Arya menghela nafas yang dalam-dalam sambil menatap ke arah tantenya. “Soal keuangan biar aku yang urus dan semua nya aku yang akan handle. Besok aku mau ke Bank untuk mengurus semua.”
“Bagus itu, jangan biarkan dia pegang sendiri. Kalau tidak mau harta yang ada abis dalam sekejap.” Sang paman sangat setuju.
“Sayang, aku lapar nih.” Suami nya Maria menghampiri.
“Emangnya bibi belum masak apa?” Maria menoleh pada suaminya.
“Siapin Lah ...” pinta suaminya sambil duduk bergabung dengan Arya dan kakak iparnya.
"Oya, Ar. Kamu temani Kayla di rumah sakit ya? kasian dia sendiri lho di rumah sakit." Kata Maria pada Arya yang kini sedang berada di meja makan.
"Malas ah Tante. Biar saja! di sudah aku titipkan pada dokter dan suster di sana, dari pada aku di sana bikin pusing kepala, biar saja biar dia nyaho gimana rasanya hidup sendiri dan berartinya keluarga." Arya menggeleng.
"Iih ... kamu tega juga Arya. kasian adik mu." Di sela makannya Maria.
"Tapi ada benarnya juga kata Arya biar dia sadar kalau kita itu sesungguh perduli, makanya banyak kasih tau kasih masukan. Bukan untuk menjerumuskan dia." Timpalnya kakak nya Maria.
"Ya sudah kalau begitu, besok saja jenguk dia." Pada akhirnya Maria mengerti dengan alasan Arya.
Selesai makan, Arya pun masuk ke kamar dia dan berbaring, melepas pandangan ke langit-langit mengingat oma nya yang baru saja meninggalkan dunia ini. Lanjut pikiran nya melayang mengingat orang yang mencelakai orang tuanya itu ... omanya Lica.
Arya melonjak duduk dengan bibir tersenyum. "Sebenarnya Lica itu cantik dan manis. Apa salah nya bila aku dekati, dan aku korek masa lalunya. Terutama oma nya itu. Apa maksud nya dia mencelakai orang tua ku?"
Kemudian dia kembali membaringkan dirinya di bantal yang terasa asing bagi dia yang dikarenakan jarang nya dia tinggal di sini.
Keesokan harinya, Arya dan Maria mendatangi rumah sakit untuk menjenguk Kayla yang sikapnya sama saja seperti kemarin sering marah-marah tak jelas.
Dan juga teriak-teriak apalagi ketika dia mau ke toilet, sementara suster sedikit lama karena ada keperluan lain atau kan ... untuk sampai di tempat itu butuh waktu, harus jalan dulu bukan langsung ting! berada di tempat.
"Lama banget sih? suster ini di bayar ya untuk membantu dan menjaga saya, niat kerja gak sih?" bentak Ksyla dengan garang nya.
"Maaf, Mbak ... saya itu mengurus pasien bukan Mbak saja lho ... tapi banyak dan mereka tidak seperti Mbak yang resek dan marah-marah. Tidak tau diri benget. maaf saya sudah telat." Suster menunduk.
"Kau berani membantah ya? saya adu kan ke kepala rumah sakit biar kau di pecat." Pekik nya kembali gadis tersebut.
Suster menghela napas dalam-dalam. "Idih, kembaran nya dokter Arya begini amat sih? beda amat dari dokter Arya sendiri." Batinnya suster.
"Nona sebenarnya ada perlu apa memanggil saya ke sini? sesungguhnya saya masih banyak tugas Nona ..." si suster berusaha ramah padahal hati nya tidak suka dengan sikapnya Kayla, sedang sakit pun begitu arogan dan emosional. Gimana kalau sudah sehat? mungkin sama orang itu mau menelan saja,
"Saya mau ke toilet. Antar saya," ucap Kayla sambil mendudukan dirinya.
"Rrrghhh ... dari tadi kek ngomong, gak usah marah banyak mengeluarkan tenaga dengan percuma." Monolog suster di dalam hati sambil memindahkan tubuhnya Kayla.
Ketika mau menggerakan kursi roda. Datang lah Arya dan Maria. Langsung masuk ke dalam ruangan tersebut. Kayla hanya melihat sebelah mata dan begitu dingin akan kehadiran mereka berdua.
"Buat apa kalian berdua datang? untuk menunjukan rasa puas ya karena aku ini lumpuh. Kalian akan tertawa senang karena aku tidak bisa lagi berjalan seperti sebelumnya kan? Ha ... kalian puas bukan melihat ku seperti ini?" suara Kayla langsung mengintimidasi kedatangan kembarannya.
"Kau ini bicara apa sih ha? kau di kasih musibah bukannya sadar bersyukur masih di beri kesempatan, Malah semakin menjadi. Kau itu bikin orang muak dan boro-boro mau menolong! benci yang ada." Ungkap Arya sambil menatap datar pada kembarannya tersebut.
"Turunkan emosi mu, Kayla ... tidak baik lho, sudah seperti ini di tambah sikap mu yang tidak sabar dan arogan. Akan gimana jadinya coba?" tampahnya Maria dengan nada lirih.
Kemudian, Maria mengedarkan tatapannya pada suster. "Sus, biar saya saja yang mengantar dia ke kamara mandi. Silakan suster mengerjakan pekerjaan lainnya."
Suster Pun mengangguk dan segera berjalan melipir melewati Maria dan Arya. Sementara Kayla berusaha memutar besi gelinding kursi roda biar maju ke kamar mandi.
Kemudian Maria mendorongnya ke toilet, biarpun Kayla menolak namun Maria tidak perduli dan dia lap tubuhnya Kayla lanjut di gantinya pakaian Kayla dengan pakaian yang dia bawa dari rumah.
"Kau itu tidak bisa apa-apa, jadi kamu harus sabar dan berlapang dada juga berusaha agar kondisi seperti ini tidak berlangsung lama. Kamu harus bisa menghargai orang lain, jangan besarkan ego mu saja." Kata Maria sambil menyisir pelan rambutnya.
"Tante jangan ceramah. Aku bosan mendengarnya," ucap Kayla dengan nada agak rendah namun tetap terlihat dari matanya kalau dia tidak suka.
Setelah selesai mengganti pakaiannya, Kayla kembali Maria dorong ke kamarnya dengan tampak lebih segar dan rapi.
"Oma kenapa tidak ke sini?" tanya Kayla yang mengingat akan omanya.
Arya dan Maria saling bertukar pandangan nya satu sama lain.
"Oma ... dia sedang kurang enak badan, jadinya tidak ku ijinkan untuk pergi. Menemui mu di sini, yang ada dia nanti mabuk menghirup obat rumah sakit." dalihnya Arya.
Maria hayna terdiam, ketika Arya bilang demikian. Dia pun tidak tau harus berkata apa selain mengiyakan perkataan dari Arya tersebut.
Kayla terdiam sambil di bantu naik ke tempat tidurnya.
"Besok kau harus ganti semua perban, ingat. Jangan berbuat macam-macam, belajarlah lebih sabar, santai dan rubah hidup mu itu. Sudah saatnya kau berubah." Arya menarik selimut dan menutupi kakinya Kayla.
"Tapi gimana dengan kaki ku? bisa sembuh kan? aku takut tidak bisa jalan lagi!" ucap Kayla dengan nada cemas.
"Kau pasti sembuh, asal kau sabar dan berusaha. Di Dunia ini tidak ada yang tidak mungkin asal mau terus berusaha!" tambahnya Arya.
Maria mengangguk. "Iya. Kau pasti bisa sembuh kok. Apalagi kau itu kata dokter juga kelumpuhan sementara, kan ya?"
"Iya, Tante. Kau akan di tangani oleh om Aldo nantinya setelah pulang dari rumah sakit ini." Arya menoleh ke arah Kayla dan Maria bergantian ....
...🌼---🌼...
Aku tunggu dukungannya, jangan lupa subscribe like komen dan sebelumnya aku ucapkan terima kasih banyak reader ku🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Kurniaty
Kau harus berubah Kayla,jangan biarkan dirimu terpuruk.
Sebab hanya dirimulah yang bisa merubahnya bukan orang lain.
Sukses thoor & lanjut.
2023-03-05
1