“Om Endro belum datang?” tanya Arya sambil menyesap minumnya dengan rasa nikmat.
“Mungkin sebentar lagi dia datang, dia masih super sibuk seperti kau juga untuk ketemu saja sulit.” Timpal dokter Aldo yang juga menyesap minumnya.
Deri yang plango-plongo ke dalam rumah yang tampak sepi itu. “Sepi bagai kuburan. Pada kemana? istri mu?”
“Biasa lah ... dia masih tugas,” sahutnya Aldo seraya menempelkan punggung nya ke bahu sofa.
Rung-rung, suara motor Endro datang memasuki halaman rumah Aldo. “Wah-wah, wah … tiga pria ganteng sedang berkumpul dan di tambah aku yang lebih ganteng baru datang, lengkap lah sudah empat pria tampan sedunia .…”
Endro bersalaman dan juga berpelukan dengan Aldo dan Arya. Maklumlah mereka jarang bertemu dengan kesibukannya masing-masing. Arya pun belum lama ini baru saja pulang dari tugas nya di luar daerah.
“Saatnya Teletubbies berpelukan,” gumamnya Deri sambil memandangi mereka bertiga tanpa ekspresi.
“Kau iri? bilang Bos,” Endro mengarahkan tangan ke Deri lalu memeluk erat sambil mengusap punggung Deri juga.
“Lama juga kita tak jumpa?” Deri menatap ke arah Endro yang tetap awet muda.
“Ngomong-ngomong, kau sudah punya permaisuri belum nih? masa mau seumur hidup membujang? gak kering tuh, tuh barang, apa memang mati?” ucap Endro menatap datar ke arah Deri sambil mendudukkan dirinya di sofa.
“Enak saja dibilang mati, biasa kok. Cuma belum ketemu yang tepat saja, nanti juga kalau sudah menemukan yang tepat pasti menikah juga,” sahutnya Deri dengan santai nya.
“Ha ha ha … kapan? nunggu tua renta dan tak bertenaga dulu? baru menikah gitu, atau memang kau suka jajan di luar, sehingga kau tidak perlu menikah?” Endro mencondongkan wajahnya ke arah Deri.
Aldo dan Arya menatap ke arah keduanya, yaitu Deri dan juga Endro.
“Enak saja kau bilang begitu, mana ada! kau aja kali yang suka begitu.” Timpalnya Deri dengan nada dingin.
“Ha ha ha ... aku sih punya istri dan istri ku gak pernah habis, makanya mau ganti juga susah. Ha ha ha …” Endro tertawa lepas dan yang lain pun ikut tertawa.
“Dasar gila, kau pikir istrimu adalah makanan yang ada habisnya? terus kau bisa ganti begitu saja, ganti onderdilnya ha ha ha ...” Aldo menggeleng.
“Dasar, biasa nih kalau stress nya kumat gini nih.” Tambahnya Deri sambil menggeleng kecil.
“Om, kalau mau habis, op saja jenis kelaminnya biar gak bisa Om pake lagi, kan dengan cara itu Om bisa ganti istri! tapi itu sangat kejam, Om ... melawan hak asasi manusia.” Celetuk Arya sekenanya.
“Lah, nih anak. Ngasih saran orang gila tambah gila,” Aldo lagi-lagi menggeleng sambil senyum tipis.
“Habis tak ada matinya kan … itulah cara satu-satunya.” Tambahnya Arya.
“Oya, gimana kabar pencarian kita? dan saya dapat info sedikit—“ Aldo menggantung kata- katanya.
“Apa itu?” selidik Deri dan yang lain pun mengarahkan pandangannya ke arah Aldo.
“Ya benar, saya dapat informasi yang saya rasa cukup penting untuk diketahui.” Tambahnya Endro.
Ado mengangguk ke arah endro dan yang lain menatap penasaran.
“Apa itu?” tanya Deri dan Arya berbarengan.
“Mau tau atau mau tahu banget?” Endro menaikan alisnya.
“Sialan. Kukira serius, ternyata Cuma ... malas ach.” Deri membuang wajahnya ke arah lain.
Arya pun menghela nafas berat dan menatap ke arah Endro yang tak pernah serius dan banyak bercanda atau gilanya.
“Di bandara. Ada orang yang menyabotase mobil yang ditumpangi Dimas dan Naya. Sehingga kejadian insiden tersebut yang melenyapkan mereka,” Aldo mengembuskan nafas dari hidungnya.“ Saya masih bisa bersyukur, karena anak-anak yang mereka bawa selamat.”
Dari mengusap wajahnya dengan kasar. Balik musibah yang menimpa sahabatnya itu menyisipkan makna hidup. Kalau Tuhan berkehendak, itulah yang terjadi, mobil ringsek. Dimas dan istri juga supir tidak terselamatkan, tetapi balitanya selamat tanpa luka sedikit pun.
Arya tertegun dan tak bergeming. Tatapannya kosong menatap ke arah dokter Aldo.
“Ada orang yang menginginkan itu terjadi, kita harus melanjutkan pencarian ini sampai tuntas. Kalau ingin membuang rasa penasaran kita.” Tambahnya Endro sambil mengedarkan pandangan ke arah tiga pria yang berada di hadapannya itu.
“Ya. Itu benar Om. Saya harus tahu siapa yang membuat kedua orang tua saya meninggal?” ucap Arya sambil melepas tatapannya penuh dendam.
“Aish … jangan memperlihatkan dendam yang penuh sama kita dong! santai ... karena bukan kita bertiga pelakunya, kami justru sahabat sejati kedua orang tua mu dan sampai sekarang kami juga masih menyayangi mu layaknya putra kami juga,” ucap Endro sambil menepuk bahu pemuda tersebut.
“Yey … Om, siapa juga yang dendam sama kalian? kurang ajar banget. Kalau aku marah apalagi dendam sama kalian semua, yang sudah merawat ku dengan cinta sampai aku seperti ini juga.” Akunya Arya sambil menghela nafas dalam-dalam.
“Aku bangga pada kamu yang bisa seperti ini. Dan teruslah membanggakan kami semua.” Deri berharap demikian pada pemuda yang begitu tampan dan pintar tersebut.
“Em ... apa gak bisa kalau ini di usut tuntas oleh pihak yang wajib?” Arya menatap ketiga pria yang masih tampak awet muda itu walau pun sudah berumur.
“Insidennya sudah puluhan tahun dan rasanya akan sulit bila harus melibatkan pihak berwajib, urusan yang baru raja berjibul dan pada gak kelar. Apalagi ini yang sudah puluhan tahun kejadiannya, yang ada petugas yang dulu sudah pada tua dan mungkin tidak ada atau juga lupa,” suara Deri dengan tenangnya.
“Yah benar, keadilan ditegakkan, tapi tidak semuanya terealisasikan. Hanya sebatas harapan dan keinginan bah.” Timpal Endro dengan tangan mengambil gelasnya yang hampir tandas isinya.
“Oke, kalau begitu. Berarti kita yang harus turun tangan untuk menyelidiki dan mengungkap semuanya,” ungkap Arya yang bertekad harus bisa mengusut semuanya.
“Ini alamat orang yang membuat sabotase sebelum mobil yang akhirnya mengalami kecelakaan tunggal.” Aldo memberikan alamat kepada Deri dan Arya.
Deri mengambil duluan dan akhirnya dia serahkan pada arya dan menyuruhnya menyimpan dengan baik, karena secepatnya dia akan datang ke tempat tersebut.
“Kapan Om, kita datangi tempat ini?” Arya menatap ke arah Deri yang di antara mereka itu, Deri lah yang lebih santai kesehariannya tanpa kesibukan yang memakan waktu sepert Endro dan Aldo juga dirinya yang sama-sama
satu profesi.
Sementara Deri kerjanya lebih santai yang berprofesi sebagai arsitek kecil-kecilan tapi tapi kerjanya cukup bagus.
Kemudian, mereka menjeda obrolannya dengan makan malam dan setelah itu Arya dan Aldo menunaikan kewajibannya sebagai muslim terlebih dahulu, sebelum melanjutkan percakapannya kembali ....
.
...Bersambung!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ummi Alfa
Semoga aja pencarian Arya dan sahabat2 Dimas segera menemukan titik terang ya... karena kasusnya juga udah lama banget tapi berdasarkan dari hasil yang Endro dapat semoga secepatnya terungkap.
Jadi kangen masa2 mereka dulu suka ngumpul di rumah Dimas ya...
Tetep semangat Thor...
2023-03-28
1
Nur Lizza
lnjut
2023-03-13
1
Kurniaty
Semoga Arif/Arya dapat informasi dari orang yang mengetahui kecelakaan orang tuanya.
Sukses thoor & lanjut.
2023-02-15
1