Bab 16 - Menghilang

Disebuah gedung bertuliskan 'Rumah Sakit Jiwa'.

Nampak seorang dokter wanita sedang berjalan disebuah koridor rumah sakit, dibelakangnya dua orang perawat, laki-laki dan perempuan juga sedang berjalan mengikuti kemana arah dokter wanita itu berjalan. Perawat laki-laki itu membawa sebuah buku bertuliskan 'Analisa'. Nampaknya dokter itu sedang menganalisis perkembangan dari pasien-pasiennya.

Suasana gedung rumah sakit itu nampak berjalan normal. Para pasien yang tak berpotensi berperilaku membahayakan dibiarkan berkeliaran di area rumah sakit namun tetap diawasi dan dijaga ketat oleh suster penjaga, karna tak jarang mereka kadang saling bertengkar satu sama lain. Sesekali dokter wanita itu menyapa beberapa pasiennya dengan ramah dan mereka sepertinya senang bila bertegur sapa dengan dokter cantik itu.

Setelah sampai di depan pintu masuk bertuliskan 'Ruang Isolasi' dokter wanita itu menyuruh salah satu perawat untuk membukakan pintu, perawat wanita itu pun dengan sigap mebuka kunci gembok dan membuka pintunya dan mereka bertiga pun langsung masuk kedalam ruangan itu, tak lupa perawat wanita itu menutup lagi pintu kamar demi keamanan.

Seorang pria tengah terbaring diranjang rumah sakit, kedua tangannya terikat dan matanya terpejam.

"Bagaimana keadaannya sekarang ?"

Dokter wanita itu bertanya sambil mengamati pria yang tengah tertidur itu.

"Dia masih dalam pengaruh obat penenang dok, selama tiga hari ini dia selalu berteriak-teriak dan selalu ingin menyakiti dirinya sendiri, maka dari itu kami harus mengikat tangannya !"

Ujar perawat wanita, sedangkan perawat laki-laki itu mencatat bagian terpenting dari hasil analisanya.

"Bagaimana dengan asupan makanannya ?"

Tanya dokter wanita itu lagi.

"Selama tiga hari ini dia tidak mau makan dok, jadi kami menjaga kesehatan pasien dengan bantuan infus yang selalu kami kontrol dengan ketat."

Dokter wanita itu hanya manggut-manggut mendengar penjelasan dari perawat wanita itu.

...****************...

Pak samsul sedang mengendarai motor berboncengan dengan Bu Sriyani, hari ini Pak Samsul ijin libur tidak mengajar karena ada hal penting yang sangat mendesak.

"Ibu yakin dengan yang ibu lihat ?"

Pak samsul bertanya namun tetap fokus mengendarai motornya.

"Ibu yakin pak !"

Jawab Bu Sriyani mantab.

Motor terus melaju melewati beberapa tanjakan, sudah satu tahun Pak samsul tak melawati jalanan ini, tapi tak banyak berubah kondisinya, banyak lubang dan malah semakin parah dari setahun lalu.

Setelah melewati beberapa tanjakan kini mereka melewati jalan lurus yang dikanan kirinya hamparan sawah, nampaknya sekarang musim panen, banyak para petani sedang memanen padi. Pak samsul mengingat sesuatu, dia pun langsung menghentikan motornya dipinggir sawah.

"Kenapa berhenti pak ?"

"Bapak ingat, bapak pernah mampir di restorant sama Riana, tempatnya disini, tapi kenapa sudah tidak ada ya ?"

Pak samsul kemudian turun dari motornya dan bertanya pada para petani yang tengah beritirahat.

"Permisi pak, mau tanya !"

Para petani itu pun langsung sigap berdiri.

"Iya, mau tanya apa pak ?"

Mereka begitu santun kepada Pak samsul.

"Bukannya disini dulu ada Restoran mewah ya pak, kenapa sekarang sudah tidak ada ?"

Para petani itu nampak kebingungan denga pertanyaan Pak Samsul.

"Restorant apa ya pak, setahu kami tidak ada yang namanya restoran di desa dukuhsari, adanya warung nasi pecel pak, itu disana !"

Tunjuk petani itu ke seberang jalan, nampak warung kecil sederhana.

Pak Samsul mulai curiga, apa memang dulu dia hanya berhalusinasi.

"Jadi beneran tidak ada Restorant ya pak, ya sudah terima kasih ya pak"

Pak samsul pun undur diri sambil menangkupkan tangannya, sedangkan para petani itu mengangguk dan tersenyum pada Pak samsul, mereka keheranan karena ada orang bertanya sebuah restorant di desanya.

Pak samsul pun melanjutkan perjalanannya, dia akan menuju kerumah kyai yang dulu pernah ia datangi bersama Riana, dia ingin menanyakan perihal Riana kepadanya.

Setelah nampak kebun kopi tempat kyai itu tinggal Pak samsul terus melajukan motornya, dia akan melewati pematang sawah itu dengan motornya, karena dulu saat bersama Riana motornya bisa melewati pematang sawah itu.

"Pak, mana bisa motornya lewat, jalannya sempit gitu !"

Ujar Bu Sriyani nampak bingung dengan kelakuan suaminya itu. Seorang pemuda menghampiri mereka yang tengah kesusahan dengan motornya.

"Motornya kenapa pak ?"

"Tidak apa-apa mas, ini mau ke rumah Kyai"

Pemuda itu mengkerutkan dahi karena bingung.

"Kyai ? Kyai siapa pak ?

"Yang rumahnya di tengah kebun kopi itu mas ?"

"Mana ada rumah dikebun kopi pak, gak ada rumah sama sekali disana !"

"Aneh, waktu itu saya pernah kesana mas, ada surau kecil disebelah rumahnya."

Pak Samsul harap-harap cemas sambil menjelaskan.

"Tidak ada pak, bapak cek aja sekarang, tapi motornya ditinggal disini dulu, karena gak bisa kalau dibawa kesana !"

Ujar pemuda itu.

Akhirnya Pak samsul pun jalan ke kebun kopi, Bu sriyani tetap dipinggir jalan menjaga motornya.

Sampai di kebun kopi Pak samsul sangat terkejut, dia tak menemukan apapun disana, hanya pohon-pohon kopi yang tampak rimbun. Dan pak samsul pun kembali.

"Gimana Pak ?

Tanya Bu Sriyani yang langsung dibalas gelengan oleh Pak Samsul.

"Aku bingung, harus kemana aku mencari keterangan tentang Riana ?"

"Jangan patah semangat Pak, kita jalan aja terus, siapa tau nanti kita ada petunjuk disana !"

Ujar Bu Sriyani dan mereka pun berjalan hingga sampai disebuah pertigaan, disitu Pak Samsul mulai ingat bahwa dia mengantar Riana sampai pertigaan itu dan ke arah kanan. Pak Samsul pun mengikuti jalan kekanan dan ada sebuah gapura, Pak samsul turun dan memasuki gapura itu diikuti Bu sriyani.

"Kenapa kita kesini Pak ?"

Pak samsul dan bu sriyani terkejut karena gapura itu ternyata pintu masuk pemakaman umum.

"Astaughfirullahhh ! Ya sudah kita balik aja bu !"

Ujar Pak samsul. Dan mereka pun hendak pergi. Seorang lelaki tua tiba-tiba menghampiri Pak samsul dan Bu Sriyani, nampaknya dia baru selesai mencari rumput.

"Cari siapa cu ?"

Suaranya.terdengar berat.

"Kami ingin mencari rumah bapak Riana, Kakek kenal kah ?"

Kakek itu.seperti terkejut mendengarnya.

"Ada apa mencarinya ?"

"Ada hal penting yang mau kami sampaikan menyangkut Riana kek !"

"Saya sendiri adalah Bapak Riana !"

Mendengar itu Pak Samsul dan Bu Sriyani benar-banar kaget bercampur bahagia, karena kini mereka bertemu dengan orang tua Riana.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Fix lu sama hantu kemaren maren 😱😱😱

2023-05-02

1

Ayano

Ayano

Jeng jeng jeng jeng
Kalo punya sakit jantung bakalan kambuh kali. Berasa ada bgm horor di sini kalo di film

2023-05-02

1

Ayano

Ayano

Mulai kan. Misterinya beneran berasa akhirnya. Mana baca malem lagi 😅😅😅
Pas banget

2023-05-02

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!