Awal Yang Manis

Suara kicau burung di pagi hari seolah menjadi lantunan lagu bagi sepasang kekasih halal yang masih tertidur lelap saling berpelukan di bawah selimut.

Keduanya begitu kelelahan entah pukul berapa Dafa mengakhiri permainannya. Yang jelas seharusnya Ria tak kelelahan seperti sekarang ini karena dia dan Dafa harus berangkat ke rumah sakit untuk persiapan pra operasi.

Dafa membuka matanya terlebih dahulu, dia memperhatikan wajah cantik istri nya itu saat masih terlelap dalam dekapannya. Tak lama Ria pun membuka mata nya seolah tahu sedang di perhatikan, pandangan mereka bertemu.

“Selamat pagi isteriku” Dafa mengucapkan selamat pagi dengan senyumannya yang tampan.

“Hem, selamat pagi juga mas.” Ucap Ria menampilkan senyuman terbaiknya di pagi ini.

“Maaf membuatmu kelelahan semalam.” Ungkap Dafa sambil mengelus rambut milik Ria.

Pipi Ria memerah dia merasa malu mengingat kegiatannya dengan Dafa tadi malam, begitu manis tak seperti awal saat Dafa menyentuhnya. Kali ini suaminya melakukannya dengan baik dan penuh kehangatan.

“Lebih baik kita bersiap untuk ke Rumah Sakit.” Ria bergegas bangun untuk membersihkan dirinya ke kamar mandi.

Namun tiba-tiba tubuh Ria melayang, Dafa telah mengangkatnya, menggendongnya ala bridal. Pagi yang sangat romantis.

Ah.

“Aku akan membantu mu membersihkan diri.”

Ria hanya bisa menyembunyikan wajahnya di dada bidang suami nya itu, dia terlalu malu untuk menatap suaminya.

Dan… Yap, tentu saja bukan membantu Dafa malah membuat proses membersihkan diri Ria semakin lama. Kini Ria mengerti, seharusnya dia menolak bantuan dari suami nya itu.

Mereka ke luar dari kamarnya dengan wajah Ria yang di tekuk, dia kesal karena waktu nya sudah mepet dengan waktu mereka bertemu Dokter Bimo.

Sedangkan Dafa merasa santai saja dan tersenyum geli melihat tingkah istri nya yang tengah merajuk itu.

“Mbok hari ini kami akan pergi ke Rumah Sakit, setelah membersihkan apartement Mbok bisa langsung kembali pulang dan besok Mbok tidak perlu kesini. Kami mungkin akan kembali lusa.” Ucap Dafa kepada Mbok Darmi yang sedang menyiapkan sarapan.

“Baik, Den.” Ucap Mbok Darmi.

Setelah selesai dengan sarapannya, mobil Dafa melaju cepat menuju Rumah Sakit. Dia akan segera bertemu Dokter Bimo untuk mengurus persiapan operasinya dengan Ria.

Sesaimpainya di Rumah Sakit, Dafa dan Ria memasuki Ruang Rawat Inap yang sepertinya sudah di siapkan khusus untuk mereka berdua.

Hal itu terlihat dengan tersedianya 2 tempat tidur pasien yang ada di Ruangan VVIP, padahal setau Ria ruangan itu hanya memiliki 1 tempat tidur.

Saat sedang membereskan beberapa barang bawaannya Dokter Bimo masuk ke dalam ruangan Dafa dan Ria. Dia menatap ke arah Dafa lalu mengatakan sesuatu.

“Permisi, Bisa kita bicara di ruanganku?” Dafa kemudian mengangguk lalu berbicara kepada Ria.

“Tunggu sebentar disini.” Ria mengangguk tanda ia akan menuruti perintah Dafa, tapi dalam hati nya dia bertanya-tanya ada apa Dokter Bimo mengajak Dafa berbicara.

Apa ada masalah tentang operasinya besok? . Batin Ria.

Ria seketika teringat Dokter Bimo adalah dokter yang di panggil Dafa saat dia pingsan di apartement.

“Apa Dokter Bimo berteman dengan Mas Dafa?” Tanya Ria dalam hati nya.

Tapi Ria tak ingin menambah pikirannya, dia tak ingin kesehatannya terganggu saat akan melaksanakan operasi. Semangat nya untuk sembuh sedang meningkat pesat.

Sementara di ruangan Dokter Bimo kedua sahabat itu sedang berbicara.

“Dafa, apa lo yakin akan melakukan ini? Saat lo melakukannya langkah lo semakin jauh!” Ucap Bimo menyadarkan Dafa, mengingatkannya atas apa yang Dafa lakukan.

“Apa mau di kata, Nasi sudah menjadi bubur. Hubungan gue dan Ria memang sedang baik-baik saja selama 2 minggu ini, tapi kalau gue ga melakukan operasi ini Ria akan bertanya-tanya.” Ucap Dafa sambil pandangannya menatap kosong.

Bimo menyugar rambutnya, dia merasa penat karena tingkah laku sahabatnya yang satu ini. Kalau bukan berhutang banyak dia takan mau membantu Dafa.

“Dan satu lagi, gue udah mendengar berita lo yang di jodohkan dengan Thannia.”

Seketika Dafa tersadar sudah lama dia tidak mengurus soal perjodohan nya dengan Thannia, terakhir adalah saat malam dia bicara dengan orang tua nya setelah bertemu Thannia.

“Lo gak bisa menggantungnya, mereka tetap mempersiapkan nya, Daf! Sedangkan lo? Lo bahkan sudah menikahi Ria tanpa sepengetahuan mereka. Lo akan menyakiti hati Thannia juga, Daf! Dia sahabat kita !” Ucap Bimo yang mulai kesal dengan tingkah Dafa yang semena-mena.

Selama ini setelah Dafa menemui orang tua nya mereka tetap membicarakan masalah perjodohan Dafa dan Thannia, mereka pikir penolakan Dafa karena rasa malu dan tidak enak terhadap Thannia yang merupakan sahabatnya. Dan lagi setelah itu, Dafa tak pernah protes lagi.

Saat ini Dafa hanya sedang terlalu fokus dengan satu nama, yaitu Ria. Dia sedang mencoba memperbaiki hubungannya dengan Ria.

Dafa mengusap wajahnya kasar, dia kesal karena baru saja hubungannya membaik dengan Ria sudah ada masalah yang menantinya. Padahal rencana Dafa setelah operasi dia ingin membawa Ria bertemu orang tua nya.

“Gue akan mengurus semuanya, lebih baik lo sekarang fokus sama tugas lo! Ingat jangan sampai ini gagal!” Ucap Dafa penuh keyakinan dan pergi meninggalkan ruangan Bimo.

Dafa memasuki ruangan saat dua orang perawat sedang mengambil sample darah milik Ria dan mengecek tensi di lengan isterinya itu. Ria yang melihat Dafa datang melengkungkan senyumannya. Begitu manis hingga rasa bersalah Dafa semakin besar setelah melihat senyuman Ria.

Apakah kau masih bisa tersenyum manis kepada ku setelah mengetahui semua nya? Batin Dafa.

Dia terus menatap istri nya itu, memang banyak yang harus dipersiapkan Ria dan Dafa sebelum memulai operasi besarnya.

...Jika ada kata yang bisa ku ucapkan, mungkin hanya kata “Maaf” yang kan kau dengar....

...Maaf telah membuat hatimu patah berkali-kali karena mengharapkan Bahagia itu datang. ...

...– Dafa Selome Morrone...

Entah apa yang sedang Dafa rencanakan dari operasi Ria kali ini, semua seperti di atur nya secara siap. Seakan ini semua memang harus terjadi tanpa Ria duga selama ini.

“Kenapa Mas hanya berdiam diri disana dan menatapku?” Tanya Ria kepada Dafa yang masih setia. Dafa seakan betah di posisinya sambil menatap wajah Ria yang terlihat sangat Bahagia.

Ternyata Ria sangat cantik jika sedang Bahagia, binar kebahagiaan seolah membuat raut kesedihan di wajah Ria lenyap entah kemana. Baru kali ini Dafa bisa menatap Ria dengan wajah asli Ria.

“Hem, aku sepertinya sangat menyukai wajah Bahagia mu itu.” Ucap Dafa tersenyum berjalan ke arah Ria. Perawat yang selesai melakukan pemeriksaan itu pun pamit meninggalkan ruangan.

“Maaf, bukannya aku tidak sopan di saat mas harus berkorban untuk menolongku.. aku malah seakan terlihat sangat Bahagia di atas semua yang Mas lakukan.” Ria menunduk dia lupa, memang saat dirinya akan di operasi tak bisa di pungkiri semangat hidup dan kesempatan untuk sembuh membuatnya selalu tersenyum.

“Ssstt! Bukan itu maksud ku, kau jangan khawatir semua ini ku lakukan hanya untukmu.” Ucap Dafa yang kini sudah duduk di tempat tidur pasien milik Ria.

Sebelah tangannya terangkat mengelus puncak kepala Ria, pandangannya tak terputus menatap dalam wajah isterinya itu.

“Mengapa Mas melakukan ini semua untuk ku?” Akhirnya Ria memberanikan diri bertanya kepada Dafa mengapa dia melakukan banyak hal untuk membantu Ria.

Dafa terdiam, dia bingung untuk mengutarakannya. Kalau di pikir-pikir kenapa juga Dafa selalu membantu Ria Mahasiswi nya yang baru dia kenali.

TBC🌝

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!