04. Terkurung di dalam lift

Malam hari nya chelsy di kejutkan dengan teriakan adiknya Rafi yang bergema di dalam kamar mereka.

"Rafi, kamu kenapa sih teriak-teriak mulu ? kakak sedang belajar tau ?" ujar chelsy yang sangat kebisingan mendengar teriakkan adik nya itu.

"kakak handphone ku tidak ada ? aku yakin pasti aku lupa membawa handphone ku saat kita bermain kelereng tadi." tutur Rafi sambil menarik tangan kakak nya chelsy.

"ayo kak, temani aku untuk mengambil handphone ku..." lirih Rafi sambil menarik kakak nya kearah luar kamar mereka.

"ih dasar ceroboh, ya udah ayo..." chelsy pun mengalah dan mengikuti keinginan adik nya, karena begitu malas mendengar rengekan adik nya itu.

Mereka pun berjalan terus menerus hingga sampai di depan pintu lift yang mengerikan itu.

"kakak, apa kita harus naik lift ?" tanya Rafi gemetar, karena chelsy begitu malas melewati anak tangga, apa lagi harus bertemu dengan anak albino itu lagi, maka chelsy pun mendorong tubuh adik nya Rafi untuk memasuki lift, saat di dalam lift tidak ada hal aneh apapun yang mereka alami, hingga mereka telah sampai di lantai 2 tempat mereka bermain kelereng tadi.

Pintu lift pun terbuka, chelsy bergegas keluar dari pintu lift tersebut, namun Chelsy melirik kearah belakang nya ternyata adik nya Rafi masih berada di dalam lift tersebut.

"Rafi, ayo ! kenapa kamu masih di dalam sana sih !" kesal chelsy sambil meneriaki adik nya.

"ka-kak..." lirih Rafi gemetar dengan peluh mengalir deras.

"kenapa ? ayo..." panggil chelsy lagi, namun Rafi masih tidak beranjak sedikit pun dari dalam lift tersebut.

"kakak, aku tidak bisa bergerak." tutur Rafi dengan tubuh bergetar hebat.

"Rafi jangan bercanda seperti itu, ayo !" panggil chelsy lagi, namun Rafi tetap tidak beranjak, meskipun dia terlihat berusaha keras mengontrol kaki nya untuk berjalan keluar.

"tidak kak, aku tidak bercanda, kaki ku memang tidak bisa di gerakkan." tutur Rafi dengan peluh mengalir deras di tubuh nya dan ketakutan hebat yang melanda nya.

"aduh ya ampun..." chelsy sangat kesal, dia seperti tidak mempercayai ucapan adik nya itu, chelsy pun berjalan mendekati adik nya hingga sampai di ambang pintu lift, namun Chelsy terperanjat kaget saat melihat dua buah tangan pucat pasih sedang menggenggam erat kedua kaki adik nya Rafi.

"AAAAA..." teriak chelsy ketakutan sambil berjalan beberapa langkah menjauh dari lift tersebut.

"kakak...." Rafi sangat panik melihat ekspresi wajah kakak nya yang berubah seketika.

Namun dalam sekejap mata pintu lift itu pun tertutup rapat-rapat, chelsy sangat panik hingga dia beberapa kali menekan keras tombol-tombol lift tersebut.

"Rafi...Rafi...rafi... tok tok tok tok" chelsy berusaha keras menekan tombol lift dan mengedor-ngedor keras pintu lift sambil meneriaki nama adik nya.

Di dalam lift Rafi sangat ketakutan, ia merasa bahwa lift tersebut turun dan naik dalam kecepatan yang sangat tinggi, hingga semua isi perut nya seakan ingin keluar semua nya.

"kakak... tolong..." Rafi sangat gemetar sambil menutup kedua mata nya dan telinga nya karena kengerian yang ia alami.

"kakak....kakak... tolong aku..."

BRAK

Kaca dalam lift itu pun pecah seketika hingga puing-puing kaca pun berserakan di lantai lift, dan untung nya tidak melukai sedikit pun tubuh Rafi yang meringkuk ketakutan di dalam lift.

"Kakak... tolong... kakak..." Rafi berteriak ketakutan hingga tiba-tiba lift mendadak berhenti di lantai 13 dan kaca yang tadi nya pecah mendadak utuh seperti semula, kaki Rafi pun sudah mulai bisa di gerakkan lagi, Rafi pun berlari kencang kearah pintu yang masih tertutup sambil mengedor-ngedor keras pintu itu.

"kakak, tolong aku kak... tolong... kakak... tolong kak... tolong..." Rafi berteriak kencang di dalam lift, sedang kan chelsy berlari kencang kearah tangga darurat setelah mengetahui adik nya berhenti di lantai 13.

"apa ada orang di luar sana ? tolong aku tolong... tolong aku, aku terjebak..." teriak Rafi bergema dengan nafas memburu dan penuh ketakutan hebat, seumur-umur baru kali ini dia merasa kan ketakutan seperti ini.

Peluh membanjiri tubuh nya, Rafi merasakan ada seseorang yang berdiri di belakang nya, namun Rafi sangat takut untuk melihat ataupun melirik sedikit pun kearah belakang tubuh nya, sehingga Rafi berusaha sekuat tenaga menutup kedua mata nya supaya dia tidak melihat hal aneh-aneh di dalam lift tersebut.

Di tempat lain Chelsy bersusah payah menaiki anak tangga dengan nafas ngos-ngosan nya, namun karena khawatir terhadap adik nya, Chelsy masih meneruskan langkah kaki nya menyusuri anak tangga yang panjang itu.

"baru lantai 7, kenapa anak tangga nya banyak sekali sih." tutur Chelsy kesal sambil terus menerus menopang tubuh nya melewati satu persatu anak tangga.

Tanpa sepengetahuan chelsy, ternyata anak albino bertanduk dua dengan bola mata berwarna merah dan hitam tengah memperhatikan nya, karena kasihan anak albino itu pun terpaksa mengunakan kekuatan iblis nya untuk membantu chelsy tersebut.

Anak albino itu pun meringankan beban tubuh chelsy hingga chelsy dapat melayang sehingga dengan mudah dan cepat nya dia sampai di lantai 13.

"Rafi...Rafi... apa kamu mendengar kakak ?" tanya chelsy sambil mengedor-ngedor lift yang di atas nya bernomor 13.

"kakak, tolong aku..." teriak Rafi penuh ketakutan dan kepanikan.

"ah, Rafi...Rafi..." chelsy sangat khawatir terhadap adik nya, dengan sekuat tenaga chelsy membuka pintu lift yang tertutup tersebut sehingga terbuka sedikit, sehingga terlihat sela-sela di balik dalam lift tersebut, seorang wanita tengah menutup kedua wajah Rafi dan menarik nya kedalam sebuah cermin di dalam lift.

"kakak... tolong....." teriak bergema Rafi yang sangat ketakutan di dalam lift.

"lepaskan adik ku..." ujar chelsy dengan bersusah payah membuka lift namun masih tetap tidak bisa di buka kan.

"Rafi, kakak akan berusaha membantu mu..." lirih chelsy, sambil membuka sepatu nya dan mengganjal nya di sela pintu lift tersebut, sehingga terlihat sela-sela di pintu tersebut karena di ganjar dengan sebelah sepatu chelsy.

"kakak tolong aku... aku takut kak..." teriak Rafi bergema.

"kamu tenang dek, kakak akan berusaha sekuat tenaga." chelsy pun melepas sebelah sepatu nya lagi dan berlari kencang kearah beberapa kabel dan juga sebuah benda berwarna merah untuk memukul benda merah berbentuk bulat telur tersebut, sehingga benda bulat berwarna merah tersebut mengeluarkan bunyi nyaring seperti bunyi suara sirine.

UWIW UWIW UWIW UWIW UWIW...

Suara sirine itu berbunyi keras, hingga tiba-tiba pintu lift tersebut mendadak terbuka, chelsy pun berlari kencang untuk mengeluarkan adik nya di dalam lift tersebut, Rafi sangat ketakutan, sehingga dia memeluk erat tubuh chelsy dengan tangisan yang sangat keras.

"kakak, aku takut hiks hiks hiks hiks"

Tubuh chelsy maupun Rafi sangat banjir keringat, mereka sama-sama ketakutan dan penuh kepanikan, sehingga chelsy pun menitihkan air mata nya dengan membalas pelukan adik nya itu.

"dek, jangan khawatir semua akan baik-baik saja." lirih chelsy menenangkan adik nya yang menangis tersedu-sedu.

"keluar kan aku... tolong... tolong keluarkan aku..."

Tak berselang lama terdengar suara pilu seorang wanita yang meminta tolong dengan tangan pucat pasih nya, dia menjulurkan tangan nya di sela pintu lift.

"HAAAAH"

Chelsy dan Rafi sangat ketakutan sehingga mereka mendadak menutupi mata mereka masing-masing, namun di sela itu, chelsy seperti di beri kan sebuah penglihatan.

Seorang wanita cantik yang sedang memasuki lift dengan mengenakan seragam kerja nya, namun tiba-tiba terjadi kebakaran hebat di apartemen yang dia tempati nya itu, sehingga membuat wanita itu terkurung di dalam lift dengan api yang menyala-nyala hebat di sekitar apartemen.

Pemadam kebakaran pun datang dengan sirine nya untuk membantu para penghuni apartemen, sehingga wanita ini berteriak kencang meminta pertolongan kepada pemadam kebakaran.

"tolong... tolong aku... tolong...."

Karena lift mendadak rusak dan sangat susuh untuk di buka, wanita itu pun terkunci di dalam lift tersebut hingga tubuh nya pun terbakar hebat di dalam lift tersebut, tanpa ada yang membantu nya keluar.

Chelsy pun membuka mata nya dan melirik kearah seorang wanita yang melambaikan tangan kearah luar dengan suara minta tolong yang sangat pilu dan menyedihkan, wanita itu berambut panjang terurai dengan baju berwarna putih sambil menangis mengeluarkan darah di sela mata nya meminta tolong.

"jadi sebenarnya kamu hanya ingin keluar dari lift itu!" ujar chelsy sambil melepas kan pelukan adik nya dan berjalan kearah wanita yang melambai-lambai meminta tolong.

"kakak...apa yang akan kakak lakukan..." Rafi sangat ketakutan, ia masih trauma dengan apa yang ia alami, sehingga ia berusaha keras mencegah kepergian kakak nya itu.

"tenang saja dek, kakak tidak akan kenapa-kenapa kok." chelsy tersenyum mengembang kearah adik nya dan menjulurkan tangannya untuk mengengam tangan pucat pasih yang begitu dingin hingga terasa kedalam sela tulang-tulang.

"ayo genggam tangan ku, aku akan membantu mu keluar dari dalam lift itu."

Chelsy menarik keras tangan pucat pasih itu sehingga tangan itu mendadak menghilang dari genggaman tangan chelsy dan berubah menjadi sosok roh cantik yang melayang-layang di atas angin.

"terima kasih kalian telah membebaskan ku, berkat bantuan kalian, aku bisa beristirahat dengan tenang." ucap tulus roh cantik yang melayang-layang.

"terima kasih, terima kasih..." ucap nya lagi hingga dia pun menghilang dari pandangan mata chelsy maupun Rafi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!