Bab 13 - Di Teror

Menjelang malam, semua saudara Pak Samsul pun pulang, mereka tinggal di desa sebelah yang jaraknya sekitar dua kilo meter dari tempat Pak Samsul tinggal, hanya emak yang tidak ikut pulang, sedangkan bapak pulang karena esoknya harus bekerja di sawah.

"Emak tidak apa-apa kalau disini ? Gak bantuin bapak besok ?"

Tanya Pak Samsul pada emak.

"Biarlah, sawah apa kata bapak, emak mau disini dulu nemenin Riski !"

"Uti tidur sama Riski ya !"

Riski sangat senang mendengar utinya mau menginap dirumahnya.

"Iya, uti temenin Riski bubuk ya !"

Spontan Riski bersorak.

"Horeee...!"

Pak Samsul begitu gemas dengan tingkah Riski yang langsung bergelayut manja kepada utinya.

"Ya sudah, jangan malam-malam tidurnya, besok Riski sekolah !"

Ujar Pak Samsul yang langsung dibalas dengan sikap hormat oleh Riski, tangannya diangkat didepan dahi sambil memonyongkan bibir, Pak Samsul dan Bu Sriyani pun tertawa melihat tingkah anak mereka yang sangat lucu itu.

...****************...

'Pyaaarrr'

Pak Samsul seketika terbangun karena mendengar benda terjatuh dari arah dapur, Bu sriyani masih terlelap, nampaknya ia tak mendengar suara yang begitu keras barusan. Pak samsul masih mencoba mengumpulkan kesadarannya, kepalanya agak pening karena kaget mendengar suara keras barusan. Terdengar suara air dari dalam kamar mandi, seperti suara orang sedang menyirami lantai menggunakan gayung. Pasti itu emak sedang dikamar mandi, pikir Pak samsul.

Pak Samsul melihat jam didinding kamarnya, masih jam dua dini hari, Pak Samsul kembali merebahkan tubuhnya namun masih belum tErpejam, suara air masih terdengar, semakin lama semakin cepat jedanya bahkan semakin keras, seakan akan memang sengaja air itu dijatuhkan dengan keras, Pak Samsul mulai merasa aneh.

'Apa yang emak lakukan dikamar mandi'

Batin Pak Samsul namun masih tetap rebahan sambil mendengarkan suara air di kamar mandi.

Air itu kini seoerti sengaja dilempar keatas hingga mengenai langit-langit kemar mandi dan mengenai pintu kamar mandi yang terbuat dari seng, hingga suaranya terdengar begitu jelas dari kamar Pak Samsul yang memang berdekatan dengan dapur dan kamar mandi. Mendengar itu Pak Samsul langsung turun dari tempat tidur tanpa membangunkan Bu sriyani, Pak sAamsul langsung menuju dapur, berjalan tertatih sambil menghidupkan lampu di dapur, namun setelah memencet saklar, lampu tak kunjung hidup, hingga beberapa kali memencet, tetap saja lampu masih mati, mungkin lampunya memang sudah waktunya untuk diganti, pikir Pak Samsul.

"Mak !! "

Panggil Pak Samsul namun tak ada jawaban dari dalam kamar.

"Emak dikamar mandi ??"

Panggil Pak samsul sekali lagi, masih hening tak ada suara dari dalam kamar mandi, bahkan suara air dikamar mandi yang sedari tadi terdengar pun sudah tak ada lagi. Pak Samsul terus berjalan kekamar mandi, walau suasana dapur gelap tapi Pak Samsul masih bisa melihat jelas, Pak Samsul menggedor -gedor pintu kamar mandi, namun tak ada yang merespon, akhirnya Pak Samsul membuka pintu kamar mandi dan tak ada orang didalam, tanpa sadar dibelakang punggung Pak Samsul ada sesosok wanita berambut panjang bergelantungan, mukanya sangat pucat. Akhirnya Pak Samsul menutup lagi pintu kamar mandi.

'Apa aku salah dengar ya, tapi suara air barusan sangat jelas'

Pikir Pak Samsul dan hendak pergi ke kamarnya lagi, sesosok wanita bergelantungan itu sudah menghilang saat Pak Samsul berbalik badan, tapi semilir angin tiba-tiba menerpa Pak Samsul rasa merinding langsung terasa oleh Pak Samsul bau wangi melati dan kenanga pun menyengat, suara tangisan lirih membuat Pak Samsul urung melangkahkan kakinya, Pak Samsul menoleh ke arah sumber suara di meja makan, seketika Pak Samsul terkejut ada seorang wanita tepat dihadapannya ketika Pak Samsul menoleh.

"Siapa kamu ??!!"

Karna saking kagetnya membuat Pak Samsul sedikit berteriak dan bergeser agak menjauh dari wanita itu.

"Pak Samsul... lupa sama Riana ?"

Sambil terus mendekat Riana seperti menyeringai, matanya begitu tajam menatap Pak Samsul, Pak Samsul hanya bisa terpaku, mulutnya seperti terkunci.

"Sudah sampaikan maaf Riana, pada bapak Riana ?"

Suaranya tajam Riana terus mendekat dan Pak Samsul tak bisa menghindar, sejurus kemudian tangan Riana sudah tepat berada dileher Pak Samsul dan mulai mencengkram, Pak samsul hanya bisa berdoa dan bersolawat dalam hati.

Mata Riana melotot hingga bola matanya keluar satu persatu, kulit pucat itu terkelupas dan jatuh ke lantai darah mengalir bersamaan dengan daging yang terus berjatuhan, seketika bau anyir menyengat, Pak Samsul tak tahan melihat hal mengerikan itu, dia hanya bisa memejamkan matanya namun suara daging yang berjatuhan itu masih terdengar di telinga Pak Samsul, cengkraman Riana masih terasa bahkan semakin kuat hingga Pak Samsul terbatuk batuk dan sulit untuk bernafas, Pak Samsul berusaha untuk berteriak namun sangat sulit, akhirnya Pak samsul hanya bisa pasrah dan terus beristigfar, menyebut nama Allah.

Tiba-tiba bahunya seperti ada yang mengguncang, Pak samsul membuka matanya.

"Bapak !!"

Ternyata Bu Sriyani mencoba membangunkan Pak Samsul dari mimpi buruknya itu, nafas Pak Samsul masih terengah engah, keringat menetes dengan deras, Bu sriyani memberikan air minum kepada Pak Samsul yang langsung diteguk oleh Pak Samsul, Pak Samsul sangat bersyukur karna dia hanya bermimpi buruk.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Untung mimpi lu 🤧
Oe bacanya dah horror aja jiir

2023-04-24

0

Ayano

Ayano

Jadi horor wak 😱😱😱

2023-04-24

0

sobirin bandung

sobirin bandung

kak ceritanya gantung ni kyk jemuran lanjut donkkk

2023-03-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!