Kehilangan

"Yang sabar, Tante ... yang kuat jangan bikin aku bertambah panik." Pinta Arya sambil menyetir.

Namun Maria memang sudah tidak tahan melihat kondisi sang bunda yang sepertinya tidak ada harapan lagi. Dia menangis sejadi-jadinya memeluk kepala sang bunda yang tidak bergerak sama sekali.

Arya yang terus menguatkan diri dan terus membawa lari mobil tersebut sampai akhirnya tiba lah di rumah sakit terdekat dan langsung meminta brangkar pada penjaga rumah sakit. Bu Hesa dengan cepat di pindahkan dari mobil ke brangkar dan di bawanya lari ke ruang UGD.

BU Hesa langsung di periksa detak jantung nya, dengan cara menggunakan alat untuk memastikan apakah pasien masih dapat di tolong atau tidak? dan hasilnya ... bu Hesa memang sudah tiada semenjak dari rumah.

"Oma anda sudah tidak bisa di selamatkan! Tuhan berkehendak lain untuk kebaikan beliau," ucap dokter yang menangani bu Hesa.

Kedua netra Arya menatap nanar pada dokter sbil mengangguk pelan.

Tubuh Arya melemas. Mendekati jasad sang oma dan menutupi wajahnya dengan kain yang ada. "Oma, maafkan aku yang kurang perhatian padamu? hik-hik-hik. Arya menangis di dekat jasad omanya.

Maria yang baru saja masuk langsung menangis sejadi-jadinya, memeluk jasad ibunya. Arya yang tidak mau larut untuk meratapi kematian omanya. Mengangkat bahu tantenya. Agar tidak menangisi mayat omanya itu.

"Tante, tidak baik menangisi mayat oma. Biarkan Oma yang sudah tiada ini, doa kan saja yang terbaik. Semoga Oma diterima di sisinya," ucap Arya sambil memeluk tantenya itu, lantas menjauhkan maria dari tempat tersebut karena mayat omanya akan langsung di proses sekarang juga seperti di mandikan dan sebagainya,

"Ar, gimana dengan Kayla?" lirihnya Maria yang mengusap sudut matanya yang terus basah dan air bening terus saja keluar dari sudut matanya tersebut.

"Aku akan mencari informasinya, dan Tante tenang saja kasih kabar saja keluarga lainnya. Paman yang lain kasih tau dan aku akan mencari tahu beritanya Kayla." Arya langsung menyibukkan diri dengan ponselnya.

Namun sebelumnya Arya melirik ke arah pak supir yang bengong dan Arya memerintahkan agar dia pulang dan mempersiapkan semua nya di rumah.

Pak supir pun mengerti dan segera pulang dengan mobil dan meninggalkan kunci motor miliknya Arya.

"Baik Den, bapak akan siapkan semuanya!" pak supir mengangguk dan berpamitan.

Selepas pak supir pergi. Kemudian Arya mencari info akan berita tentang kembaranya. Benar apa hoax? Kayla kecelakaan!

Dengan mudahnya Arya mendapat berita kalau kabar itu benar dan sang adik sudah melewati masa kritisnya dan temannya.prianya tewas ditempat. Puji sukur kalau Kayla masih di beri keselamatan, biarpun harus melewati masa kritis.

Arya meminta teman-teman nya untuk membantu merawatnya, karena dia pun terkena kehilangan yaitu meninggalnya sang oma. Namun dia mewanti-wanti pada temanya yang berada di sana jangan bilang apa-apa kepada Kayla. Soal meninggalkan sang Oma.

"Untunglah Kayla selamat! Allah masih melindungi mu, Kay. Agar kau tobat dari semua perbuatan mu," Arya menghela nafas dalam-dalam sambil mendongak ke langit-langit.

Kemudian, Arya memberikan kabar pada Deri. Endro dan Aldo kalau omanya sudah meninggal dunia dan dia pun masih di rumah sakit menunggu mayat sang Oma yang masih dalam proses.

"Gimana Arya. Adikmu?" tanya Maria pada sang ponakan yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Benar, Tante. Dia kecelakaan--"

"Apa? beneran?" Maria memotong kalimat dari ponakannya itu sambil bengong. Antara percaya dan tidak.

"Iya, dan dia sudah melewati masa kritisnya dan aku sudah titipkan dia pada teman-teman dokter ku, jadi kita bisa mengurus Oma lebih dulu, aku pun sudah bilang pada semua rekan ku agar merahasiakan ini dari Kayla tentang meninggalnya oma." Jelas nya Arya sambil menyimpan ponsel ke dalam saku.

"Ya Tuhan ... semoga engkau menjaga keponakan ku, biarpun bagaimana ... biarikan dia kesempatan buat bertobat." Mariah Menyatukan kedua tangannya di dada.

"Tanye. Aku mau mengurus semuanya dulu. Tante tunggu saja di sini ya?" Arya mengusap bahunya sang tante yang langsung memberi tanggapan dengan mengangguk.

Arya membawa langkahnya untuk mengurus administrasi sang oma yang kini sedang proses memandikan jenazah.

Setelah selesai, arya kembali menemui Maria yang sedang duduk di kursi tunggu sambil mengusap wajahnya yang terus basah.

"Ar. Gimana?" suara Deri yang menghampiri Arya dan Maria.

"Om. Oma, oma sudah tiada!" ucapnya dengan nada sedih. "Dan Kayla kecelakaan di jalan xx dan kini di rawat di RS tempat ku bekerja dan aku minta sama mereka agar tidak bilang apa-apa tentang oma."

"Yang sabar dan tabah ya? maut itu tidak ada yang pernah tahu," ucap Deri memeluk Arya dan mengusap punggungnya dengan lembut.

Deri mendekati Maria dan berkata. "Saya turut berduka cita, semoga beliau di angkat dan tenang di  sana,"

"Iya, makasih?" Maria mengangguk pelan sembari terus mengusap pipinya.

Deri kembali ke dekat Arya sambil mendudukan dirinya. "Ha? apa Kayla kecelakaan?" Deri baru nyadar kalau Arya bilang tadi Kayla pun di rawat karena kecelakaan.

"Iya, Om. Dan kami belum sempat ke sana karena ke adaan ini." Arya mengangguk sambil menatap heran ke arah Deri yang Arya rasa agak bengong, lalu kedua netra nya melihat ke arah tanya Deri yang di balut dengan sapu tangan.

"Om, ini kenapa? kenapa di balut segala, luka kenapa?" selidiknya sambil memegangi tangan deri yang terluka tersebut.

"Oh, ini cuma kena saja," dalih Deri sambil melihat tangannya itu.

"Kok bisa? kena pecahan gelas segala? sudah di cuci belum?" tanya Arya kembali sambil meneliti.

"Sudah. Jangan khawatir, saya baik-baik saja. Oya, tadi Om ketemu dengan adik mu itu--"

"Dimana? kau melihat dia?" Maria penasaran dan memotong perkataan dari Deri barusan.

"Di jalan dan sempat ku marahi mereka berdua, karena membawa motornya ugal-ugalan. Dan hampir saja menyenggol ku waktu itu, hem. Sok-sok'an ngebut mengantarkan kematian, dia pikir punya nyawa cadangan apa? ngegaya. Sok-sok'an gitu." Deri menoleh pada Maria yang bengong.

"Iya, berita yang ku dapat temannya tidak tertolong lagi, tapi entahlah. Sebab belum ku lihat juga kan?" Arya menggeleng.

"Begitu lah bila sudah kena batunya. Tapi syukurlah kalau adikmu masih tertolong, berarti Tuhan masih sayang dan memberikan kesempatan pada adik mu itu." Gumamnya Deri lagi dan Maria mengaminkan.

Setelah menunggu sekian lama. Akhirnya jenazah bu Hesa siap untuk di bawa pulang dan dikebumikan dengan menggunakan mobil ambulance dengan Maria yang mendampingi jenazah sang bunda, Arya dan Deri akan membawa motornya masing-masing ....

...🌼----🌼...

Jangan lupa klik subscribe like komen dan vote nya juga, makasih

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Ndak kebayang juga begitu Kayla keluar dari rumah sakit pas pulang ke rumah, Omanya udah ndak ada.
Pasti dia shock banget.
Semoga aja dengan kejadian ini membawa hikmah buat Kayla dia hijrah, menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Apalagi selain dia kehilangan Omanya dia juga kehilangan kekasihnya juga.
Tetep semangat Thor....

2023-03-31

1

Kurniaty

Kurniaty

Yang sabar ya Arya,semoga Kayla bisa berubah dengan musibah yang dialaminya.
Sukses thoor & lanjut.

2023-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!