Ayara sudah mengabarkan pada atasannya kalau hari ini dia tidak bekerja. Ayara memang bersedih tapi dia tidak mau menyakiti dirinya sendiri. Dengan memaksakan diri dia menuju dapur dan membuat bubur. Tapi ternyata dia tidak sekuat itu. Berdiri sedikit saja dia sudah kembali pusing.
Ayara kemudian memilih duduk di sofa yang berada di ruang tamu dan memesan makanan via online.
“Ayo bangkit Ayara, jangan pernah kamu mengharapkan Raka lagi. Kamu masih muda. Kejar masa depanmu”.
Entah sudah berapa kali Ayara menyemangati dirinya tapi ujung-ujungnya dia akan kembali bersedih.
Bel rumah Ayara berbunyi. Ayara mengira itu adalah abang pengantar makanan. Tapi ternyata diluar ada Cindy dan juga Chiko. Teman kerja Ayara.
“Kalian…” ucap Ayara karena dia begitu terkejut.
“Kamu sakit apa? Aku sampai minta ijin dari boss biar bisa kesini” ucap Cindy begitu khawatir. Ayara sedikit terheran, berita tentang Raka yang berkeinginan menceraikannya belum dia ceritakan pada siapapun. Tapi kenapa Cindy sudah begitu khawatir padahal Ayara belum ada sehari ijin sakit.
Cindy menuntun Ayara yang terlihat lemah untuk masuk ke dalam rumah, disusul oleh Chiko.
“Kamu sakit apa?” tanya Cindy mengulang pertanyaannya.
Tidak perlu lagi ada yang Ayara tutupi, dia pun menceritakan semuanya pada Cindy dan Chiko. Ayara perlu seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya.
Chiko terlihat mengepalkan tangannya setelah Ayara menceritakan semuanya.
Cindy kembali memeluk Ayara untuk menguatkan sahabat baiknya itu.
“Bodoh kamu Ayara.. Kenapa kamu malah meminta dimadu? Dimana harga diri kamu sebagai seorang wanita?” ucap Chiko bersungut-sungut.
“Tidak perlu menangisi pria seperti dia. Kamu harus move on. Lupakan Raka” ucap Chiko pula.
“Chiko kenapa kamu malah menyalahkan Ayara? Dia sedang sedih harusnya kamu menghibur dia” bentak Cindy karena tidak suka mendengar ucapan Chiko.
Ayara hanya diam saja karena apa yang Chiko benar adanya. Ayara memang begitu bodoh.
“Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Ayara terlalu bodoh. Lupakan Raka!” ucap Chiko tak mau kalah.
“Dia bilang berselingkuh karena ingin mempunyai anak? Bagaimana kalau ternyata dia yang tidak bisa punya anak? Jangan mau disalahkan Ayara, kamu berhak untuk bahagia” ucap Chiko pula.
Kata-kata Chiko seperti tamparan keras untuk Ayara. Selama ini mereka memang belum memeriksakan diri ke dokter. Mereka masih ingin mencoba secara alami. Kalau memang alasan Raka memilih berpisah hanya karena anak, kenapa Raka tidak mencoba untuk berkonsultasi dulu ke dokter? Apalagi sekarang sudah canggih, selain cara alami ada juga bayi tabung. Ayara kini yakin kalau alasan sebenarnya memang bukan karena anak.
“Kamu masih akan tinggal disini? Dimana harga diri kamu Ayara?” Chiko kembali berucap.
“Chiko stop. Kamu sudah keterlaluan!” Cindy kembali membentak Chiko.
“Gak apa-apa mbak. Apa yang Chiko bilang memang benar adanya. Terima kasih ya Ko. Secepatnya Aku akan mencari rumah kontrakan” ucap Ayara melerai Cindy dan Chiko yang hampir saja perang mulut.
“Ya sudah makan dulu. Aku sudah belikan bubur” ucap Cindy mengalah.
“Biar aku yang ambilkan piring dan sendoknya” ucap Chiko yang langsung melimpir ke dapur. Dia dan Cindy memang sudah beberapa kali main ke rumah ini.
“Jangan dimasukkan ke dalam hati ya kata-kata Chiko, walau sudah tua tapi sikapnya masih kekanak-kanakan” ucap Cindy sambil mengelus lengan Ayara.
Ayara menggelengkan kepalanya.
“Apa yang Chiko katakan benar mbak. Aku memang bodoh. Harusnya Aku dengan lantang menyetujui perpisahan yang diajukan Raka, bukan malah mengajukan permohonan agar aku dimadu saja. Aku memang tidak mempunyai harga diri” ucap Ayara yang sudah kembali meneteskan air matanya.
“Ssstt… Jangan bicara seperti itu” tegur Cindy lalu kembali membawa Ayara ke dalam pelukannya.
Tak berapa lama Chiko sudah kembali dengan piring dan sendok. Dengan telaten dia menyiapkan makan pagi sekaligus siang untuk Ayara. Saat itu juga bel rumah Ayara kembali berbunyi. Cindy pun berinisiatif untuk membuka pintu. Ternyata itu pesanan makanan Ayara.
“ Kamu pesan makanan ya?” tanya Cindy pada Ayara.
Ayara pun menganggukkan kepalanya.
“Kasihan banget sih kamu Ra, kenapa sih Raka bisa seperti ini? Aku tarik kata-kata Aku dulu yang bilang kalau Raka adalah suami yang sempurna.” ucap Cindy yang sudah tersulut emosi.
“Sudahlah Mbak, Aku tidak mau membahas Raka lagi”ucap Ayara malas menanggapi.
“Apa kamu tidak mau ke rumah mertuamu? Tanyakan kenapa Raka seperti ini? Kamu harus cari tau alasannya” usul Cindy.
“Ngapain? Mau mempermalukan diri sendiri?” Chiko angkat bicara.
“Kalau seorang pria sudah mengatakan ingin berpisah dan memiliki wanita idaman lain itu artinya dia sudah tidak memiliki perasaan apapun sama kamu. Untuk apa kamu masih memperjuangkan pria seperti itu? Jangan menjadi wanita murahan dengan mengemis cinta pada Pria breng sek seperti Raka” ucap Chiko menggebu.
Cindy mendelik kesal pada Chiko. Bisa-bisanya dia berbicara tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Walau apa yang dia ucapkan ada benarnya tapi tidak sepantasnya Chiko berbicara seperti itu pada Ayara yang sedang bersedih.
“Kamu benar Chiko, Kalau memang Raka ingin berpisah maka Aku tidak akan mempersulitnya. Aku akan buktikan kalau Aku bisa hidup tanpa dia.”
Chiko tersenyum senang. Dia menepuk-nepuk pundak Ayara pelan.
“Bagus, buat dia menyesal telah meninggalkan kamu. Jangan merengek karena seperti apapun kamu memohon padanya kalau dia ingin berpisah maka perpisahan itu tetap akan terjadi. Yang terpenting sekarang adalah lupakan dia dan hadapi semuanya” ucap Chiko dengan menggebu.
Dalam hati Cindy merasa heran dengan sikap Chiko yang menurutnya begitu berlebihan.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Tri Ulidar
chiki demen kayak y
2024-01-08
1
sherly
semangat bener BPK Chico nih kalah suporter bola.. mencurigakan tapi sikapmu tu chiko
2023-10-25
1
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
betul Ayara, walaupun menurut aku si chiko terlalu ikut campur tapi ada benarnya juga, kalau suamimu sdh mau cerai buat apa kamu bertahan..
2023-06-23
1