10 November 2013
Hujan deras dengan petir yang menggelegar terdengar begitu menakutkan. Seorang gadis kecil berusia 7 tahun duduk di sudut ruangan sambil menutup kedua telinganya rapat rapat berharap tidak mendengar suara mengerikan itu.
Suara mengerikan yang di maksud bukanlah suara petir yang besar itu, tetapi suara pertengkaran dua orang dewasa yang saat ini terdengar lebih keras dari pada suara petir di luaran sana.
PRANG!!
Suara benda berjatuhan.
" Bren*sek kau!! " Teriak seorang wanita.
Teriakan, cacian, isakan dan beberapa kali terdengar suara tamparan begitu jelas terdengar di telinga gadis kecil itu. Gadis itu hanya bisa menutup mata dan telinganya rapat rapat sambil bergumam..
" Aku benci papa.. Aku benci papa.. Aku benci papa." Itu yang gadis kecil itu gumamkan sambil air matanya meleleh.
Hingga beberapa saat berlalu, gadis itu akhirnya tertidur sambil duduk di sudut ruangan yang luas itu.
CKLEK!!
Suara pintu terbuka dari luar, dan masuk seorang wanita cantik namun penuh luka di wajahnya.
Wanita itu berjalan dengan lunglai dan menghampiri gadis kecil itu, kemudian terisak. Isakan wanita itu membangunkan sang gadis kecil.
" Mama.." Gumam gadis kecil itu.
" Maafkan mama, sayang.. Apakah mama membuatmu takut??" Tanya wanita itu yang ternyata ibu dari sang gadis kecil, bernama Livy.
" Tidak, ma.. Lea tidak takut." Ujar gadis kecil yang menyebut dirinya sebagai Lea.
" Lea.. Kita pergi dari sini, ya? Mama dan papa sudah tidak bisa tinggal bersama lagi. Mama tahu Lea anak yang kuat, mama tidak mau bohong pada Lea. Mama.. dan papa akan bercerai." Ujar Livy menjelaskan pada anaknya itu.
Lea pun mengangguk seakan mengerti apa yang diucapkan sang mama. Livy memeluk putrinya itu lalu kembali terisak.
" Anak mama paling baik, terimakasih sayang.. Sudah selalu ada untuk mama. " Ujar Livy.
Hati wanita mana yang sanggup melihat dengan mata kepalanya sendiri, sang suami rupanya menjalin hubungan dengan perempuan lain. Pernikahan Livy dengan Anton suaminya itu karena perjodohan kedua orang tua mereka.
Livy menerima perjodohan itu karena memang Livy menyukai Anton, tapi tidak dengan Anton sendiri. Anton lebih mencintai kekasihnya yang harus ia tinggalkan karena menikah dengan Livy.
Tapi kejadian naas terjadi pada satu bulan sebelum pernikahan Livy dan Anton. Livy di perkosa oleh Anton saat Anton mabuk hingga hamil. Sayangnya Livy tidak jujur di awal, hingga terbongkarlah kehamilan itu.
Karena sejak menikah dengan Livy hingga tiga bulan pernikahan nya, Anton merasa sama sekali belum menyentuh Livy tapi Livy di nyatakan hamil, Anton murka dan mengira Livy adalah perempuan bebas.
Hingga akhirnya memutuskan kembali menjalin kasih dengan sang mantan hingga kini, dan terus menghina Livy adalah perempuan kotor.
" Sayang, apakah kamu sudah siap??" Tanya Livy pada Lea.
" Sudah, mama." Ucap Lea. Lea menggendong tas yang berbentuk boneka di belakang punggungnya.
" Ayo." Ujar Livy , dan keduanya pun pergi dari rumah itu.
10 Tahun kemudian...
Disebuah kamar yang sangat rapi, bersih dan tidak terlihat sedikitpun barang yang berantakan. Seorang gadis dengan rambut panjang hitam legam, tengah berdiri di depan cermin dikamarnya, ia tengah menggunakan dasi.
Athalea Adeline namanya, atau yang lebih akrab di panggil Lea oleh ibunya, sedang bersiap untuk masuk ke sekolah barunya, untuk yang kesekian kalinya.
" Lea.. Mama sudah buatkan sarapan nak, apakah kamu sudah siap??" Teriak suara perempuan dari luar.
Lea berjalan menuju kearah pintu dan membuka pintu kamarnya. Terlihat perempuan paruh baya yang masih cantik, ibunya.. Livy.
"Cantiknya anak mama.. " Ucap Livy, dan Lea tersenyum.
" Berjanjilah, nak.. Ini sekolah terakhir yang akan kamu tempati. Jika sampai kamu membuat ulah yang tidak tidak lagi, mama menyerah menyekolahkanmu." Ujar Livy.
" Lea akan berusaha, ma. Maaf sudah membuat mama kesusahan." Ujar Lea.
Mengapa Lea sering pindah pindah sekolah? Itu karena di sekolah lamanya, Lea selalu menyelesaikan semua hal dengan otot, Lea benci laki laki dan itu karena ayahnya.
Lea tumbuh menjadi gadis yang sama sekali tidak tersentuh dengan hal hal yang berbau laki laki. Dan jika ada yang menghina ibunya, dia akan menyelesaikan nya dengan otot. Dalam artian Lea akan langsung menghajar orang itu.
" Makanlah sarapanmu, lalu berangkat kesekolah. Apakah kamu mau diantar supir?" Tanya Livy dan Lea menggeleng.
" Tidak ma, Lea akan berangkat sendiri pakai motor." Ujar Lea.
" Aduh, Lea.. Kamu itu perempuan, nak. Anak gadis harus feminin, bagaimana bisa kamu malah seperti laki laki. " Ujar Livy.
" Karena Lea tidak mau menjadi lemah, menjadi lemah hanya akan di injak - injak oleh laki - laki. Seperti mama yang selalu di injak - injak oleh laki - laki itu. " Ujar Lea.
Laki laki yang dimaksud Lea adalah sang ayah, Anton. Meski keduanya telah bercerai, tapi Livy masih sering di katai wanita kotor oleh Anton. Dan Livy sama sekali tidak melawan lagi, atau setidaknya menjelaskan kejadian malam itu saat Anton memperkosanya dulu.
Lea keluar dari rumah dan langsung masuk kedalam garasi dimana motornya berada, ia menggunakan celana olah raga sekolah jadi dia tidak perlu khawatir jika mengendarai motor.
BRRUM!!
Suara motor Lea yang menggelegar terdengar.
Lea pun pergi dari rumah nya menuju kesekolah dengan motor itu, sementar Livy hanya bisa menggeleng gelengkan kepalanya saja melihat kelakuan sang putri semata wayangnya itu.
Lea telah sampai di sekolah barunya, melihat kesekelilingnya dan menghela nafas. Tidaklah mudah bagi Lea berbaur di tempat umum begitu, apalagi disana terdapat makhluk bernama laki laki. Ia masih kesulitan melupakan kejadian dimasa kecilnya, traumanya terlalu besar untuk di lupakan. Rasa bencinya terhadap laki laki tidak pernah sedikitpun berkurang dari dulu hingga sekarang.
" Wow.. Hai, apakah kamu murid baru. " Ujar seorang anak laki laki yang kebetulan parkir di sebelah Lea.
Lea hanya menatap datar anak laki laki itu lalu ia turun dari motornya dan pergi dari sana. anak laki laki itu merasa heran sendiri dengan Lea, padahal dia berkata bengan senyuman yang menghiasi wajahnya.
Lea langsng mencari ruang guru, dan langsung diantarkan ke kelas barunya. Dan Lea lagi lagi harus menghela nafas karena rupanya di kelasnya itu jusrtu di dominasi oleh murid laki laki.
" Perkenalkan dirimu. " Ujar sang guru.
" Namaku Athalea Adeline, kalian bisa memanggilku Lea. " Ujar Lea.
" Silahkan duduk di tempat dudukmu, kamu bisa menggunakan bangku yang kosong itu." Ujar guru.
" Terimakasih. " Ujar Lea.
Lagi lagi Lea harus membiasakan dirinya dengan lingkungan baru, meskipun begitu dia menyimak pelajaran dengan baik karena memang pada dasarnya Lea adalah anak yang cerdas. Hingga akhirnya waktu pun berlali dan sekolah pun berakhir.
Lea berjalan menuju ke motornya, namun berdiri beberapa siswi yang berpenampilan sangat... mencolok menurut Lea.
" Siapa kamu?" Tanya siswi itu pada Lea.
" Lea." Ujar Lea singkat.
" Kami tidak bertanya siapa namamu, kami bertanya mengapa kau memarkirkan motormu di sini! ini adalah tempat paerkir khusus prince kami. " Ujar para siswi itu. Tentu saja Lea bingung..
" Prince??? Apakah ada seorang pangeran yang bersekolah disini? Dari negara mana? " Ujar Lea dwngan senyum smirknya.
" Ish beraninya kau!! " Ujar murid itu.
Saat salah satu murid itu hendak memukul Lea, dengan sigap Lea langsung menangkis tangan gadis itu dan menatap nya dengan tajam.
" Haruskah kau melakukan kekerasan pada sesamamu hanya untuk seorang laki laki? Jika harus pindah maka aku akan senang hati pindah dari sini, tapi bicaralah baik baik, bodoh! " Ujar Lea dan mengibaskan tangan gadis itu.
Lea menabrak gadis itu lalu kemudian ia menaiki motornya dan pergi dari sana, sementara para gadis yang di tinggalkan itu menatap tidak percaya dengan keberanian Lea.
" Waahh.. Cari mati." Ujar salah satu gadis itu.
TO BE CONTINUED...
Lea mengendarai motornya dengan kecepatan lumayan tinggi karena saat ini jalanan sedang sepi, tapi tiba tiba seorang laki laki menggunakan hoodie berwarna hitam menyeberang begitu saja tanpa melihat kondisi jalanan.
Lea yang terkejut pun langsung mengerem mendadak untk menghindari tabrakan.
CKKITT!!!
Suara rem yang bergesekan.
Pria itu terlihat kaget, dan Lea sendiri bernafas tidak beraturan karena dia hampir saja menabrak pria itu.
" Gunakan matamu saat ingin menyeberang!! Kau mau membuat orang lain celaka karena kecerobohanmu!?" Ucap Lea pada pria itu, dengan nada kesal.
" Maaf, aku memang tidak bisa melihat. Aku sedang mencari tongkatku." Ujar pria itu dengan tatapan kosong.
' Apakah dia buta?' Batin Lea.
" Apakah kau masih disana? maaf, sudah membuatmu hampir celaka, kamu tidak apa apa kan? " Ujar pria itu lagi.
" Kau tidak sedang berpura pura buta kan?" Ujar Lea tanpa perasaan, dan pria itu justru tersenyum mendengar ucapan Lea.
" Aku sungguh buta, jika kamu tidak percaya kamu bisa lihat surat di dalam tasku, aku baru saja dari rumah sakit." Ujar pria itu.
" Tidak perlu." Ujar Lea akhirnya.
Lea menatap kesegala arah untuk mencari tongkat yang di maksud oleh pria itu, dan ya.. tongkat itu ada di tengah jalan. Meskipun Lea heran mengapa tongkat pria itu ada di tengah jalan, ia tidak bertanya dan hanya langsung memberikan tongkat itu saja pada pemiliknya.
" Nah, tongkatmu." Ujar Lea pada pria itu.
" Ah, terimakasih banyak." Ujar pria itu.
Tangan pria itu mencoba menggapai tongkatnya namun justru tidak sengaja menyentuh tangan Lea, Lea langsung saja melepas tangan nya.
" Terimakasih." Ujar pria itu.
Lea langsung pergi tanpa membalas ucapan pria itu, ia langsung mengendarai kembali motornya dan melesat pergi dari sana. Sementara itu, pria buta itu tersenyum senang karena mendapatkan tongkatnya kembali.
" Sukurlah, tongkatku bisa di temukan." Gumamnya.
Lea sampai di rumah, dan terlihat ibunya sedang sibuk dengan barang bawaan nya.
" Ma, butuh bantuan Lea?" Tanya Lea.
" Sepertinya iya sayang, mama harus ke butik, tapi di toko kue juga membutuhkan mama karena ada orang yang memesan kue ulang tahun dengan bentuk yang sedikir sulit." Ujar Livy.
" Lea saja yang ke toko kue, mama ke butik." Ujar Lea.
" Apakah kamu tidak ada PR?" Tanya Livy.
" PR bisa Lea kerjakan malam nanti, Mana yang harus Lea bawa?" Tanya Lea.
" Kamu yakin, sayang? " Tanya Livy.
" Yakin, ma.." Ujar Lea.
Akhirnya Livy memberikan apa saja yang harus di bawa oleh Lea, Sejak bercerai dari suaminya Livy menjadi begitu mandiri. Dia diam diam memimpin perusahaan yang ia dirikan sendiri sebelum menikah.
Tapi karena dia tidak mau mencolok, Dia menyuruh orang kepercayaan nya untuk menjalankan perusahaan itu,sementara dia sendiri membuka toko kue dan sekaligus membuka butik pakaian yang ia desain sendiri, dari sanalah Livy menghidupi Lea.
" Lea pergi, ma." Ujar Lea.
" Ya, sayang.. Hati hati di jalan." Sahut Livy.
Lea pergi ke toko kue, toko kue itu sudah lama berdiri, dan sesekali Lea menyempatkan waktunya untuk ikut turun tangan mengerjakan kue kue itu.
Lea pun sampai di toko kue.
" Halo Lea.." Sapa seorang gadis yang bekerja disana bernama Riri.
" Halo Ri, apakah bisa perlihatkan padaku desain pesanan kue yang sulit itu?" Ucap Lea.
" Ah, ya.. Sebentar aku ambilkan. " Ujar Riri.
Tak lama gadis itu memberikan desain kue yang di pesan pelanggan, rupanya itu adalah kue untuk anak laki laki yang akan merayakan ulang tahun ke 17 nya.
" Rupanya untuk sweet seventeen." Gumam Lea.
" Ini untuk acara besok, Lea. Dia pesan sangat mendadak dan tidak mau tahu apapun caranya kue itu harus jadi." Ujar Riri.
" Ck, orang kaya memang sombong." Ujar Lea.
" Baiklah, akan aku kerjakan kue ini, kau kerjakan saja yang lain." Ujar Lea lagi.
" Sungguh?? Ah Lea.. Kamu memang malaikat penolong kami." Ujar Riri memuji, namun Lea hanya biasa saja.
Lea langsung mengikat rambutnya dan memasang apron di perutnya untuk mulai berperang dengan bahan bahan kue.
Di tempat lain..
Di sebuah kediaman yang tampak begitu mewah, pria buta yang tadi hampir tertabrak oleh Lea telah sampai di kediaman nya, ia langsung di sambut oleh seorang wanita paruh baya yang terlihat sangat khawatir dengan pria buta itu.
" Sayang, kamu sudah pulang?? Kenapa kamu pergi sendirian? Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu? " Ujar seorang perempuan paruh baya. Wanita paruh baya itu bernama Fitty Fauzia adalah ibu kandung pria buta itu.
" Ma, Richard sudah besar, Richard tidak butuh lagi mama untuk terus mengantar pergi kemanapun." Ujar pria buta itu yang ternyata bernama lengkap Richard Xander Demitrius.
" Tapi mama khawatir, nak. Jika dulu mungkin mama masih tidak apa apa melihatmu pulang pergi sendirian, tapi sekarang.. "
" Richard buta? Dengar ya, mama sayang.. Richard memang buta sekarang tapi sebelum itu Richard normal, Richard bisa mengunakan ponsel untuk menuntun jalan Richard pulang kerumah. " Ujar Richard sambil tersenyum.
Namun Fitty justru menangis, betapa sabar hati anaknya itu.. dia tetap tegar walau menjadi buta sekalipun. Richard sebelumya bisa melihat, dia terlahir normal dan sehat.
Sampai sekitar dua bulan lalu sebuah kecelakaan merenggut pengelihatan nya saat dia menyelamatkan seorang teman kelas yang hampir tertimpa pecahan kaca dari sebuah rumah kaca yang tiba tiba pecah. Sejak saat itu Richard kehilangan pengelihatannya dan buta.
" Apakah mama menangis lagi? Maafkan Richard ya, ma.. Richard tidak bermaksud menyakiti perasaan mama. Richard hanya ingin agar terbiasa melakukan sesuatu sendiri seperti sebelumnya. " Ujar Richard sambil tangan nya berusaha mencari keberadaan ibunya.
Fitty pun menyambut uluran tangan Richard dan menggenggam nya.
" Mama tidak sedih karena itu sayang, mama hanya terharu karena kamu bisa begitu sabar. Mama sedang berusaha mencarikan donor mata yang bagus untukmu agar kamu bisa kembali melihat lagi. " Ujar Fitty, dan Richard mengangguk.
"Iya ma, terimakasih.. " Ujar Richard.
" Ayo masuk, kamu pasti lapar kan. " Ujar Fitty dan Richard pun tersenyum sambil mengangguk.
___________________________
Beberapa saat berlalu, Lea yang sedang membuat kue itu begitu fokus menghias kue pesanan yang terbilang sulit itu. Bahkan walau jam sudah menunjukan hampir larut malam dia masih berkutat dengan kuenya karena waktu yang begitu mepet.
" Lea, ini sudah jam sembilan malam, lebih baik kita lanjutkan besok saja. " Ujar Riri yang sudah mulai menguap karena kelelahan.
" Kau sudah lelah, kamu pulang saja biar aku yang akan mengunci toko ini nanti. Aku tidak mau pulang sebelum kue ini selesai. " Ujar Lea.
" Astaga, yang ada aku kena marah nyonya nanti, sudahlah aku akan menemanimu saja. " Ujar Riri akhinya.
" Terserah kau saja, aku tidak memaksa mu. " Ujar Lea.
Lea kembali fokus dengan kue nya, setelah satu jam berlalu.. akhirnya kue itu selesai juga. Lea memasukan kue itu kedalam lemari pendingin, lalu mencari keberadaan Riri yang katanya menemani dirinya namun tidak tahu dimana dia kini.
" Katanya menemaniku, malah tidur. " Gumam Lea, ketika melihat Riri yang justru ketiduran di sofa.
" Ri, aku sudah selesai. " Ujar Lea yang membangunkan Riri dari tidurnya.
" Mhhh.. kau sudah selesai? Kalau begitu ayo kita pulang, Astaga ini sudah pukul sepuluh lebih. " Ujar Riri.
" Kau sudah bekerja keras, besok aku akan bilang pada mama untuk memberikan bonus padamu, aku pulang dulu." Ujar Lea.
" Hmm.. hati hati di jalan. " Ujar Riri.
Riri sendiri tidak begitu khawatir tentang dirinya yang di tinggal, karena rupanya Riri tinggal di gedung seberang yang merupakan sebuah kos kos an. Lea mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh tatapan nya sangat tajam saat ini, ia tidak pedulikan mobil siapa yang ada di depan, ia menyalip semua kendaraan yang berada di hadapannya saat ini hingga tak lama ia pun sampai di kediaman nya.
" Astaga Lea, mama sudah hampir menyusulmu ke toko kue. " Ujar Livy yang melihat Lea masuk kedalam rumah.
" Hehe, Lea kan menyelesaikan kue pesanan yang rumit itu ma. Kuenya sudah jadi, besok bisa langsung diantar saja. " Ujar Lea pada Nely.
" Terimakasih, nak.. lalu apakah kamu sudah makan? " Tanya Livy.
" Lea tidak lapar ma, kenyang mencicipi rasa kue yang manis. Lea akan istirahat saja, bye ma.. " Ujar Lea dan langsung pergi meninggalkan Livy di ruang tengah sendirian.
' Anakku.. kamu begitu menderita sejak dulu, kamu selalu saja menyembunyikan perasaanmu dari mama. Kapan kiranya kamu akan menjadi gadis yang ceria dan terbuka dengan mama, nak? Mama ingin kamu menjadi anak nyang ceria seperti anak gadis lainnya, kamu selalu sendiri dan mengucilkan dirimu sendiri.. ' Batin Livy.
TO BE CONTINUED...
Pagi harinya Lea pergi ke sekolah, dan Livy sendiri sudah pergi ke butiknya karena hari ini salah satu pelanggan nya mengambil gaun pesanan nya di pagi hari.
Lea sampai di parkiran dan ia parkir di tempat lain karena kemarin dirinya di hadang oleh gadis gadis yang gila dengan laki laki. Tetapi rupanya para gadis itu tetap saja datang dan mengganggu Lea.
" Kau!! Motormu dilarang parkir di sini." Ujar gadis yang bernama Alika.
" Oh, Apakah kau tukang parkir disini? Apakah aku harus bayar lebih dulu padamu agar aku bisa parkir dengan nyaman?" Ujar Lea, dan Alika terperanga mendengarnya.
" Beraninya kau menganggap aku tukang parkir!! " Ucap Alika marah.
" Jadi apa?? Sejak kemarin kau mempermasalahkan dimana aku parkir. Kemarin aku parkir disana dan kau bilang itu milik pangeranmu, jadi aku parkir disini. Dan sekarang kau juga datang untuk mengusirku dari parkiran ini, apa namanya jika bukan juru parkir?? " Ujar Lea santai.
" Beraninya kau!! Aku adalah... "
" Nah, aku beri kamu lima puluh ribu, seharus nya cukupkan, untuk motorku parkir sampai pulang sekolah? " Ujar Lea sambil memberikan uang pada Alika.
" Ish!! Aku bukan tukang parkir!! " Teriak Alika kesal.
" Ya.. ya.. bukan tukang parkir, tapi juru parkir. Aku tidak punya waktu untuk meladeni kalian, silahkan jika kalian ingin menjaga motorku, aku permisi dulu. " Ujar Lea dan langsung meninggalkan Alika dan kedua teman nya yang tidak bisa berkata apa apa lagi.
" Dia.. dia.. dia.. beraninya dia menganggap aku sebagai juru parkir. " Ujar Alika yang kelewat kesal akibat Lea.
Sejujurnya ini adalah kali pertama Lea bisa begitu sabar menghadapi pembuly, Lea bukannya tidak tahu bahwa dirinya tengah di persulit oleh Alika and the gank, Tapi dia mengingat ucapan ibunya yang mengatakan akan menyerah apabila Lea sampai di keluarkan lagi dari sekolah.
" Ck! Menyebalkan." Gumam Lea.
Lea berjalan masuk dan sepanjang koridor banyak yang menatap Lea, pada dasarnya Lea sangat cantik. Tubuhnya langsing dengan tinggi 165 cm, untuk ukuran gadis SMA sangatlah sempurna. Rambutnya panjang sedikit bergelombang, dan kulitnya putih bagai salju dengan bibir peach yang plumpy.
Siapa yang tidak akan terpikat?? Apalagi mata Lea yang tajam dan smokey tanpa make up, sangat memikat dengan tahi lalat sudut bawah matanya, menambah kesan misterius tersendiri.
Namun Lea menganggap mereka yang terpikat bukanlah apa apa, ia malah merasa lebih risih saat di tatap begitu banyak orang, terutama laki laki.
' Lalat lalat yang mengganggu.' Batin Lea.
Lea sampai di kelas, dan terlihat satu murid baru yang belum pernah dia temu kemarin. Meskipun Lea tidak menyukai laki laki, tapi dia mudah mengingat wajah orang lain dan dia benci itu.
Tak lama guru masuk dan menatap Lea yang saat ini sedang duduk di temoat duduknya.
" Athalea Adeline, apakah hari ini hari pelajaran olah raga? " Tanya sang Guru.
Guru itu sangat galak dan bijak, dia tidak memihak pada siapapun. Tidak peduli anak siapa muridnya, dia akan tegur jika murid itu melakukan kesalahan.
" Bukan." Sahut Lea singkat.
" Lalu kenapa kamu memakai celana olah raga?" Tanya sang guru.
Lea menunduk melihat bagian bawahnya, dan ya.. Dia lupa berganti celana menjadi rok seragam.
' Aih.. Gara gara gadis di parkiran tadi, aku sampai lupa ganti pakai rok.' Batin Lea.
" Maaf, lupa." Ujar Lea.
" Ganti seragammu terlebih dahulu." Ujar sang guru.
" Baik." Sahut Lea.
Lea keluar daei kelas membawa tasnya, dan Alika menertawakan kecerobohan Alea itu.
' Cih, kekanak kanakan.' Batin Lea.
Lea berada di dalam toilet, dan sudah mengganti celana olah raganya dengan rok seragam sekolah. Sesungguhnya rok bukanlah hal yang bagus bagi Lea, dia benci rok apalagi jika terlalu pendek. Tapi apalah daya, itu sekolah.
" Apakah sudah ada kabar kabar dari prince? Kenapa dia sangat lama meliburkan diri dari sekolah." Ucap sebuah Suara dari luar bilik toilet.
Lea lagi lagi mendengar seseorang menyebut kata Prince, ia pun mengernyitkan kening nya.
' Apakah di sekolah ini sungguh ada seorang pangeran? Semua gadis sepertinya tergila gila padanya. Ck.. Hanya seorang pria mereka rela menjadi kumbang.' Batin Lea, dan melangkah keluar.
" Dengar dengar dia buta, maka dari itu dia tidak sekolah." Ujar suara yang lain.
Saat Lea keluar untuk mencuci tangan, gadis gadis itu menatap Lea penuh kagum.
" Astaga.. Kamu cantik sekali. Tapi apa kamu tidak tahu bahwa di sekolah tidak boleh menggunakan make up?" Ujar siswi itu.
Lea melihat name tag yang tertempel di seragam gadis itu, dan bertuliskan nama Luciana Larasati.
" Apakah menurutmu aku menggunakan make up, Luciana?" Ucap Lea.
" Astaga, dia tahu namaku." Ujar Gadis bernama Luciana itu.
Mendengar itu Lea menggelengkan kepalanya sambil berkata..
" Bodoh.." Gumamnya, lalu melangkah pergi dari toilet.
" Apa!! Hey, aku tidak mengganggumu mengapa kau mengatai aku bodoh! Berhenti kau!" Teriak Luciana, namun di bekap oleh teman nya.
" Namamu tertempel di bajumu bagaimana mungkin dia tidak tahu namamu Luciana." Ujar teman nya.
" Ha! Oiyah benar juga.. bodohnya aku." Gumamnya sendiri, sambil melihat name tag yang tertera di bajunya.
Lea kembali masuk kedalam kelas, dan langsung di persilahkan duduk untuk menyimak pelajaran.
Di tempat lain..
Richard sedang duduk di ruang tunggu, dia sedang berada di sebuah butik jika terlihat dari banyaknya pakaian yang tergantung disana. Saat ini, dia sedang mengantar ibunya.
Dia begitu tampan sampai membuat karyaean butik itu terkagum kagum, sayangnya Richard buta. Tapi walau begitu, itu tisak mengurangi kadar ketampanan Richard.
" Bagaimana, apakah aku membuatnya dengan sempurna?" Ucap Livy.
" Astaga, kamu memang sangat mengerti seleraku. Terimakasih, aku sangat menyukainya. " Ujar Fitty.
" Kita berteman selama lebih dari 20 tahun, apa mungkin aku tidak tahu seleramu. Ngomong ngomong siapa yang sedang duduk disana? " Tanya Livy.
" Dia putraku, Richard. Kau lupa?? " Ujar Fitty.
" Astaga, dia tampan sekali. Berapa tahun tidak bertemu dia sudah sebesar itu? " Ujar Livy, dan Fitty terkekeh.
" Iya, sayangnya dia sedang terkena musibah. Sekitar dua minggu lalu, dia mengalami kecelakaan dan dia buta sekarang. Aku sedang mencarikan donor mata yang bagus untuknya." Ujar Fitty dengan wajah sendu, Livy sendiri menutup mulutnya.
" Kasihan sekali." Ujar Livy.
" Nah, ngomong ngomong mana putrimu, Alea?? " Ujar Fitty.
" Lea.. Bukan Alea." Ujar Livy membenarkan.
' Sama saja, dimana dia? Apakah dia masih membenci laki laki?" Tanya Fitty.
" Ya, begitulah.. Dia semakin parah sekarang. Aku jadi takut nanti dia menjadi penyuka sesama jenis. Bahkan kemana mana dia menggunakan motor yang di gunakan anak laki laki." Ujar Livy.
" Dan asal kamu tahu, sudah banyak. Sekolah yang dia singgahi dan berakhir di keluarkan karena dia selalu menggunakan otot saat kesal." Ujar Livy lagi.
" Aih.. Traumanya begitu besar. Bawalah dia ke pesta ulang tahun Richard nanti malam, aku penasaran bagaimana dia sekarang. " Ujar Fitty.
" Akan aku bicarakan dengan nya nanti." Ujar Livy.
" Baiklah, aku pergi dulu. Terimakasih untuk gaun nya." Ujar Fitty.
" Tidak perlu sungkan.." Ujar Livy.
" Richard, sayang.. Ayo kita pergi." Ujar Fitty.
" Mama sudah selesai?" Tanya Richard ketika mendenga Fitty semakin mendekat.
" Sudah, ayo.. Kita punya janji temu dengan dokter." Ujar Fitty, dan Richard mengangguk.
Keduanya pun pergi dari butik Livy, Livy menatap kadihan pada Richard yang harus mengalami kebutaan.
" Kasihan, padahal dia anak yang sangat baik." Gumam Livy.
Waktu berlalu, dan kini Lea sedang duduk di meja kantin sambil memakan makan siangnya, dan tiba tiba murid yang baru di lihatnya tadi pagi datang menghampiri.
" Apakah aku boleh duduk disini?" Tanyanya.
Lea melirik kekanan dan kekiri, dia heran.. banyak kursi yang masih kosong tapi pria di hadapan nya ini kenapa meminta duduk di meja yang sama dengan nya.
" Sepertinya banyak tempat duduk kosong, kenapa harus duduk di tempat ini?" Ujar Lea, menahan kesal.
" Apakah aku boleh berkenalan, namaku Juno siapa namamu?" Tanya pria itu yang ternyata bernama Juno.
" No name." Ujar Lea dan langsung bangun dari tempat duduknya lalu pergi.
' ck, sok sombong.. mari kita lihat, berapa lama kesombonganmu bertahan. Pokoknya kau harus jadi milikku.' Batin Juno menatap Lea.
TO BE CONTINUED..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!