Benalu

“Ada apa nih? ribut-ribut,” suara Arya yang baru sampai di tempat tersebut.

“Kau. Gak kedengaran suara motornya, tiba-tiba datang saja kau ini,” Kayla menoleh.

“Kenapa kau ribut? Kau itu masih juga tidak dewasa ya, kau sudah dewasa. Boro-boro lah ngerjain pekerjaan rumah, buat dirimu sendiri saja, kerjakan sendiri dan jangan apa-apa bibi.” Arya menatap tajam ke arah Kayla.

“Kamu itu datang-datang sudah ceramahi aku, mau temui oma bukan? sana temui katanya sedang kurang sehat.” Kata Kayla sambil mendudukkan diri di kursi dengan memegangi ponselnya.

“Apa? katanya? kau bilang katanya? kamu yang tinggal di sini, bilang katanya! apa kau sudah gila ha, kau itu di rawat sama oma. Seharusnya kau lebih tau keberadaannya, dasar. Bi, suruh dia yang bersihkan.” Arya melirik ke arah asisten yang sedang membersihkan lantai dari pecahan barang dan juga melirik ke arah Kayla dengan ujung matanya.

Kayla hanya mengerucutkan bibirnya tanpa mau berbuat apa-apa.

Arya membawa langkahnya ke kamar omanya yang katanya sedang kurang sehat, berpapasan dengan bibi dengan membawa nampan bekas membawa bubur.

“Eh, Aden. Sudah datang? lama Aden tidak datang, Den ... bibi kangen!” sambut bi Meri sambil tersenyum ramah.

“Iya, gimana oma, Bibi Sehat?” balas Arya sambil menyalami bibi.

“Eem ... Cuma kurang enak badan saja. Kecapean,” sahutnya bibi, kemudian bibi melanjutkan langkahnya, dan Arya pun kembali mengayunkan langkahnya ke kamar sang oma.

“Oma. Sehat?” sapa Arya setelah berada di kamar omanya yang sedang terduduk bersandar ke bahu tempat tidur.

“Hi ... cucu oma, oma Cuma kecapean saja kok Ar ...” bu Hesa memeluk Arya dengan sangat erat.

“Em. Jangan kecapean dong, Oma kan ada asisten, Oma banyak istirahat saja,” ucap Arya sambil mengusap punggung sang oma.

“Nggak ada yang Oma kerjakan ... sebenarnya Ar ... hanya mungkin pikiran saja, em ... cucu Oma makin ganteng saja! Oma kangen sama kamu.” Bu Hesa kembali memeluk Arya untuk menumpahkan rasa rindu pada cucunya ini.

“Pasti, Oma memikirkan Kayla bukan? jangan terlalu di pikirin. Nanti Oma tambah sakit,” Kata Arya sambil duduk di depan sang oma.

“Gimana caranya tidak Oma pikirkan? Dia itu gak ada dewasa-dewasa nya, kerjaannya hanya hura-hura dan dugem, uang dan uang. Oma pusing Ar,” keluh sang oma dengan lesu.

“Oma, sebaiknya Oma jangan banyak pikiran ya? Oma harus banyak istirahat agar Oma selalu sehat dan fit,” ucap Arya sambil mengusap punggung tangannya sang oma.

“Ibu, sudah ke dokter belum?” Suara putrinya yang bernama Maria yang baru saja datang.

Arya menoleh ke sumber suara yang langsung memeluk sang bunda.

“Sudah, dah minum obat juga, kau datang sama siapa?” tanya balik bu Hesa sembari memeluk Maria.

“Aku sendiri saja, karena suami ku sedang sibuk dan tidak bisa ditinggalkan.” Jawabnya Maria.

“Anak-anak gimana kabarnya?” bu Hesa menanyakan kabara dari anak-anaknya Maria.

“Baik. Mereka juga sibuk masing-masing dengan kerajaannya, Bu ... aku tahu Ibu pasti stres kan dengan ulah anak itu? sudah dewasa tetapi kelakuannya bikin jengkel dan tak terarah saja.” Maria akhirnya menggerutu. Karena dia tahu persis kelakuan Kayla.

Bu Hesa bungkam. Dia tidak mengeluarkan komentarnya apa pun.

“Tante?” panggil Arya pada Maria yang anteng berbincang dengan sang bunda.

Maria menoleh pada Arya yang jarang sekali dia temui. “Arya, kau Nak?”

Aya menarik bibirnya lebar-lebar. “Iya lah, Tante! Siapa lagi? kalau bukan aku ponakan mu yang ganteng ini,  hi hi hi ....”

“Dasar nakal.” Maria memeluk ponakannya dengan erat. Hatinya mencelos berasa bertemu dengan sang abang yang sudah meninggal.

“Apa kabar, Tante? sepertinya sudah lupa sama aku?” kata Arya sembari memudarkan  rangkulannya.

“Baik, kau yang lupa sama Tante mu ini? kau tidak pernah main ke tempat Tante, jadi bukannya kamu yang lupa sama Tante mu ini ha?” suara Maria agak parau.

“Aku sibuk, Tante. Kenapa suara tante berubah seperti itu? jangan sedih dong ... kan aku belum mati. Ha ha ha ...” Arya malah tertawa.

"Aku teringat pada ayah mu yang sudah tiada." Maria mengusap sudut matanya yang berlinang.

Arya dan bu Hesa terdiam. Mengingat yang sudah tiada, Maria apalagi. Dia terus mengusap sudut matanya.

“Oo, jangan sedih ahc. Nanti aku ikut sedih dan bercucuran air keringat, kan sayang aku membuang-buang ion.” Arya sekenanya.

“Iih ... kamu ini.” Maria tersenyum getir.

Lalu terdengar suara suara derap langkah yang mendekati kamar tersebut.

“Oma, aku minta uang dong. ATM ku tipis nih. Aku mau jalan,” suara Kayla sambil memasuki kamar tersebut yang di tujukan pada omanya.

Bikin Arya dan Maria melongo melihat dan mendengar perkataan dari Kayla.

Arya lalu mengeluarkan taringnya setelah Kayla berada dekat dengan omanya yang malah terdiam. “Kay, apa kau tidak lihat kondisi oma yang kurang sehat ha? seharusnya kau mikir jangan gitu terus, kau itu sudah dewasa dan berpendidikan. Kau bisa pergunakan pendidikan mu itu buat bekerja dan berkarya. Bukan terus jadi benalu oma.”

Kayla menatap datar ke arah Arya yang mengeluarkan taringnya dan seakan ingin menerkam mangsanya. “Kau ini kenapa sih? emang apa hubungannya dengan oma sakit? kan uangnya hasil dari peninggalan orang tua

kita. Dan oma juga yang pegang semua, coba aku yang pegangnya. Berarti aku tidak minta lagi sama oma, kan?”

Arya dengan cepat menarik tangan Kayla keluar dari kamar tersebut. “He. Dengar ya? sebanyak apapun peninggalan orang tua kita, itu bisa saja sudah habis bila setiap hari kau gunakan dan tidak adanya penambahan. Apalagi bila kau yang pegang! Semuanya habis seketika.”

“Eeh, apa urusan mu sih? datang-datang kau membuat ku jengkel.” Pekik Kayla.

“Tentu ini adalah urusan ku, kita anak kembar. Tentunya hak kita itu sama, tapi apa pernah aku merongrong uang itu? tidak! aku cukup menggunakannya untuk keperluan pendidikan saja, setelahnya aku usaha sendiri. Usia kita sama dan apa salahnya kau juga mandiri bukan hura-hura dan keluyuran tidak jelas,” suara Arya pun tidak kalah tinggi.

“Maria, lerai mereka agar tidak bertengkar.” Pinta bu Hesa pada Maria.

“Tidak, Bu ... biarkan saja! mereka sudah dewasa dan biarkan saja Arya yang mencambuk adiknya agar dia sadar bahwa hidup ini akan terus berjalan, bukan diam di tempat. Kayla sudah sepantasnya ada yang mengingatkan, sementara omongan Ibu pun bagai angin lalu.” Maria menggeleng dan mencegah ibunya untuk turun.

“Ooh ... kau iri, bilang dan minta sama oma kalau kau juga ingin uang dan kamu ingin hura-hura juga seperti aku.” Kayla melipat tangan di dada dan terlihat angkuh ....

...🌼----🌼...

Mohon dukungan nya y? makasih.

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Bener2 bikin gemes, greget sama kelakuan Kayla yang makin sini bukannya sadar malah nambah keterlaluan aja.
Omanya lagi sakit aja ndak ada pedulinya, malah ribut minta uang.
Harusnya bu Hesa sadar cucu kesayangannya yang dia didik dari kecil kelakuannya minus gitu gara2 dia terlalu memanjakannya.
Tetep semangat Thor....

2023-03-30

1

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

mungkin Kayla di jodohkan sama Deri🤔
biar di didik.... dan biar insyaf hura²nya🤭

2023-03-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!