TRAUMA
10 November 2013
Hujan deras dengan petir yang menggelegar terdengar begitu menakutkan. Seorang gadis kecil berusia 7 tahun duduk di sudut ruangan sambil menutup kedua telinganya rapat rapat berharap tidak mendengar suara mengerikan itu.
Suara mengerikan yang di maksud bukanlah suara petir yang besar itu, tetapi suara pertengkaran dua orang dewasa yang saat ini terdengar lebih keras dari pada suara petir di luaran sana.
PRANG!!
Suara benda berjatuhan.
" Bren*sek kau!! " Teriak seorang wanita.
Teriakan, cacian, isakan dan beberapa kali terdengar suara tamparan begitu jelas terdengar di telinga gadis kecil itu. Gadis itu hanya bisa menutup mata dan telinganya rapat rapat sambil bergumam..
" Aku benci papa.. Aku benci papa.. Aku benci papa." Itu yang gadis kecil itu gumamkan sambil air matanya meleleh.
Hingga beberapa saat berlalu, gadis itu akhirnya tertidur sambil duduk di sudut ruangan yang luas itu.
CKLEK!!
Suara pintu terbuka dari luar, dan masuk seorang wanita cantik namun penuh luka di wajahnya.
Wanita itu berjalan dengan lunglai dan menghampiri gadis kecil itu, kemudian terisak. Isakan wanita itu membangunkan sang gadis kecil.
" Mama.." Gumam gadis kecil itu.
" Maafkan mama, sayang.. Apakah mama membuatmu takut??" Tanya wanita itu yang ternyata ibu dari sang gadis kecil, bernama Livy.
" Tidak, ma.. Lea tidak takut." Ujar gadis kecil yang menyebut dirinya sebagai Lea.
" Lea.. Kita pergi dari sini, ya? Mama dan papa sudah tidak bisa tinggal bersama lagi. Mama tahu Lea anak yang kuat, mama tidak mau bohong pada Lea. Mama.. dan papa akan bercerai." Ujar Livy menjelaskan pada anaknya itu.
Lea pun mengangguk seakan mengerti apa yang diucapkan sang mama. Livy memeluk putrinya itu lalu kembali terisak.
" Anak mama paling baik, terimakasih sayang.. Sudah selalu ada untuk mama. " Ujar Livy.
Hati wanita mana yang sanggup melihat dengan mata kepalanya sendiri, sang suami rupanya menjalin hubungan dengan perempuan lain. Pernikahan Livy dengan Anton suaminya itu karena perjodohan kedua orang tua mereka.
Livy menerima perjodohan itu karena memang Livy menyukai Anton, tapi tidak dengan Anton sendiri. Anton lebih mencintai kekasihnya yang harus ia tinggalkan karena menikah dengan Livy.
Tapi kejadian naas terjadi pada satu bulan sebelum pernikahan Livy dan Anton. Livy di perkosa oleh Anton saat Anton mabuk hingga hamil. Sayangnya Livy tidak jujur di awal, hingga terbongkarlah kehamilan itu.
Karena sejak menikah dengan Livy hingga tiga bulan pernikahan nya, Anton merasa sama sekali belum menyentuh Livy tapi Livy di nyatakan hamil, Anton murka dan mengira Livy adalah perempuan bebas.
Hingga akhirnya memutuskan kembali menjalin kasih dengan sang mantan hingga kini, dan terus menghina Livy adalah perempuan kotor.
" Sayang, apakah kamu sudah siap??" Tanya Livy pada Lea.
" Sudah, mama." Ucap Lea. Lea menggendong tas yang berbentuk boneka di belakang punggungnya.
" Ayo." Ujar Livy , dan keduanya pun pergi dari rumah itu.
10 Tahun kemudian...
Disebuah kamar yang sangat rapi, bersih dan tidak terlihat sedikitpun barang yang berantakan. Seorang gadis dengan rambut panjang hitam legam, tengah berdiri di depan cermin dikamarnya, ia tengah menggunakan dasi.
Athalea Adeline namanya, atau yang lebih akrab di panggil Lea oleh ibunya, sedang bersiap untuk masuk ke sekolah barunya, untuk yang kesekian kalinya.
" Lea.. Mama sudah buatkan sarapan nak, apakah kamu sudah siap??" Teriak suara perempuan dari luar.
Lea berjalan menuju kearah pintu dan membuka pintu kamarnya. Terlihat perempuan paruh baya yang masih cantik, ibunya.. Livy.
"Cantiknya anak mama.. " Ucap Livy, dan Lea tersenyum.
" Berjanjilah, nak.. Ini sekolah terakhir yang akan kamu tempati. Jika sampai kamu membuat ulah yang tidak tidak lagi, mama menyerah menyekolahkanmu." Ujar Livy.
" Lea akan berusaha, ma. Maaf sudah membuat mama kesusahan." Ujar Lea.
Mengapa Lea sering pindah pindah sekolah? Itu karena di sekolah lamanya, Lea selalu menyelesaikan semua hal dengan otot, Lea benci laki laki dan itu karena ayahnya.
Lea tumbuh menjadi gadis yang sama sekali tidak tersentuh dengan hal hal yang berbau laki laki. Dan jika ada yang menghina ibunya, dia akan menyelesaikan nya dengan otot. Dalam artian Lea akan langsung menghajar orang itu.
" Makanlah sarapanmu, lalu berangkat kesekolah. Apakah kamu mau diantar supir?" Tanya Livy dan Lea menggeleng.
" Tidak ma, Lea akan berangkat sendiri pakai motor." Ujar Lea.
" Aduh, Lea.. Kamu itu perempuan, nak. Anak gadis harus feminin, bagaimana bisa kamu malah seperti laki laki. " Ujar Livy.
" Karena Lea tidak mau menjadi lemah, menjadi lemah hanya akan di injak - injak oleh laki - laki. Seperti mama yang selalu di injak - injak oleh laki - laki itu. " Ujar Lea.
Laki laki yang dimaksud Lea adalah sang ayah, Anton. Meski keduanya telah bercerai, tapi Livy masih sering di katai wanita kotor oleh Anton. Dan Livy sama sekali tidak melawan lagi, atau setidaknya menjelaskan kejadian malam itu saat Anton memperkosanya dulu.
Lea keluar dari rumah dan langsung masuk kedalam garasi dimana motornya berada, ia menggunakan celana olah raga sekolah jadi dia tidak perlu khawatir jika mengendarai motor.
BRRUM!!
Suara motor Lea yang menggelegar terdengar.
Lea pun pergi dari rumah nya menuju kesekolah dengan motor itu, sementar Livy hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya saja melihat kelakuan sang putri semata wayangnya itu.
Lea telah sampai di sekolah barunya, melihat kesekelilingnya dan menghela nafas. Tidaklah mudah bagi Lea berbaur di tempat umum begitu, apalagi disana terdapat makhluk bernama laki laki. Ia masih kesulitan melupakan kejadian dimasa kecilnya, traumanya terlalu besar untuk di lupakan. Rasa bencinya terhadap laki laki tidak pernah sedikitpun berkurang dari dulu hingga sekarang.
" Wow.. Hai, apakah kamu murid baru. " Ujar seorang anak laki laki yang kebetulan parkir di sebelah Lea.
Lea hanya menatap datar anak laki laki itu lalu ia turun dari motornya dan pergi dari sana. anak laki laki itu merasa heran sendiri dengan Lea, padahal dia berkata bengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
Lea langsng mencari ruang guru, dan langsung diantarkan ke kelas barunya. Dan Lea lagi lagi harus menghela nafas karena rupanya di kelasnya itu jusrtu di dominasi oleh murid laki laki.
" Perkenalkan dirimu. " Ujar sang guru.
" Namaku Athalea Adeline, kalian bisa memanggilku Lea. " Ujar Lea.
" Silahkan duduk di tempat dudukmu, kamu bisa menggunakan bangku yang kosong itu." Ujar guru.
" Terimakasih. " Ujar Lea.
Lagi lagi Lea harus membiasakan dirinya dengan lingkungan baru, meskipun begitu dia menyimak pelajaran dengan baik karena memang pada dasarnya Lea adalah anak yang cerdas. Hingga akhirnya waktu pun berlali dan sekolah pun berakhir.
Lea berjalan menuju ke motornya, namun berdiri beberapa siswi yang berpenampilan sangat... mencolok menurut Lea.
" Siapa kamu?" Tanya siswi itu pada Lea.
" Lea." Ujar Lea singkat.
" Kami tidak bertanya siapa namamu, kami bertanya mengapa kau memarkirkan motormu di sini! ini adalah tempat paerkir khusus prince kami. " Ujar para siswi itu. Tentu saja Lea bingung..
" Prince??? Apakah ada seorang pangeran yang bersekolah disini? Dari negara mana? " Ujar Lea dwngan senyum smirknya.
" Ish beraninya kau!! " Ujar murid itu.
Saat salah satu murid itu hendak memukul Lea, dengan sigap Lea langsung menangkis tangan gadis itu dan menatap nya dengan tajam.
" Haruskah kau melakukan kekerasan pada sesamamu hanya untuk seorang laki laki? Jika harus pindah maka aku akan senang hati pindah dari sini, tapi bicaralah baik baik, bodoh! " Ujar Lea dan mengibaskan tangan gadis itu.
Lea menabrak gadis itu lalu kemudian ia menaiki motornya dan pergi dari sana, sementara para gadis yang di tinggalkan itu menatap tidak percaya dengan keberanian Lea.
" Waahh.. Cari mati." Ujar salah satu gadis itu.
TO BE CONTINUED...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments