Selamat Membaca ❤️
“Gimana seharian ini sama Ibu?” tanya Raka pada Ayara. Jam Setengah empat sore Raka baru pulang mengajar. Saat ini dia dan Ayara sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton TV.
“Ibu mijitin kepala Aku yank sama buatin minuman hangat.” jawab Ayara sambil tersenyum.
Raka merangkul pundak Ayara dan menghadiahi ciuman di puncak kepala istrinya.
“Sama Ibu juga minta maaf tentang Novi” ucap Ayara pula.
Deg.
Raka sudah sangat paham karakter Ayara. Pasti sekarang Ayara akan mencercanya dengan banyak pertanyaan. Itulah kenapa Raka tidak bisa berbohong pada Ayara karena Ayara dengan mudahnya membaca gerak gerik Raka.
“Memangnya Novi bicara apa sampai Ibu meminta maaf?” Ayara melanjutkan kalimatnya dengan pertanyaan.
Tuh kan pasti akan begini jadinya. Ucap Raka dalam hati.
“Dia marah karena Aku memintanya pulang. Padahal maksudku baik. Tidak ingin dia tertular virus. Tapi dia bilang Aku mendoakan dirinya dan bayinya kenapa-kenapa” Raka bermaksud menceritakan sampai disini saja. Raka tidak mau Ayara bersedih bila membahas tentang anak.
“Ya ampun…mungkin cara kamu bicara yang tidak pas dia dengar. Kamu sudah jelaskan?”. Sepertinya Ayara cukup puas dengan jawaban Raka dan tidak menanyakan lebih lanjut.
“Sudah, Kamu tenang saja. Aku akan tetap ramah dengannya bila bertemu. Jangan khawatir ya” ucap Raka sambil kembali menghadiahkan kecupan di puncak kepala istrinya.
Hari demi hari berlalu, saudara sepupu Raka di kampung hari ini akan menikah hingga Raka dan Ayara pun datang untuk mendoakan dan memberi selamat. Mereka datang dengan setelan batik couple yang begitu indah. Ayara terlihat sangat cantik hari itu dan tentu saja membuat Novi yang hamil besar merasa iri. Dia merasa tersaingi karena kehamilannya kali ini membuat wajahnya terlihat kusam dan ada flex flex kecil hingga riasannya menjadi tidak bagus.
Novi yang memang memiliki genk julid di kampung pun mulai membicarakan Ayara. Apalagi Ayara adalah menantu yang tinggal di kota dan jarang pulang. Tidak heran pertemanannya tidak sebanyak Novi.
"Gimana mau hamil, orang dia diet ketat, perawatan ke klinik kecantikan. Makanya susah punya anak" ucap Novi memulai kejulidannya.
"Kasihan ya Kak Raka, jadinya pasti habis untuk biaya perawatan istrinya. Cantik sih tapi kalau sampai hamburin uang suami untuk hal seperti itu dan sampai membuat sulit punya anak kan jadi masalah juga" ucap yang lain menimpali.
Novi tertawa dalam hati. Dia mendapatkan teman untuk membuat Ayara dikucilkan bila pulang kampung.
Ayara yang baru saja memasuki tempat acara langsung menghampiri sang mertua dan mencium punggung tangannya. Beberapa kerabat yang ada disana pun satu persatu dia sapa begitu juga Raka. Selama acara Raka tidak pernah jauh dari sang istri. Raka tidak ingin Ayara kembali mendapat bulan-bulanan keluarga besarnya seperti yang sudah-sudah.
Mereka hanya bisa menanyakan kapan kapan dan kapan daripada menanyakan apakah kalian bahagia?. Bukankah itu lebih enak di dengar daripada menanyakan kapan?.
Ayara dan Raka duduk di salah satu meja bersama mertua dan dua kerabat lainnya. Novi datang mendekat dan menyapa dengan sangat ramah.
“Kak Aya bagaimana sudah sembuh betul?” tanya Novi basa basi.
“Iya sudah, terima kasih ya sudah jenguk waktu itu. Maaf aku ketiduran saat kamu datang” ucap Ayara menjawab sambil tersenyum.
“Iya tidak apa-apa kak” ucap Novi sambil mengelus perut buncitnya. Entah sengaja apa tidak. Dia seolah memamerkan perutnya yang membuncit itu. Tiba-tiba saja dia mejerit senang.
“Bu, dede nya nendang” ucap Novi sambil memberitahu mertuanya kalau sang anak dalam kandungan sedang menendang-nendang.
Ibu seolah paham kalau Novi sengaja memanas-manasi Ayara. Tapi beliau juga tidak ingin terlihat membela Ayara karena keduanya adalah sama bagi Ibu.
“Ayo duduk dulu Nov, gak baik Ibu hamil berdiri” tegur Ibu secara halus untuk mengalihkan pembicaraan.
Novi menurut. Dia pun duduk disebelah mertuanya.
“Coba bu, letakkan tangan Ibu disini” ucap Novi semakin memanas-manasi.
“Mau rasain juga mbak?” tanya Novi pula. “Biar mbak tau gimana rasanya tendangan bayi” ucap Novi dengan tersenyum tapi kata-katanya penuh dengan sindiran.
Ayara pun hanya tersenyum. Dia tidak mau meladeni Novi karena cukup tau bagaimana sifatnya. Berbeda dengan Raka yang sudah mengepalkan tangannya. Dia tidak habis pikir kenapa bisa Novi se julid ini padahal dia sama-sama wanita.
Tak lama kemudian anggota keluarga yang tadi sudah termakan omongan Novi langsung menghampiri Raka dan Ayara.
“Aku dengar katanya Kak Aya sakit ya waktu ini?” tanya orang itu yang usianya memang lebih muda dari Raka maupun Ayara.
“Iya, demam berdarah” jawab Ayara sambil tersenyum.
“Syukurlah sudah sembuh ya” ucap orang tersebut kemudian bergabung di meja yang sama. Jadilah Novi semakin mempunyai teman julid.
“Kulit Kak Aya bagus ya, pakai apa?” tanya wanita itu .Sebut saja namanya Indah. Sepupu jauh Raka.
“Sudah pasti perawatan di klinik kecantikan. Kalau cuma pakai pelembab kayak kita gak bisa se glowing itu” ucap Novi menimpali.
“Wah pantas saja, apa gak ingin punya anak kak? Katanya kalau ke klinik kecantikan itu dosis yang dipakai besar dan bisa bikin susah punya anak lho kak” ucap Indah pula.
Ayara hanya bisa menekan kesabarannya. Beginilah berbicara dengan orang yang tidak mengetahui ilmu tentang per skincare-an dan hanya bisa men judge se suka hati. Tapi Ayara tidak mau menjelaskan karena percuma.
“Aku cuma pakai merk X kok. Kalau perawatan ke klinik tidak tentu. Paling sebulan sekali” jawab Ayara apa adanya.
Indah terlihat menganggukkan kepalanya.
“Syukurlah Kak. Aku sudah ingin dapat ponakan dari kalian. Cantik dan Ganteng pasti anaknya imut” ucap Indah sambil tersenyum.
Selalu saja pembahasan kalau pulang kampung tidak jauh-jauh tentang kapan punya anak. Itulah kenapa Raka sangat malas untuk pulang.
Novi tersenyum puas melihat wajah Ayara yang memerah bila ditanyakan tentang anak. Setidaknya walau Novi tidak secantik Ayara tapi dia menang soal memiliki anak. Dia menang dua lawan satu dengan Ayara.
Maaf ya Kak Aya, kali ini aku yang menang dari Kakak. Gak adil dong kalau kakak dapetin semuanya. Mertua yang sayang sama kakak dan juga suami seperti Kak Raka yang sangat mencintai Kak Aya dan terus membela kak Aya sangat jauh berbeda dengan Alam yang malah ikut-ikutan memarahi Aku. Aku sangat iri sama kamu kak. Syukurlah kamu memiliki kelemahan juga. Setidaknya ada yang aku banggakan bila disandingkan denganmu. Aku mempunyai harta yang tak ternilai harganya. Aku bisa menjadi Ibu sedangkan kamu tidak.
Maaf ya Kak Aya , kamu harus kalah.
Ucap Novi dalam hati tentu saja.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
ria
semangat lanjut up thor..
2023-02-20
1
ria
novi km itu hamil tapi mulut gk dijaga
2023-02-20
1