Bab 10 - Janggal

Pak Samsul sudah sampai di depan rumahnya, dia langsung memarkirkan motornya di teras rumah, motor Pak Samsul sangat kotor dengan lumpur sehingga meninggalkan noda bekas ban motor di lantai, Pak Samsul heran karena selama berkendara tadi tak melewati jalan yang becek, tapi setelah diteliti lagi sepertinya lumpur ini lumpur sawah karena banyak daun-daun padi yang menempel, bahkan kaki, celana serta baju juga ikutan kotor oleh lumpur. Pak Samsul teringat tadi malam dia melewati pematang sawah waktu mengantar Riana kerumah kiai, entahlah Pak Samsul tak ingat bagaimana bisa tubuhnya penuh dengan lumpur, setelah selesai memarkirkan sepeda dan membuka sandal kotornya Pak Samsul mengetuk pintu rumahnya.

'tok tok tok'

"Assalamualaikum..! Bu...!!!"

Teriak Pak Samsul, dia yakin istrinya pasti sudah bangun jam segini, dan pasti dia akan sedikit marah atau minimal cemberut karna tidak biasanya Pak Samsul pulang hingga subuh begini.

Tak lama kemudian pintu dibuka dari dalam, dilihat istrinya seperti habis shalat karena masih memakai mukena, wajahnya sembab seperti habis menangis, sedangkan Bu Sriyani yang melihat suaminya datang langsung menghambur kepelukan suaminya itu sambil menangis sejadi-jadinya. Pak Samsul yang kaget karna istrinya tiba-tiba menangis hanya membalas pelukan istrinya, tak peduli walau baju Pak Samsul kotor penuh lumpur, Bu Sriyani tetap memeluk suaminya hingga mukenanya ikutan kotor terkena lumpur yang ada dibaju Pak Samsul.

"Alhamdulillah..! Bapak sudah pulang !"

Kata Bu Sriyani di sela tangisnya, tangannya masih erat memeluk suaminya, Pak Samsul semakin bingung namun memilih diam dan terus membalas pelukan istrinya. Segitu rindukah mungkin istrinya, padahal hanya semalam Pak Samsul tak pulang, pikir Pak Samsul.

"Bapak tidak apa-apa ? Apa bapak terluka ?" Kata Bu Sriyani sambil memeriksa wajah, tangan dan pakaian Pak Samsul yang penuh dengan lumpur itu. Melihat pakaian suaminya kotor tangis Bu Sriyani semakin menjadi sambil mencium-cium wajah suaminya itu.

"Maafin ibu pak ! Kalau ibu tidak memaksa bapak ngojek malam itu, mungkin bapak tidak akan seperti ini"

Suara Bu Sriyani menajadi serak karna terlalu lama menangis.

' Ah.. Istriku ini, kenapa jadi menggemaskan sekali sih.. Aku kan hanya tak pulang semalam, segitu cemasnya dia ternyata'

Pikir Pak Samsul sambil tersenyum.

"Bapak tidak apa-apa istriku sayang..!!"

Sambil menowel dagu istrinya dan menghapus air mata istrinya itu. Pak Samsul begitu sangat menyayanginya.

"Ya sudah, bapak mau mandi dulu, kotor sekali ini baju !"

Sambil tersenyum pada istrinya, namun melihat raut wajah istrinya yang masih cemas Pak Samsul jadi bingung.

"Ada apa bu ? Bapak pikir ibu akan marah karna bapak pulang terlambat !"

Pak Samsul masih tidak mengerti dengan sikap istrinya yang berlebihan itu.

"Bagaimana ibu tidak cemas sama bapak, bapak gak pulang selama tiga hari" ujar Bu Sriyani sambil sesenggukan, wajah Pak Samsul langsung pias karena terkejut, bagaimana mungkin dia tak pulang selama tiga hari padahal dia hanya semalam mengantar Riana sampai subuh.

"Astaugfirullah...! Ibu yang benar saja, bapak hanya tidak pulang semalam, bapak memang mengantar penumpang ke Dukuh sari sampe subuh"

"Hari ini hari hari senin pak, bapak yang ngojek kemarin malam jum'at"

Bu Sriyani masih terisak.

"Bapak tidak di apa-apain sama setan itu kan ?"

"Setan apa maksud ibu, bapak gak ngerti !"

"Kata si Agus sama Firman bapak nganterin wanita jadi-jadian ?"

"Maksud ibu Riana ?"

"Ohh.. Jadi bapak sudah kenalan sama wanita jadi-jadian itu ? Trus selama tiga hari ini bapak kemana saja sama dia ?"

Wajah Bu Sriyani yang tadinya cemas berubah cemberut dan melengos, melihat itu Pak Samsul semakin gemas pada istrinya.

"Ibu tenang dulu, demi Allah bapak tidak melakukan hal yang tidak-tidak"

Suara Pak Samsul tenang dan serius.

"Bapak hanya mengantar penumpang ke Dukuh sari, bapak juga tidak sadar kalau ternyata bapak tidak pulang selama tiga hari, sungguh bapak tidak bohong bu !"

Sambil mengusap kepala istrinya dan mencium kening istrinya.

"Ya sudah bapak mau mandi dulu, Agam sama Riski masih tidur ya bu ?"

"Mereka belum ibu bangunin, mereka sudah kangen sekali sama bapak, mereka tanya bapak terus"

Nada bicara Bu Sriyani kini melembut dan sedikit manja.

"Ya sudah, bangunin mereka sekarang bu, bilang sama mereka, diajak shalat berjamaah sama bapak, ibu sendiri sudah shalat ?"

"Ibu sudah shalat tadi pak, ya sudah ibu bangunin anak-anak dulu ya pak !"

Pak Samsul hanya mengangguk dan tersenyum pada istrinya, Bu Sriyani yang hendak beranjak membangunkan anak-anaknya urung dan menoleh lagi pada suaminya.

"Pak !!"

Panggil bu Sriyani, suaranya lembut namun serius.

"Untuk sementara ini bapak tidak usah ngojek dulu ya ! Ibuk trauma pak, takut bapak gak pulang lagi !"

Nadanya bergetar seperti menahan tangis, setelah mengatakan itu Bu Sriyani pergi ke kamar Agam dan Riski untuk membangunkan mereka, sedangkan Pak Samsul hanya terpaku mendengar itu, sungguh Pak Samsul berharap ini hanya mimpi atau mungkin istrinya hanya bercanda dengan mengatakan bahwa dia tidak pulang selama tiga hari, tapi melihat kecemasan istrinya yang tidak dibuat-buat itu dia jadi yakin, memang ada yang tidak beres dengan Riana. Riana begitu nyata, Pak Samsul sama sekali tak menyangka jika Riana bukanlah manusia. Tapi biarlah Pak Samsul juga tak mau terus berlarut pada kejanggalan ini, lebih baik meminta petunjuk kepada Allah dan berharap kejadian ini tak menimpa lagi pada dirinya ataupun orang lain. Pak Samsul juga bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk melihat keluarganya lagi dan berkumpul lagi bersama mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung....

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***