dunia ini, Yaitu, ketika mendengar gesekan kain, bulu romanya akan berdiri, dan perutnya akan sakit. Mungkin butuh psikiater untuk membantunya.

Di balik itu, Utami sebenarnya anak yang rajin, tapi kalau tidak ada ibu di rumah, kalau ada ibu, jelas saja di mendapat cap anak paling malas dan tidak berguna.

"Nggak sarapan dulu teh?"

"Di sekolah aja Bu!" jawabnya jujur.

"Ah kamu mah males ngegoreng nasinya!" tuduh ibu selalu seperti itu.

Utami tersenyum tipis, Sehebat apapun ibu, tetap dia tidak bisa mendengar bisikan hatinya, begitupun sebaliknya.

"Umi pergi dulu ya bu, Assalamualaikum!" pamitnya.

"Waalaikumsallam, hati hati di jalannya!"

"Iya!" Utami bergegas, baru saja beberapa langkah, teriakan ibu kembali melengking, dan itu di tujukan pada Zidan, si bungsu.

"Dan, Ibu masakin nasi goreng buat sarapan yah!"

Hati Utami langsung mencelos, bukan merasa dibeda bedakan, seharusnya wajar Ibu bersikap berbeda pada setiap anak laki lakinya, hanya saja, dirinya selalu dituntut untuk rajin dan mandiri. Katanya, anak perempuan harus bisa memasak dan cekatan, Tapi melihat lingkungan keluarga yang anak laki lakinya pemalas, Utami jadi iri.merasa dirinya selalu berbeda.

Nyaris saja Mood Utami buruk pagi ini, jika tidak ada Abi yang berjalan 5 meter dihadapannya.

"Nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" batinnya berbunga bunga.

Utami mempercepat langkahnya agar bisa menyapa Abi, namun langkahnya kembali melambat saat ingat pesan ibu.

Nak, Mahkota wanita itu ada pada harga dirinya, Kamu akan di segani semua orang saat akhlakmu baik, tidak genit, dan bersikaplah lugu

Utami kembali mengurungkan niatnya, patuh pada nasihat ibu, dan karna itulah tuhan mempermudah dirinya.

"Hey, baru berangkat?" sapa Abi memulai pembicaraan. Jarak mereka sekarang hanya satu meter.

"Iya"

"Seangkot lagi atuh!"

"Iya"

Utami masih mencoba mempertahankan keluguannya.

"Teteh, Aa, cepet cepet!" teriak Supir angkot yang sudah menunggu mereka dari kejauhan. Si supir meminta mereka cepat karna laju kendaraan dibelakangnya jadi terhambat.

"Lari lari!" Abi mencubit ujung kerudung Utami dengan refleks. Membuat gadis iti mau tak mau menyamakan langkah besarnya.

Sampai di Angkot nafas mereka pendek pendek. "Aduh lari segini juga capek ya!" keluh Abi menyusut keringatnya. Sambil menghirup Alat bantu Oksigen yang dikeluarkan di sakunya.

"Dia punya asma?" batin utami, namun tak berani bertanya langsung. Dia hanya pura pura tak melihat Abi dan fokus ke jalanan.

...000000000000000000000000...

Tiba di sekolah, Utami langsung di sambut teman teman terdekatnya, Diantaranya Trixi, Asri, dan Nissa, tiga sekawan yang sudah sangat akrab dengan Utami.

"Tumben gak telat kamu!" tunjuk Utami pada Trixi yang biasa datang paling akhir.

"Lagi ga ada setannya!" jawabnya simpel.

"Heh, Sarapan hela yuk, supaya belajarnya enggak keleyengan!" usul Asri.

"Nissa mah lagi puasa!" sahut Nissa si anak Soleha.

Tentu saja, Sekolah Utami berbasis pesantren, setiap murid berhak memutuskan mau mondok atau tidak, bagi yang jauh, mereka memilih untuk mondok.

Sedangkan siswa yang rumahnya tidak terlalu jauh dari sekolah, memilih pulang pergi. Karna Jika ikut mondok, harus menta'ati peraturan di asrama, diantaranya puasa sunah senin dan kamis.

"Yaah, hayu atu kita bertiga aja!" ajak Asri kukuh, jelas mereka bertiga bukan anak pondok.

Mereka bergegas ke kantin, dimana biasanya pagi pagi begini kantin di kerubungi para siswa yang walau sekedar nongkrong saja.

"Ah banyak cowoknya!" keluh Utami tak suka.

"Gak papa, kita bukan mau caper, tapi mau jajan"

"heh! heh! heh!" Anak anak cowok langsung riuh saat melihat kedatangan Utami.

"Bu, mau lontong sama bakwan!" ucap Asri tanpa mempedulikan cowok cowok.

"Trixi, boleh titip salam nggak?" seru Seorang cowok berbadan tinggi tak berdaging, seperti tengkorak hidup yang tulang tulangnya akan patah.

"Buat siapa?"

"Buat si dia!" dia tersenyum memberi kode keras pada Utami. Sementara gadis itu sudah merasa risih dan mencoba untuk tidak baper.

"Tumben euy Umi, biasanya pagi pagi suka langsung diem di kelas!" sahut Rendy, teman sekelasnya.

"Di ajak Si Asri!" jawabnya.

"Bagus atuh, ajakin tiap hari Sri!"

Yang diajak bicara malah sibuk ngobrol sama Ibu kantin.

"Kenapa? Biar kamu bisa baperin Umi?" Trixi sewot.

"Buat apa ngebaperin, Dia mah udah suka sama aku, bener teu?"

Utami menghela nafas berat, kemudian menarik tangan Trixi dan Asri agar lekas pergi dari kantin.

"Hayu ah!"

"Tuh kan, dia jadi ngambek, maneh sih Ren!" Kepala Rendy langsung di getok oleh Ade, sahabatnya.

"Tau tuh, udah punya pacar juga masih ngebaperin cewe lain" tambah Reza.

"ssst berisik, nanti di denger guru bisa kena Skors!" bisiknya was was.

Akhirnya tiga cewek itu kembali ke kelas, sambil merayu Utami yang masih kesal.

"Cie yang di sukai banyak cowok!" rayu Asri.

"Apaan sih, gak baper!"

"Menurut aku mah kamu terlalu pendiem" ucap Trixi berpendapat.

"Pendiem?"

"Iya, kalo kamu gak suka sama mereka, tegasin, jangan di Sopanin, kalo ga gitu mereka makin suka sama kamu nanti!"

Utami terdiam, Memikirkan ucapan Trixi ada benarnya, padahal dia ingat betul kalau Rendy pernah mengghostingnya dulu.

...0000000000000000000000...

Terpopuler

Comments

canvie

canvie

nanti aku mampir berkala ya kak. lanjutkan👍🏻👍🏻

2023-05-23

0

Secret Partner

Secret Partner

kang ghosting harus dimusnahkan dari muka bumi 😂😂

2023-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!