Singkat di perjalanan, pada akhirnya mobil ambulance yang membawa jenazah bu Hesa tiba di rumah duka dan keluarganya sudah berkumpul sebagian di sana dan menyambutnya dengan tangisan.
Arya dan Deri memasuki rumah tersebut dan tidak lama kemudian datang dokter Aldo yang langsung menemui Arya.
"Ar, yang tabah ya? maut rejeki dan jodoh sudah menjadi rahasia nya yang maha kuasa." Ucapnya dokter Aldo sambil memeluk Arya yang sedang berduka.
"Om. Aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi." Arya bergumam dalam pelukan Aldo yang memeluk dan mengusap punggungnya.
"Siapa bilang? kau tidak punya siapa-siapa? kan masih ada kita bertiga." Aldo menenangkan Arya.
Di rumah duka itu tampak ramai dan pelayat pun berdatangan walaupun keadaan malam untuk menemui yang terakhirnya dengan jenazah bu Hesa. Yang akan dikebumikan besok pagi.
Deri menepuk bahu nya Arya. "Kita masih ada buat kamu, jadi jangan merasa sendiri. Kamu itu sama kami semenjak kecil. Jadi kita juga keluarga mu, iya kan Aldo?" melirik ke arah Aldo yang langsung mengangguk.
"Banar, om Deri benar, kami ini keluarga mu juga. Jangan risau atau pun merasa sendiri." Tambahnya Aldo.
"Aku ikut berbelasungkawa. Semoga meninggalnya mendapat ketenangan dan di beri ketabahan pada keluarga yang di tinggalkan." Endro memeluk Arya, dia baru bisa datang karena harus menyelesaikan tugasnya.
"Terima kasih Om. Sudah datan?" balas Arya sambil mengusap wajahnya nya.
Selama bu Hesa di semayamkan di rumah duka, Arya yang ditemani ketiga pria tampan itu tetep berada di tempat, terlihat juga keluarga lain mengikuti prosesi lainnya. Hingga keesokan harinya peti mati bu Hesa di kebumikan.
Arya yang memakai kaca mata hitam itu. Menatapi ke liang lahat yang akan menelan peti mati bu Hesa, sedikit demi sedikit tanah di menutupi peti mati tersebut. Semua yang berduka mengheningkan cipta mengiringi kepergian bu Hesa yang sudah Tuhan ambil dari dunia ini.
Beberapa tangan menepuk bahu Arya dan memberi kekutan dan di beri ketabahan.
Selesai dari pemakaman, Arya dan ketiga pria tampan itu langsung meluncur ke rumah sakit, dimana Kayla di rawat. Dan Maria juga yang lainnya menyusul nanti.
Setibanya di rumah sakit, Arya memasuki ruangan tempat Kayla di rawat. Kayla tampak parah dengan beberapa luka di sekujur tubuhnya. Termasuk di kepala dan mengalami patah tulang juga yang mungkin akan mengakibatkan kelumpuhan sementara.
Kayla tampak terpuruk, dengan kondisinya seperti itu. Bahkan di tambah lagi dengan kabar kelumpuhan sementara yang harus di alaminya.
"Aku gak mau lumpuh, aku gak mau ..." teriak Kayla sambil menepuk-nepuk kakinya.
"Kay, Kayla. Ini hanya sementara dan ini hanya butuh proses. Kau perlu sabar dan juga bersyukur kalau kamu masih diberi kesempatan untuk hidup, tidak seperti teman mu itu yang sekarang sudah di kubur," ucap Arya dengan tatapan datar pada kembarannya itu.
"Lagian saya kan bilang. Sayang dirimu sendiri dan jangan sok-sok'an punya nyawa cadangan. Sudah saat nya kau itu sadar bahwa hidup itu harus dipergunakan dengan baik. Masih untung kau masih hidup dan bisa memperbaiki dirimu. Tapi kenapa kau tidak ikut saja sama kekasih mu itu? hi hi hi ..." Deri dengan nyeleneh berkata demikian.
"Kau ini gak ada kasihan-kasihan nya pada orang yang sedang mengalami musibah, malah di kata-katain. Tapi ada benarnya juga sih." Timpal Endro yang ikut menimpali perkataan dari Deri.
"Aku tidak mau lumpuh, aku benci sama diriku sendiri. Aku mau bisa berjalan lagi ... hik-hik-hik." Pekik Kayla sambil terus mengamuk frustasi dengan kondisinya ini.
"Kau harus sabar dan tabah karena ini musibah yang harus kau terima. Yang penting kamu berusaha untuk sembuh. Jangan keras kepala begitu pamali! kau harus berlapang dada. sabar," timpal nya Aya sambil mengusap punggungnya Kayla.
"Tapi aku gak mau lumpuh, Abang. Ngerti gak?" bentak nya Kayla sambil terus menangis kejer.
Bikin yang berada di sana merasa pusing melihatnya.
"Kau harus sabar dan berlapang dada, terima ini dengan ikhlas. Kau akan sembuh lagi kok kamu cuma butuh sabar saja." Kata Aldo yang duduk tidak jauh dari Arya.
"Ngomong itu gampang! dan kalian semu itu tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Hanya aku yang merasakannya. Aku yang menderita di sini, bukan kalian." Kayla teriak-teriak.
"Jangan teriak-teriak, nanti kau dikira orang gila dan mengganggu ketenangan orang lain, ingat kalau ini rumah sakit dan bukan kamar mu." Arya merasa geram dengan tingkahnya Kayla padahal yang dia bisa hanya berbaring dan duduk.
Karena terdengar riuh dan berisik. Suster dan dokter yang menangani Kayla datang dan menenangkan pasien. Karena Kayla terus membuat kebisingan, akhirnya Kayla di beri suntik penenang. Kayla pun tertidur.
"Dokter dan suster pun kembali ke tempanya masing-masing setelah dokternya berbincang sebentar dengan
"Akhirnya nenek lampir tidur juga dan kita merasa tenang. Makan dulu yo? lapar nih ..." ajaknya Endro sambil mengusap perutnya yang sudah keroncongan tersebut.
"Iya, yok kita makan dulu. Perih nih perut," tambah nya aldo sambil beranjak dari duduknya.
Begitupun dengan Deri yang juga merasa lapar. "Iya, Ar. Kita makan dulu?"
"Ayo. Kita makan di restoran sebelah rumah sakit ini saja." Arya pun mengiyakan dan mereka berempat pun keluar dari ruangan tersebut.
Setibanya di sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah sakit. mereka langsung memesan makanan kesukaannya masing-masing.
"Oya, kemarin sore aku datangi pak Sunder lagi untu ya ... sekedar mengorek informasi lah," ucap Deri setelah duduk bersandar di kursi yang dia duduki dan menunggu pesanan nya datang.
Arya, Aldo dan endro mengarahkan pandangannya pada Deri yang menggantungkan perkataannya itu.
"Kenapa kalian menatap ku seperti itu?" Deri menatap heran pada ketiga pria yang bersamanya itu. Lalu celingukan kali saja mereka melihat sesuatu yang berada di sekitar dia.
"Eeh, dodol. Malah celingukan, kita orang menunggu kau melanjutkan perkataan mu!" Endro menggeleng.
"Ooh, ku kira apa? ya ... aku ke sana, dan ... ternyata dia sudah meninggal dua hari sebelumnya." Deri menghela nafas berat, padahal memang masih banyak yang harus dia selidiki.
Ketiganya saling pandang dan saling mengernyitkan keningnya. "Jadi tidak dapat apa-apa?" selidik nya Endro kembali penasaran.
"Nggak lah ... emang apa yang pantas aku dapatkan selain? kalau orang yang sudah menjadi penghuni perut bumi." Timpalnya Deri sambil mengambil makanan dari nampan pelayan suguhkan.
"Ya ... gak dapat apa-apa dong ya Om? sayang sekali." Arya pun menarik hidangan. Lalu menatap kembali ke arah Deri ....
...🌼---🌼...
Jangan lupa like komen dan vote nya, kalau memang suka dengan tulisan receh ku ini. Subscribe juga ya, makasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Kayla..... Allah masih sayang sama kamu, masih kasih kamu kesempatan untuk bertobat dan berubah.
kamu harus belajar ikhlas menerima keadaan kamu saat ini lagian ini kan sifatnya hanya sementara bukan permanen.
Jadikan ujian ini pelajaran buat kamu ke depannya.
Tetep semangat Thor.....
2023-03-31
2
Maulana ya_Rohman
kapan si Kayla akan berubah menjadi lebih baik 😩😩😩....
semoga kedepqnnya ada petunjuk yang lainnya🤲🤲🤲🤲
2023-03-07
1
Kurniaty
Disini Arya gak dapat petunjuk atas kecelakaan orang tuanya,semoga kedepannya Arya mendapatkan petunjuknya ya thoor.
Sukses thoor & lanjut.
2023-03-03
1