Bab 17 - Awal Mula

Disebuah ruang tamu kecil, Pak samsul dan Bu sriyani duduk di kursiyang terbuat dari bambu. Walau rumah itu sederhana namun sangat bersih, hingga membuat siapa saja yang berada dirumah itu merasa betah meski berlama-lama.

Seorang kakek tua muncul dari dalam, tangannya membawa baki dengan dua cangkir teh diatasnya. Walau terlihat sangat tua, kakek itu nampaknya masih terlihat sehat bugar, bahkan tadi kakek itu mampu membawa dua karung besar penuh rumput sekaligus.

"Diminum dulu tehnya, cu !"

"Terima kasih kek !"

Ujar pak samsul dan bu sriyani secara bersamaan.

"Nama saya Rusdi, Riana adalah anak semata wayang saya !"

Ujar kakek Rusdi memulai cerita.

"Ibunya meninggal saat melahirkannya, maklum umur istri saya saat melahirkan Riana itu memang sudah lima puluh tahun, jadi menurut Pak mantri usia istri saya itu adalah usia yang sangat rawan."

Kenang kakek Rusdi, Pak samsul dan bu Sriyani mendengarkan cerita kakek Rusdi sambil manggut-manggut.

"Soal Riana, dia sudah tidak pernah pulang kesini, sudah sepuluh tahun dia pergi."

"Pergi kemana kek ?"

Tanya Bu sriyani begitu antusias.

"Dia pergi bersama anak kota itu, cinta Riana kepada anak kota itumembuat dia sudah lupa kepada bapaknya ini !"

Nada kakek Rusdi mulai bergetar seperti menahan tangis dan amarah.

"Kedatanga kami kesini mau menyampaikan pesan 'Maaf' dari Riana untuk kakek selaku bapak Riana."

Ujar Pak Samsul mengutarakan maksud kedatangannya.

Mendengar itu sontak kakek Rusdi begitu terkejut.

"Dimana Riana sekarang,.kenapa dia.tak menemuiku dan mengutarakan sendiri, segitu bencikah dia kepada bapaknya ini ?"

Air mata kakek Rusdi sudah tidak bisa ditahan lagi.

"Aku sudah tua renta, aku tak mau apa-apa, aku hanya ingin Riana menemui ku kemari, itu sudah lebih dari cukup."

Ujar kakek Rusdi disela tangisnya, Bu sriyani benar-benar terbawa suasana, hingga tidak tahan membuatnya ikut menangis. Entah bagaimana menjelaskan kepada kakek Rusdi tentang hal yang sebenarnya, Pak Samsul menoleh pada Bu sriyani, memberi kode untuk segera mengatakan hal itu pada kakek Rusdi, namun Bu Sriyani malah menatap balik pada Pak Samsul, seakan akan dia mengatakan melalui matanya bahwa dia sendiri tidak sanggup untuk bercerita.

"Sebenarnya ada hal yang membuat Riana tak bisa menemui kakek saat ini !"

Ucap Pak Samsul memulai cerita.

...****************...

Dua buah mini bus berjalan perlahan melewati jalanan berbatu menuju rumah milik Pak Kades. Sesampainya disana seluruh penumpang minibus yang berjumlah sekitar sepuluh orang itu turun dari mobil, mereka begitu disambut oleh Pak Kades dan mempersilahkan mereka untuk masuk kerumah Pak Kades, mereka begitu dijamu dengan sangat istimewa. Usut punya usut, ternyata mereka adalah mahasiswa dari Universitas Sawasta yang akan melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Dukuhsari ini.

"Saya sangat berterima kasih kepada bapak Hartono selaku kepala desa Dukuhsari, karena mau menerima mahsiswa kami untuk melakukan Kuliah kerja nyata disini."

Ujar salah satu dosen pembimbing itu.

"Saya juga sangat senang, karena dengan datangnya para adik-adik mahasiswa di Desa Dukuhsari ini bisa mendatangkan manfaat untuk masyarakat sini agar mereka bisa berlatih untuk berpikir lebih maju dan modern seperti saat bekerja sama dengan para mahasiswa."

"Tentu pak, nanti para mahasiswa kami akan ada perencanaan program-program untuk pembangunan terutama di bidang kesehatan, pendidikan dan juga ekonomi, jadi mereka akan berlatih bekerja sama dengan penduduk untuk melaksanakan program-program tersebut."

Pak kades yang mendengarkan penuturan dosen itu pun hanya manggut-manggut.

Akhirnya setelah selesai acara ramah tamah dirumah Pak kades, para dosen itu akhirnya undur diri meninggalkan para mahasiwanya, yang rencananya akan melakukan KKN selama dua bulan di daerah itu.

Bersambung...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***