Nongkrong

Setelah beberapa jam berlalu. Akhirnya op berjalan dengan lancar walau di dengan perasaan yang was-was takut ada kendala atau apa lah yang bikin hati cemar dan membuat senam jantung.

Setelah berganti pakaian dan mencuci tangan dengan bersih. para dokter yang terlibat saling berjabat tangan. Hatinya merasa lega dan bahagia karena tugasnya berjalan dengan lancar.

"Alhamdulillah semua berjalan dengan semestinya." Kata salah satu dokter senior.

"Iya, Alhamdulillah ... padahal saya sudah spot jantung nih." Sambut dokter Arya penuh rasa syukur.

Kemudian Arya menuju kantin, perutnya sudah terasa sangat lapar sekali. Cacing di perutnya sudah pada demo meminta makan.

"Dokter, mau pesan apa?" tanya pelayan di sana.

"Biasa saja, yang agak cepat sedikit ya? lapar nih." Arya sembari memberikan sebuah senyuman yang ramah.

Sepulangnya dari rumah sakit. Arya memutuskan untuk mendatangi suatu tempat yang mungkin termasuk bersejarah baginya.

Tempat tersebut adalah kilometer dimana terjadinya insiden yang menewaskan kedua orang tua dari baby Arief dan Kayla.

Arya berdiri di pinggir jalan yang tidak jauh dari motornya. Menatap jurang yang sudah mengakibatkan ayah dan ibunya meninggal.

"Ayah, bunda. Aku sedih, di saat anak-anak sebaya ku waktu itu hidup bahagia dan di kelilingi kasih sayang ayah bundanya. Sementara aku ... di kelilingi kasih sayang orang-orang yang katanya tidak sedarah dengan ku!" Arya menunduk dalam dan meneteskan air matanya. Jatuh ke tangan yang dilipatkan.

"Aku rindu belaian tangan bunda. Perhatian mu ayah, kalian pergi terlalu cepat sehingga aku haus akan kasih sayang mu!"

Kedua bahu Arya bergetar. Dia menangis penuh sesal, dimana dia teramat merindukan kasih sayang dari ayah dan bunda nya.

Kemudian bahunya sebelah kanan ada yang menepuk dengan lembut. Arya langsung menoleh pada orang yang menepuk bahunya dan berdiri di sampingnya itu.

"Om?" suaranya lirih.

"Sudah hampir malam. Pulang lah, tidak baik di sini sendirian," ucap Deri sambil menatap ke arah jurang.

"Iya, Om." Arya mengangguk pelan sambil mengalihkan pandangan ke sekitar yang memang sudah mulai gelap.

Sesaat kemudian mereka pun beranjak dari tempat semula menaiki motornya masing-masing.

Motor Arya dan Deri berlari menuju Vila mereka yang lumayan jauh dari sana.

...---...

"Oma, Aku mau ke Vila om Deri ya besok, sudah lama aku tidak bertemu dengan Abang." Kata Kayla sambil melirik ke arah sang Oma.

Wanita sepuh itu menatap gadis cantik itu dengan intens. "Sekarang mau kemana?"

"Aku mau jalan. Nongkrong sama teman-teman." Kayla memasukan ponselnya ke dalam tas punggungnya itu. Sambil beranjak dari depan cermin.

"Sampai kapan sih, kau akan berhenti nongkrong? pergaulan mu itu kurang berkualitas." Tutur Bu Hesa.

"Oma, aku itu masih ingin menikmati hidup dan aku masih muda. Jangan larang aku untuk bergaul dengan teman-teman ku." Jawabnya Hesa dengan ketus.

"Tapi alangkah lebih baiknya kau mencari pergaulan yang lebih baik. Pilih teman yang baik juga." Tambah Bu Hesa kembali.

"Sudahlah, Oma ... aku mau pergi dulu!" Kayla berlalu dari kamarnya itu meninggalkan Oma nya yang berdiri memegangi tongkat.

"Kayla, tunggu?" namun panggilan Omanya itu tidak Kayla hiraukan.

Bu Hesa hanya bisa mengurut dada. Sifat cucu itu sulit untuk di rubahnya. Pemalas, suka nongkrong dan keluyuran malam. Terkadang pulang-pulang mabuk. siang tidur, bangun makan. Menengadahkan tangan meminta uang pada sang Oma.

"Ya, Tuhan ... apa yang harus aku lakukan? biar anak itu bisa merubah diri. Masa mau seperti terus?" gumamnya Bu Hesa sambil memandangi ke langit-langit lalu menggeleng.

"Bi Meri. Masak jangan banyak-banyak, yang makan juga cuma kita!" Bu Hesa melirik pada bi Meri yang berdiri dekat lemari pendingin.

"Iya, Bu ..." sahut bi Meri mengangguk.

Kayla mengendarai mobil kesayangan itu menuju Bar yang adanya di jalan xx. Tempat yang selalu menjadi tempat nongkrong dia dan teman-temannya.

Setibanya di tempat tujuan. Kayla berjalan dengan langkah yang aduhai. Berlenggok bak berjalan di atas network.

Kedatangannya di sambut teman-teman dan kekasihnya yang bernama Devan.

"Hi, baby. Kau tampak sangat cantik saja nih?" Devan langsung memeluk gadis yang berpenampilan elegan tersebut.

"Oya, benarkah? bila aku tampak cantik?" balas Kayla setah cepaka-cepiki dengan sang kekasih.

"Tentu," sambung kekasihnya itu dengan masih merangkul pinggang Kayla.

"Hi juga semua. Selamat bersenang-senang ..." Kayla menyapa teman tongkrongannya yang terdiri pria dan wanita.

"Mau pesan apa baby?" tanya Devan pada sang kekasih.

"Minuman vodka, eh. Nggak, koktail aja." Pinta Kayla sambil menikmati musik nya yang di sajikan dan sedikit bergoyang kan kakinya.

Devan memesan minuman buat sang kekasih. Yang dengan tidak menunggu lama, minuman pun datang.

"Turun yo, kita turun?" ajak teman wanitanya kepada Kayla yang sedang menikmati minumnya.

"Sebentar aku turun!" Kayla mengangkat tangannya.

''Ayo sayang?" Devan menarik tangan Kayla di ajaknya turun ke tempat berjoget.

Kayla sedekat menghentakkan kepalanya yang sedikit pusing.

Kemudian Kayla, Devan dan teman-teman nya bergoyang menghentak kaki seiring dengan musik yang yang menghentak keras.

Ada juga pengunjung yang sedang bertransaksi obat, Kayla melihat ke arah temannya yang sedang transaksi demikian. Begitupun Devan menoleh ke arah yang sama dan mereka berdua pun menghampiri.

"Ada barang baru?" tanya Devan dan di dukung oleh Kayla.

"Ada dong, apa kalian mau? boleh di coba dulu bah ..." teman mereka menyodorkan sebuah bungkusan kecil pada keduanya.

Dalam ruang yang terbatas dengan sinar lampu itu mereka menikmati obrolan, musik. Minuman dan hidangan ringan sebagai pelengkapnya.

Ada yang sekedar ngobrol santai ada yang bercumbu. Ada juga sekedar menikmati minum dan musik.

Kayla dan Devan yang kini duduk di pojokan setalah mengkonsumsi barang yang barusan mereka dapatkan. Keduanya mojok dan namanya orang pacaran apalagi dengan gaya pacaran yang termasuk bebas. Mereka pun sesekali melakukan peluk cium yang bagi mereka sudah tidak aneh itu.

Sekitar pukul 02.00 barulah Kayla ingat pulang, dan di antar oleh sang kekasih. Dikarenakan melihat Kayla yang terlihat mabuk. Devan pun menitipkan motornya pada seorang teman dan dia akan membawa mobil sang kekasih sekalian mengantar.

"Aku mau pulang, kepala ku berat bagai menahan beban!" ucap Kayla sambil berjalan agak oleng yang makanya Devan rangkul pinggang gadis itu.

"Van, antar aku ke surga, Van. Ooh ... baby. Bawa daku ke istana cinta mu!" Racau Kayla sambil berjalan dan Devan memasukan Kayla ke dalam mobil.

Kemudian Devan mengitari mobil Kayla untuk duduk di belakang kemudi.

Kayla langsung menyandarkan kepalanya di bahu pemuda itu seraya berkata. "Baby, kita mau kemana? pulang ya? kepala ku. berputar nih."

"Iya, kita akan pulang." Cuph! Devan mengecup keningnya Kayla. Lalu menyalakan mobil yang bersiap tancap gas ....

.

Masih sepi nih, ayo jangan lupa klik subscribe nya biar kalian dapat notif nya.

Makasih.

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Miris banget melihat kehidupan Kayla berbanding terbalik dengan kembarannya Arya, Kayla menjalani kehidupan yang bebas, narkoba, clubbing beds banget Sana Arya kehidupannya bersih.
Mungkin Karena selain didikannya bu Hesa yang terlalu memanjakannya Dan juga pergaulan yang salah.
Tapi kira2 Arya tau ndak ya, kelakuan Kayla kaya gitu.
Tetep semangat Thor....

2023-03-28

1

Nur Lizza

Nur Lizza

kayla gk seperti abgny

2023-03-13

1

Kurniaty

Kurniaty

Jangan sampai Kayla memberikan kesuciannya pada orang yang belum tentu jadi suaminya ya thoor,gak rela kalau kelakuan Kayla berbanding terbalik dengan kembarannya.
Sukses thoor & lanjut.

2023-02-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!