"Al,kamu sangat berhasil mendidik nya,bahkan ia sangat menyayangi orang lain Yang bukan saudara kita, bahkan bukan siapa siapa." Tri memeluk Almeera sambil memperhatikan Kendra.
"Ini juga berkat mama dan papa yang juga mendidik Al dengan sangat baik, Al sangat beruntung mempunyai orang tua seperti kalian." Almeera membalas pelukan mama nya.
"Kamu yang hebat sayang,kita hanya membantu sebisanya." ucap Opa Candra yang juga memeluk keduanya.
Menurut permintaan Kendra, akhirnya mereka berempat pun pergi ke panti asuhan yang biasa mereka kunjungi.
Almeera memang menjadi donatur tetap di panti asuhan tersebut,satu bulan sekali pasti ia selalu menyisihkan sebagian hartanya untuk panti asuhan tersebut.
Dan saat berkunjung ke sana, Almeera selalu membawa Kendra kesana,ia sengaja membawa Kendra supaya mengajarkan nya untuk bisa berbagi sedari kecil,biar bisa terbiasa sampai Kendra besar dan sukses nanti.
Dan ternyata hal yang Almeera ajarkan berhasil, terbukti saat ini, Kendra sepertinya mempunyai hati yang sangat dermawan, sehingga,di saat ia memiliki rezeki lebih,ia langsung teringat kepada anak anak panti asuhan tersebut.
"Terimakasih Al,anak anak sangat senang menerima bingkisan itu." ucap Bu Astri, pemilik panti asuhan tersebut.
"Sama sama Bu,ini juga ada sedikit rezeki untuk mereka, semoga bisa bermanfaat." Almeera memberikan sebuah amplop berwarna coklat pada pemilik panti asuhan tersebut.
"Terimakasih banyak Almeera,kau sudah banyak membantu panti asuhan ini,kami sangat beruntung bertemu dengan orang baik seperti mu." Bu Astri, menerima amplop tersebut.
"Sebagian hartaku adalah hak mereka Bu,dan hartaku juga hanya titipan,jadi menurut ku, ini memang sudah kewajiban ku, untuk bisa berbagi, apalagi aku memang menyukai anak anak,jadi aku berkunjung ke sini supaya bisa menengok mereka." Almeera tersenyum.
"Subhanallah,kamu memang memiliki hati yang sangat baik,semoga kau bisa mendapatkan kebahagiaan yang memang sepadan dengan kebaikan mu." Bu Astri memegang tangan Almeera.
"Aamiin, terimakasih banyak Bu atas do'a nya." Almeera tersenyum.
Almeera memang terbilang wanita yang sangat baik kepada siapapun yang menurut nya baik,namun Almeera juga bukan wanita yang lemah,ia paling tidak suka di tindas,maka dari itu ia selalu melawan jika ada seseorang yang memang membuat masalah padanya.
Kendra tampak nya sedang bermain dengan teman seusianya di panti asuhan tersebut,namun ketika ia bermain,ia melihat seorang anak perempuan seusianya yang sedang menangis.
"Hai,kau kenapa sendirian di sini?" tanya Kendra.
"Aku tidak punya teman, hiks hiks hiks." anak kecil tersebut menangis.
"Sudah jangan bersedih, sepertinya kau baru yah di sini, soalnya aku baru kali ini melihat mu." Kendra mengusap air mata anak tersebut.
"Kau siapa?" tanya anak kecil tersebut.
"Namaku Kendra,kau sendiri?" Kendra mengulurkan tangannya.
"Aku Amel." ia membalas uluran tangan Kendra.
"Mulai sekarang,aku adalah teman mu,jadi kau jangan menangis lagi yah!" Kendra mengusap punggung Amel.
"Benarkah,kau ingin menjadi temanku?" Amel terlihat sangat bahagia mendengar nya.
"Mana mungkin aku berbohong,bunda tidak pernah mengajarkan aku untuk berbohong." Kendra tersenyum.
"Tapi,bukankah kau tidak tinggal di sini, bagaimana aku bisa menjadi teman mu,lalu aku bermain dengan siapa?" ucap Amel.
"Ayo, ikut lah dengan ku?" Kendra memegang tangan Amel.
Kendra membawa Amel ke teman teman yang sudah ia kenal di sana. "Teman teman,ini adalah Amel,mulai sekarang kalian harus mengajak nya bermain,jangan biarkan dia menangis sendirian di sana!" Kendra memperingatkan teman teman nya.
"Baiklah,aku akan menjadi teman mu,aku juga,aku juga,aku juga." Ucap anak anak di sana.
Kendra melihat ke arah Amel. "Kau dengar sendiri kan, semua orang yang tinggal di sini ingin menjadi teman mu,jadi kau tidak boleh menangis lagi yah,ayo bersalaman!" Kendra menyuruh Amel untuk berkenalan dengan teman teman nya.
Ternyata, Almeera, Oma tri, Opa Candra,dan juga Bu Astri memperhatikan apa yang Kendra dan teman teman nya lakukan sejak tadi, mereka sangat terharu dengan apa yang dilakukan Kendra.
"Lihatlah Al,kau berhasil mendidik putra mu,dia memiliki jiwa yang besar,bahkan Amel yang beberapa hari ini menangis pun bisa langsung tertawa seperti itu bersama teman teman nya, Kendra memang berbeda dari anak anak seusianya." Bu Astri sangat kagum terhadap didikan Almeera.
"Iyah Bu,saya juga sangat bersyukur, memiliki putra seperti Kendra,dia adalah sumber kebahagiaan bagi siapapun." mata Almeera berkaca kaca melihat pemandangan di depannya.
"Benar, Kendra memang sumber kebahagiaan bagi kami,kalian sangat beruntung mempunyai anak dan cucu seperti Almeera dan juga Kendra." ucap Bu Astri pada Tri dan Candra,yang juga ikut terharu.
"Benar Bu,kami sangat beruntung." Ucap Candra,sambil melirik ke arah Tri dan memegang tangan nya.
Beberapa saat kemudian, mereka berempat pun ingin berpamitan pulang, karena sudah cukup lama berada di sana.
Kendra yang akan menaiki mobilnya pun menengok ke belakang saat ada seseorang yang memanggil nya.
"Kendra!" Panggil amel, yang langsung berdiri ke arah nya.
"Ada apa,kenapa kau ke sini, cuacanya sangat panas,lebih baik kau beristirahat." Kendra mengusap kening Amel yang berkeringat.
"Kau kapan akan kesini lagi?" tanya Amel.
"Bulan depan, karena biasanya,aku sebulan sekali kesini?" Kendra menjawab pertanyaan Amel.
"Kenapa lama sekali?" Amel cemberut.
"Itu memang sudah jadwal nya,nanti aku akan menemui mu lagi di sini, kuharap semoga saat aku kesini nanti,kau tak menangis lagi di pojokan seperti tadi,hehehe." Kendra tertawa kecil.
"Eemm kenapa kau jadi meledekku." Amel mengerucut kan bibir nya.
"Bercanda,sana kau kembali,nanti kau sakit, cuacanya sangat panas sekali,tidak baik untuk kau." Kendra cemas.
"Baiklah,kau berhati hati lah di jalan,aku akan menunggu kau datang lagi kesini." ucap Amel.
"Iyah,cepat kembali, aku tidak akan pergi jika kau masih di sini!" Kendra mengancam Amel supaya ia bisa berteduh, karena memang cuaca hari itu memang sangat panas.
Amel pun berlari,ia bergabung bersama teman teman lainnya yang juga ikut melihat kepergian Kendra dan keluarga nya di depan panti asuhan.
Setelah mobil yang mereka tumpangi melaju semakin jauh,para anak anak panti pun langsung masuk ke dalam terkecuali Amel yang masih mematung di tempatnya.
"Amel,ayo masuk nak!" ucap Bu Astri.
"Teman ku pulang Bu,aku pun tak tau kapan bisa bertemu dengan nya lagi." pandangan amel masih pokus ke depan.
"Bulan depan juga mereka ke sini lagi, sekarang kau harus istirahat, sudah waktunya untuk tidur siang." Bu Astri mengingat kan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments