Mencari

Namun, kamar itu kosong tidak ada orang. Kayla melongo dan tambah melongo nya lagi Kayla, ketika melihat sosok Deri keluar dari kamar mandi dengan handuk di pinggang dan bertelanjang dada.

Jelas, begitupun dengan Deri yang terkaget-kaget, kenapa secara tiba-tiba Kayla berada di sana? 

"Kau kenapa ada di sini dan sedang apa juga di sini?" selidik Deri sambil mengusap-usap rambutnya yang basah.

Jantung Kayla berdegup sangat kencang, dadanya berdebar tidak karuan, matanya tidak berkedip melihat sosok Deri yang bertelanjang dada, pria itu walau sudah berumur namun tampak sangat awet muda. Kayla tiba-tiba mengagumi pria yang mengasuh kembarannya tersebut.

"Em ... selamat sore Om? aku, aku ke sini untuk bertemu kalian, dan dimana Arya berada?" tanya Kayla tanpa mengalihkan pandangannya dari sosok Deri.

Deri mengangguk. "Adalah di kamarnya, ini kamar saya, dan kau ngapain masuk ke sini?"

"Ini kamarmu ya? aku pikir ini kamar Abang ku, sorry lah!" ucap Kayla tanpa beranjak dari tempatnya berdiri.

"Iya, dari dulu juga Ini kamarku dan kamar Arya ada di atas," sambungnya Dari kembali.

"He he he ... sekali lagi, sorry ya? sudah salah masuk kamar Sorry?" Kayla barulah memutar badannya mendekati pintu, keluar dari kamar tersebut.

"Hem ... dasar kurang sopan santun main masuk ke kamar orang, begitu saja! Seharusnya tidak begitu." Gumamnya Deri.

Kayla berjalan terus hingga membawanya ke depan pintu sebuah kamar yang dia yakin-seyakin nya. Kalau dia mendatangi kamar milik nya sang kembaran.

Tangan Kayla, mendorong handle pintu. Blak ... pintu terbuka dan Arya tampak sedang menikmati baringannya dengan mendengarkan musik.

Seiringnya pintu terbuka, kedua netra mata Arya langsung menoleh ke arah sumber suara. Di mana kembarannya berdiri dengan tatapan yang datar ke arah dirinya.

"Kau. Kamu datang sama siapa? bersama oma atau sendiri?" selidik Arya sambil mendudukkan dirinya dengan tegak.

"Aku datang sendirian saja, untuk melihat kembaranku yang sudah lupa padaku juga Oma!" jawabnya Kayla sambil mengayunkan kaki mendekati di mana Arya berada.

"Sebenarnya ... aku bukan lupa! aku ingat sama kalian berdua, cuman ... aku muak dengan sikapmu itu yang terus kekanak-kanakan dan gak pernah dewasa." Jawabnya Arya dengan nada bicara yang dingin.

"Hei ... apa hubungannya sikapku dengan ingat sama kami berdua? yang jelas-jelas keluargamu, ingat ya! orang yang mengasuh mu itu tidak sedarah denganmu, di bandingkan dengan kami berdua!" Ketusnya Kayla pada kembarannya.

Arya mandiri dan menatap tajam ka arah Kayla. "Aku tahu siapa orang-orang yang sudah mengasuhku dari kecil, tapi mereka tulus menyayangiku. Dan sudah sewajarnya bila aku menghormati mereka! menyayangi mereka juga. Jaga ya omonganmu itu, jangan sampai menyakiti hati orang. Dan tidak tahu balas budi."

Kayla terdiam, tidak menjawab dengan apa yang sudah Arya uraikan.

"Kapan kau akan ke rumah? oma merindukanmu dan kamu lama tidak ke sana, sesibuk itukah?" nada suara Kayla tidak terlalu tinggi seperti tadi.

"Ehem. Sibuk sih iya memang sibuk, dan aku belum sempat tuk datang ke sana. Tadinya besok aku ke sana untuk menemui oma." Jawabnya Arya sambil keluar dari kamarnya dan biar ngobrol di ruang tengah saja.

Kayla pun mengikuti Arya dari belakang, menyusul langkah kembarannya tersebut yang menuruni anak tangga menuju ruang tengah.

Lalu Arya duduk di sana dengan santai. "Oma gimana sehat?" tanya Arya menatap ke arah Kayla yang duduk tidak jauh darinya.

"Baik, dan aku kesini pun aku merindukan mu." Kayla merentangkan tangan nya dan memeluk Arya alias baby Arief.

"Baguslah kalau oma sehat, bilang saja besok aku mau ke sana," kata Arya sambil memudarkan rangkulan dari kembarannya tersebut.

"Kau itu sekarang brewokan, bagai bapak-bapak," celetuk Kayla dengan tatapan yang meneliti ke arah wajah Arya yang berbulu halus.

"Itu, bukan urusanmu!" Arya menggeleng tidak suka bila ada orang mengomentari penampilannya.

Kayla tertawa. "Aish ... kaya bapak-bapak tahu ... hi hi hi ...."

"Kalian bicara apa sih? debat Mulu, kalau ketemu. Apa gak bisa akur gitu? barang sebentar." Suara Deri sambil membawa beberapa Gelas yang berisi minuman.

"Ini, Om yang selalu mengajak ku ribut." Arya menunjuk ke arah Kayla yang mencibirkan bibirnya.

Kayla terdiam dan memandangi ke arah Deri yang semakin tampan saja. Ungkap nya hati Kayla.

Arya mengibaskan tangan di depannya Kayla yang bengong tersebut. Dan menatap ke arah Deri tak berkedip.

Kemudian, Kayla tidak lama-lama di sana karena Deri dan Arya ada urusan yang sangat penting.

"Okay, kalau lain kali aku menginap di sini boleh gak?" Kayla memandangi kembarannya.

"Boleh, saja." Arya dengan singkat.

"Baiklah, aku mau pulang duluan." Kayla berjalan setelah berpamitan. Namun sebelum pergi. Sesekali matanya mencuri pandang pada Deri yang bersikap cuek.

Deri dan Arya hendak, ke tempat yang Aldo beri alamat itu. Kali ini mereka akan menggunakan satu motor saja.

"Motor siapa yang akan di keluarkan nih?" tanya Arya sambil menoleh ke arah Deri yang sedang memakai helm nya

"Terserah mau motor yang mana!" sahutnya Deri. Kemudian mereka berdua menaiki si kuda besi milik nya Arya.

Motor meluncur ke suatu tempat yang katanya orang yang terlibat akan insiden yang mengambil nyawa kedua orang tuanya.

"Aku harap orang itu masih ada, dan dapat kita cintai keterangan, Om." Harapnya Arya.

"Iya, Om juga sangat berharap seperti itu. Biar cepat terungkap," jawabnya Deri dari belakang nya Arya.

Setelah sekian lama putar-putar mencari sebuah alamat yang lumayan sulit untuk ditemukan. Pada akhirnya ditemukan juga, tetapi orang yang di tuju sudah meninggal.

Hati Arya mencelos sedih. Dan lututnya melemas, yang tadi nya punya harapan. Namun kayanya harapan itu akan pupus sudah.

"Gimana Om?" Arya menatap cemas ke arah Deri yang juga pernah memikirkan kira-kira siapa yang berkaitan dengan orang yang bersangkutan.

"Maaf, apa bapak ini mempunyai teman dekat disaat dia bekerja di bidang xx?" selidik Deri pada keluarganya.

Setelah keluarganya terdiam beberapa saat, pada akhirnya mereka mengatakan sesuatu kalau orang tersebut. Ada teman dekat yang sampai sekarang masih suka mengunjungi mereka.

Lalu setelah di desak Deri. Mereka memberikan sebuah alamat yang mungkin akan mereka dapatkan informasi.

Dari dan Arya saling bertukar pandangan, lalu kemudian berpamitan pada tuan rumah.

Selanjutnya, mereka pun melanjutkan pencariannya menuju alamat yang tadi mereka berikan.

Mendapatkan alamat tersebut, motor Arya berhenti di depan sebuah rumah mewah di kawasan elit.

Deri berdiri di depan pagar yang tingginya melebihi sekitar 2.5 meter. Dengan mengarahkan penglihatannya ke rumah tersebut.

"Ini orang kaya juga ya, Om? mewah benar rumahnya." Arya celingukan ke arah dalam ....

...🌼----🌼...

Mungkinkah Arya dan Deri akan menemukan sebuah informasi yang sesuai dengan yang di inginkan?

Jangan lupa like komen dan subscribe juga. Makasih

Terpopuler

Comments

Ummi Alfa

Ummi Alfa

Semoga aja apa. yang mereka cari selama ini menemukan titik terang ya.....
Jangan bilang ya Thor... kalau Kayla suka sama Dery, tapi kalau di pikir2 ndak ada salahnya juga sih om Dery kan masih single dengan begitu dia bisa bimbing Kayla menjadi lebih baik lagi.
Ndak dapat mamanya, anaknya juga ndak apa. 😉
Tetep semangat thor...

2023-03-28

1

Kurniaty

Kurniaty

Harus lah thoor biar terkuak dalang yang telah menyebabkan Dimas/Kanaya kecelakaan.
Sukses thoor & lanjut.

2023-02-20

1

Maulana ya_Rohman

Maulana ya_Rohman

jangan² bpk nya angelica ya thor🤔🤔🤔

2023-02-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!