"Hay Ririn, apa kabar !" sapa chelsy saat pagi hari sampai di sekolah, namun seperti biasa Ririn hanya diam dan tidak menjawab apapun ucapan chelsy.
"hmm" chelsy pun berjalan menuju bangkunya yang bersebelahan dengan Rehan, setelah tidak di peduli kan oleh Ririn.
Di depan kelas, ada begitu banyak siswi yang sedang berkumpul saat ini dan terlihat ada aura kepanikan di wajah mereka.
"kenapa dia belum datang juga yah ? biasanya jam segini Tiara sudah datang dan bergabung bersama kita." ujar seorang siswi.
"iya aneh, apa terjadi sesuatu terhadap nya yah ? sebab semalam dia tiba-tiba memutuskan panggilan secara mendadak." jelas seorang wanita yang sempat menghubungi Tiara malam tadi.
"apa terjadi sesuatu ? aku sangat khawatir..." tutur teman Tiara cemas.
"iya aku juga..."
Beberapa menit kemudian, guru yang mengajar pun masuk, guru itu pun mulai mengintrogasi siswa siswi nya, setelah melihat kemarin sore saat pulang sekolah Ririn pulang tanpa mengunakan alas kaki apapun.
"kemarin bapak tidak sengaja melihat Ririn berjalan tanpa mengunakan alas kaki apapun, dan seperti nya ada yang sengaja merusak sepatu Ririn ! bapak ingin kalian mengakui, siapa yang sengaja melakukan hal itu terhadap Ririn, jadi bapak ingin tahu, siapa yang sengaja merusak sepatu Ririn ? dan seluruh barang-barang Ririn yang ada di loket nya ?" tanya bapak guru yang tak lain adalah pak Yanto, wali kelas di kelas VIII B.
"hah...siapa..."
"siapa..."
"siapa yang tega merusak sepatu Ririn ?"
"siapa yah orang nya..."
Semua siswa dan siswi saling berbisik-bisik mengenai siapa yang merusak sepatu Ririn hingga menyebabkan Ririn berjalan tanpa mengunakan alas kaki apapun saat pulang sekolah.
"apa tidak ada yang mau mengaku nya ?" desak wali kelas itu lagi dengan suara yang lantang dan tegas, namun memang tidak ada yang mau mengakui kesalahan mereka saat ini.
"baik lah, karena tidak ada yang mau mengakui nya, bapak yang akan mencari tau sendiri siapa yang telah merusak sepatu dan seluruh peralatan sekolah Ririn di dalam loker, tapi semenjak bapak mencari tau, bapak ingin kalian membersihkan seluruh perkarangan sekolah hingga bapak mendapatkan jawaban, siapa pelaku nya." ujar bapak Yanto tegas, hingga terdengar bisik-bisik dari siswa siswi yang merasa tidak terima dengan hal itu, namun karena pak Yanto adalah guru yang tegas dan kejam, maka tidak ada yang berani membantah nya meskipun mereka sangat kesal harus di hukum dengan cara membersihkan sekolah.
Dengan terpaksa, seluruh siswa dan siswi di kelas VIII B pun membersihkan seluruh perkarangan sekolah seperti yang di perintahkan wali kelas mereka.
Saat sedang menyapu halaman sekolah, Ririn di datangi oleh dua orang siswi, yang tak lain adalah teman geng Tiara.
"hey Ririn..." panggil seorang wanita yang bernama Pegia, di almamater sekolah nya.
"ayo kita bersihkan gudang lagi !" ajak pegia, hingga pegia dan seorang teman nya menarik paksa tangan Ririn tanpa Ririn harus menjawab ajakan mereka terlebih dahulu.
Di dalam sebuah gudang di belakang sekolah, pegia dan teman nya dengan sengaja mendorong tubuh Ririn hingga terbentur di kursi dan meja-meja rusak yang tidak terpakai.
"awww" jerit Ririn kesakitan, saat tangan nya terbentur hebat di sana dengan tubuh terjatuh di atas lantai.
"apa yang kalian lakukan ?" tanya Ririn sambil menopang tubuhnya.
"heh anak aneh ! kamu akui saja sekarang, pasti kamu kan yang telah melakukan sesuatu terhadap Tiara sahabat kita ?" tanya pegia berlagak pinggang dengan tatapan tajam nya kearah Ririn.
"a-apa maksud kalian ? melakukan apa ?" tanya Ririn bingung sambil berusaha mendirikan tubuh nya kembali.
"sudah kamu tidak perlu berbohong, kamu pasti melakukan sesuatu terhadap nya kan ?" ujar pegia menuduh lagi.
"aku tidak mengerti apa yang kalian maksud, aku bahkan tidak bertemu dengan Tiara, bagaimana aku bisa menyakiti dia." tutur Ririn membela diri.
"dasar pembohong..." pegia dan teman nya pun langsung mendorong kursi-kursi dan meja-meja yang sudah di tata tinggi kearah Ririn ketika mereka tidak mendapat jawaban apapun dari Ririn.
"HAAAAAAAAAAAAA...." teriak Ririn bergema.
Di tempat lain Chelsy sedang membuang sampah di tempat sampah yang berada di sekitar gudang, sayu-sayu dia mendengar teriakkan seorang wanita dari arah gudang.
"suara apa itu ?" tanya chelsy sambil mefokuskan kembali pendengaran nya.
"hihihi hihihi hihihi hihihi hihihi hihihi"
"hah, suara apa lagi itu ?" tanya chelsy, ketika suara teriakan seseorang berubah menjadi suara tawa mengerikan khas kuntilanak.
Chelsy sangat penasaran, hingga dia mencoba memberanikan diri untuk mendekat ke arah gedung.
"tolong.... tolong.... tolong.... tolong kami... tolong..." di sela suara tawa menakutkan, teriakan minta tolong pun bergema, hingga chelsy mengintip di sela pintu gudang, dan alangkah terkejutnya chelsy saat dia melihat, rambut-rambut panjang melilit leher pegia dan teman nya hingga mereka hampir kehilangan pernafasan.
BRAK BRAK BRAK
Chelsy mendobrak keras pintu gudang dan untung nya, kunci pintu itu tidak terlalu kuat hingga dapat terbuka dengan mudah.
"ah hah, ku-kuntilanak...." lirih chelsy ketakutan sambil memundurkan sedikit langkah nya.
"tolong kami... tolong... tolong kami..." teriak minta tolong pegia dan teman nya masih bergema, namun aneh nya hanya chelsy saja yang bisa mendengar dan melihat nya, sedang kan siswa siswi yang membersihkan perkarangan sekolah di sekitar gudang tidak melihat ataupun mendengar apapun.
"iya Allah, apa yang harus aku lakukan ?" tanya chelsy bingung hingga dia menatap kearah cincin merah menyala yang di berikan oleh raja untuk nya dan juga Rafi.
"iya, aku harus minta tolong kepada raja."
Chelsy mengusap-usap cincinnya dengan suara lirih memanggil raja, anak albino berdarah iblis.
"raja tolong aku...raja datang lah tolong aku...raja datang lah..."
Tak berselang lama kabut putih pun terlihat hingga menampakkan seorang raja dewana dengan tanduk dua nya dan mata merah menyala dengan siap untuk menerkam mangsanya.
"aaah tu-tuan ib-lis..." lirih kuntilanak berpakaian hitam sambil menghilang dari pandangan setelah kemunculan raja dewana dengan tatapan membunuh nya.
Setelah kuntilanak itu menghilang, chelsy langsung menarik kaki pegia dan teman nya, setelah mereka terlepas dari lilitan rambut panjang kuntilanak berpakaian hitam.
"se-setan..." pegia dan teman nya pun berlari kencang hingga membuat Chelsy juga ikut berlari kencang kearah luar gedung dengan meninggalkan raja di dalam gudang sendirian.
"dasar manusia, sudah aku tolong malah kabur tanpa mengucapkan terimakasih sedikit pun." ujar raja sambil menghilang.
"hah hah... capek nya..." pegia dan teman nya sangat ngos-ngosan, hingga mereka beberapa kali menghirup udara segar untuk mengatur pernafasan nya.
"ma-mana hantu nya ?" tanya chelsy lagi, sebab setelah kuntilanak itu menghilang hanya raja saja yang masih ada di sana.
a-apa yang kalian lakukan di gudang itu ?" tanya chelsy sambil mengatur pernafasan nya saat berlarian tadi.
"ka-kami ! Ririn... Ririn... Ririn hantu...." seru pegia lirih dengan ekspresi panik dan ketakutan.
"iya...seram..." ujar teman nya yang lain.
"Ririn !"
Chelsy pun berlari kembali ke arah gedung untuk memastikan kembali, namun Chelsy sangat kaget setelah dia melihat meja-meja dan bangku-bangku yang awal nya berantakan kini telah tertata rapi dengan keberadaan seorang wanita cantik berambut panjang yang sedang terbaring di atas lantai gudang.
"Ririn..."
Chelsy sangat panik hingga dia berteriak memanggil teman-temannya yang lain, hingga semua siswa dan siswi maupun guru-guru yang ada di sekitar gedung berhamburan menuju arah teriakan chelsy itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments