Kabar Ayara dirawat di rumah sakit pun di dengar oleh Chiko dan Cindy. Sepulang kerja mereka datang bersama untuk menjenguk Ayara.
Cindy membawakan sekeranjang buah untuk Ayara sedangkan Chiko membawakan flower basket berisikan kartu ucapan semoga lekas sembuh dengan bentuk hati.
Raka menatap tak suka pada buah tangan yang Chiko bawakan. Menurutnya Chiko tidak bisa menghargai dirinya karena Ayara adalah istrinya dan tidak pantas dibawakan flower basket dengan kartu ucapan berbentuk hati.
Hal itu sama saja dengan Chiko menunjukkan perhatian pada istri orang.
Tapi sebagai pria dewasa Raka tetap menyambut kedua tamunya dengan ramah.
"Mbak Cindy dan Mas Chiko silahkan duduk" ucap Raka sambil tersenyum. Saat itu Ayara sedang tertidur setelah seharian muntah-muntah. Dia baru saja meminum obat dan tertidur.
"Maaf ya, Ayara baru saja tertidur, kasihan kalau dibangunkan. Seharian ini dia muntah-muntah terus" ucap Raka. Selain karena Ayara baru saja tidur dia juga tidak mau melihat Ayara mengobrol dengan Chiko.
Cindy pun mengangguk paham.
"Sejak kapan dia sakit Ka?" tanya Cindy khawatir.
"Sudah tiga hari muntah-muntah dan demam mbak. Tadi pagi di rujuk kesini" jawab Raka menjelaskan.
"Aku kira dia masuk angin biasa. Sudah Aku bilang gak usah ikut survey villa yang baru join tapi dia ngotot ikut. Aku udah curiga dia sakit karena pucat banget dari pagi" ucap Cindy.
"Iya kalau sudah masalah kerjaan dia memang begitu mbak, nggak mikirin kondisi badan" ucap Raka menimpali.
Saat itu juga Ayara terbangun karena merasa mual. Raka dengan sigap membantu Ayara yang kembali muntah-muntah.
Setelahnya Ayara kembali di baringkan, Chiko mendekat dan terlihat sangat khawatir.
Tanpa sadar Chiko mengelus puncak kepala Ayara.
Hem.
Raka berdehem , masih bersikap sopan agar Chiko paham dan menghentikan kegiatan mengelus puncak kepala istrinya.
Chiko yang tersadar seketika menjauhkan tangannya.
"Sudah dapat obat mual belum ?" tanya Chiko mengusir canggung karena mendapat tatapan tidak suka dari Raka.
"Sudah" jawab Raka ketus. Ayara sendiri tidak fokus karena rasa sakit yang dia rasakan. Raka menjauhkan tubuh Chiko dari ranjang istrinya dengan sangat natural seolah dia sedang menata letak infus Ayara. Chiko yang sadar diri kemudian kembali duduk di sofa.
Raka kemidian duduk di kursi di sebelah ranjang Ayara. Dia kembali memijat kepala istrinya.
"Mbak, Ko. Maaf ya Aku pusing dan mual banget" ucap Ayara merasa bersalah karena tidak bisa menyambut tamunya dengan baik.
"Gak apa-apa. Kamu kan sakit. Cepat sembuh ya. Nanti kita kerja bareng-bareng lagi" ucap Cindy sambil tersenyum.
"Iya cepat sembuh biar bisa bercanda-canda lagi. Sepi banget kantor gak ada kamu" ucap Chiko menimpali.
Raka harus bersabar dalam hati. Chiko semakin hari semakin memperlihatkan rasa sukanya pada Ayara.
Hampir satu jam Cindy dan Chiko disana. Setelahnya mereka pun pamit pulang.
Masih sambil memijat kepala Ayara, Raka mulai bertanya lebih jauh tentang Chiko. Secara garis besar dia tau tentang Chiko tapi dia ingin tau lebih banyak.
"Mas Chiko sudah ada pendamping yank?" tanya Raka tanpa menghentikan piajatannya.
"Belum" jawab Ayara lirih.
"Kenapa?" tanya Raka semakin penasaran.
"Dia sudah ada calon istri di kampung. Tapi dia tidak cinta katanya. Setiap dia kenalin calon ke orang tuanya selalu di tolak. Makanya dia tidak pernah nyari lagi" jawab Ayara.
"Makasih ya yank. Pijatan kamu enak" ucap Ayara sambil tersenyum.
"Iya sama-sama, istirahat sekarang biar cepat pulih" ucap Raka lembut.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
ria
semangat lanjut up thor..
2023-02-20
1