Malam ini Amelia dan Solehudin tidur lebih larut. Keduanya tiduran dengan posisi tubuh terlentang menatap langit-langit.
Keributan yang terjadi baru selesai pukul sebelas malam dengan akhir kisah yang sungguh dramatis.
Mariana menangis memohon Soleh untuk membantu suaminya yang tak lain adalah Bapaknya Soleh.
Pantas saja kedua orang tuanya bersikeras dia harus ikuti semua keinginannya agar Solehudin menikahi Siti Juriah, putri juragan angkot di kampung halamannya.
Ternyata ada kejadian luar biasa yang Bapaknya lakukan hingga akhirnya memiliki banyak hutang pada Pak Ojan, Bapaknya Siti Juriah.
Anta beberapa kali menyewa angkot Ojan untuk membawa hasil panen kebunnya dijual ke kota.
Ternyata di tengah jalan mobil angkot Ojan kecelakaan lalulintas. Angkot yang dikendarai sendiri oleh Anta menabrak pohon Cemara di pinggir jalan dan hangus terbakar bersama isi hasil kebunnya.
Apa mau dikata. Semua telah terjadi. Anta rugi besar.
Selain tak mampu membayar uang sewa angkot, ia juga harus mengganti kerusakan mobil angkot dan mencover kerugian Ojan.
Puluhan juta hutangnya.
Ada satu hal yang ada di otak tumpul Anta. Yaitu mengajukan satu anak laki-lakinya yang paling tampan untuk dinikahkan kepada putri tunggal Ojan, Siti Juriah.
Sebenarnya putri Ojan memiliki kisah yang menyedihkan. Dia adalah korban pemerk+saan di sekolahnya enam tahun yang lalu. Sehingga nama baik Ojan jadi tercemar dan tak ada satupun pemuda kampung yang berniat menikahi Siti Juriah kecuali untuk main-main saja.
Siti Juriah, 22 tahun usianya. Pernah tiga kali menjalin hubungan serius, tetapi ujung-ujungnya para pacarnya itu hanya ingin menikmati harta dan tubuh Siti Juriah yang sudah tidak perawan lagi itu.
Alih-alih cinta, mereka hanya ingin icip-icip saja.
Ojan kesal bahkan ada satu pacar putrinya yang dia laporkan ke aparat keamanan disana dan masuk penjara selama sebulan. Tetapi justru nama baik dirinya dan sang putri kian hancur.
Kesempatan ini jadi alasan untuk Anta memperalat Ojan juga Solehudin, putranya sendiri.
Solehudin adalah anak pertamanya.
Anta yang yakin sekali kalau Soleh akan ikuti permintaannya. Selain Soleh paling penurut, Soleh juga memang belum punya anak.
Anta memprovokasi Ojan kalau putra pertamanya itu sedang ada masalah keluarga dan saat ini tengah mengurus perceraiannya.
Anta juga bilang, istri Solehudin tidak bisa hamil dan memberi keturunan. Soleh begitu ingin berpisah tetapi tidak bisa ceraikan begitu saja kecuali ada alasan yang tepat karena rasa kasihan pada sang istri yang hanya anak petani miskin saja di kampungnya.
Ia mengatakan pada Ojan kalau putranya itu sangat ingin menikah lagi dan punya anak sebagai penerus keturunannya.
Kalau saja ada perempuan yang rela dan bersedia jadi istri muda Solehudin, tentu saja Anta sangat bahagia.
Ojan yang merasa ada jalan untuk merubah nama baik putri serta keluarganya meminta barter pergantian kerugian atas angkotnya yang rusak oleh Anta.
Ojan bersedia menikahkan putrinya dengan putra Anta yang katanya akan bercerai.
Tetapi Anta sangat pintar mengolah kata menjadi kalimat yang indah. Anta meminta Ojan bersabar. Karena istrinya Solehudin tidak terima jika diceraikan begitu saja. Menantunya itu juga orang kampung yang suka sekali main dukun. Ia khawatir kalau Amelia marah dan akan membuat kehidupan rumah tangga putranya dengan putri Ojan jadi kacau.
"Aku juga tidak mau berbuat gegabah. Soleh tidak bisa sembarang menceraikan Amelia. Apalagi setelah bercerai tiba-tiba terdengar kabar langsung menikah. Jadi, sebaiknya pernikahan siri dulu saja." Anjuran Anta tentu saja dipatahkan Ojan.
"Kenapa tidak minta tanda tangan istrinya? Kalau memang ada kekurangan belum bisa memberikan keturunan, pasti dia mau tanda tangan beri izin nikah lagi!"
"Dimana ada perempuan yang seratus persen rela dimadu, Mas!? Tidak ada. Butuh waktu juga untuk mendapatkan itu!"
"Iya juga sih!"
"Aku juga kasihan sekali pada putraku, Mas! Dia pekerja keras, anak yang baik dan penurut pada orang tua. Tapi nasibnya kurang beruntung. Istrinya suka sekali foya-foya. Tidak pedulikan Soleh yang hanya pekerja pabrik. Mereka juga masih ngontrak, padahal kerja dari muda. Tak bisa menabung apalagi buat beli tanah dan bangun rumah! Hhh..."
"Aku juga sedang galau, Mas! Usaha bengkelku sekarang sepi juga. Ditambah kurang orang dan ga ada yang urus. Yang jaga selama ini anak sepupuku. Ragil kurang bertanggung jawab. Dia lebih memilih kerja di kota. Katanya, biarpun gaji kecil tapi bisa sekalian cuci mata! Hm... Begitulah anak muda sekarang! Semua hengkang. Kabur ke kota padahal banyak kerjaan di kampung!"
"Ya sudah. Mungkin Soleh bisa berhenti kerja, ikut bantu-bantu mengurus sawah, angkot juga bengkel Mas Ojan!"
"Mauku begitu. Anakku satu-satunya menikah dan suaminya yang urus semua hartaku. Tapi susah cari jodoh juga di kampung ini. Hhh... Peristiwa yang terjadi enam tahun silam sudah jadi rahasia umum yang selalu digunjingkan warga kampung. Aku sebenarnya kepingin carikan jodoh putriku di kampung lain. Tapi ternyata tidak semudah itu, Mas!"
"Baiklah, Mas! Rabu besok saya akan pergi ke kota tempat tinggal putra saya, Soleh. Saya akan coba diskusikan dengan dia. Semoga kita bisa berbesanan secepatnya, ya Mas!"
"Ini, ada sedikit uang untuk ongkos ke kota menemui Soleh!"
"Waduh, jujur Aku jadi merasa malu sekali ini, Mas! Sampeyan baik sekali sama saya. Semoga saja anak-anak kita berjodoh dan cepat naik pelaminan."
"Aamiin..."
Begitulah. Anta sudah mengikat perjanjian dengan Ojan yang ingin sekali putrinya cepat menikah.
Di kampung mereka usia perempuan yang sudah memasuki kepala dua itu dianggap sebagai perawan tua.
Siti Juriah putrinya sudah berumur 22 tahun tiga bulan lalu.
Itu sebabnya cara apapun rela Ojan lakoni agar sang putri memiliki status baru. Yakni perempuan yang sudah menikah. Tak peduli pasangannya nanti itu masih single atau sudah menikah. Yang penting baginya saat ini, Juriah ada yang melamar. Dan Ia ingin buatkan pesta besar-besaran karena putrinya hanyalah Siti Juriah seorang.
Ojan ingin penduduk kampung tahu, putrinya ada juga yang mau. Bukan anak gadis rasa janda yang tak laku seperti gunjingan orang selama ini.
Keperaw+nan masih menjadi hal yang begitu diagungkan di kampung tempatnya tinggal.
Siti Juriah pernah mengalami kisah tragis ketika masih sekolah menengah atas. Ia menjadi korban perbuatan lelaki biadab hidung belang yang menariknya ke kebun sepi di pinggir jalan ketika pulang sekolah. Siti Juriah digagahi hingga pingsan tak sadarkan diri.
Sangat disayangkan, lelaki itu memakai penutup wajah yang mirip ninja. Hanya mata yang terlihat membuat Juriah tidak bisa memberikan keterangan sejelas-jelasnya kepada pihak kepolisian yang menangani kasusnya.
Parahnya, para warga bukannya ber-empati pada korban kekerasan s+ksual. Justru membully habis-habisan hingga kehilangan harga diri dan juga muka terasa dicoreng arang dengan dighibahin sepanjang jalan.
Desa yang menakutkan bagi Siti Juriah.
"Mel, Amelia!"
"Hm?..."
"Apa... sebaiknya Aku terima pernikahan ini?" tutur Soleh dengan suara pelan.
Sontak Amelia membalikkan badannya kearah sang suami.
"Ya Allah, Bang! Kamu beneran bakalan poligami-in Aku?"
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 234 Episodes
Comments
Min Yoon-gi💜💜ᴅ͜͡ ๓
hih soleh termakan juga bujukan emak bapaknya
2023-04-05
0
Dewi
lanjut kak 😘
2023-03-21
0
Sevtia Ganda
dasar soleh kelakuanmu tak soleh huh
2023-02-27
1