Aku Juga Tak Mengerti Diriku

Di dalam mobil nya Dafa menghembuskan nafasnya Panjang, seolah menyadarkan dirinya kenapa bisa berbuat sejauh itu untuk Ria.

Apa yang sebenarnya ada dalam pikiran Dafa sampai bisa sebegitu marahnya melihat Ria bekerja.

“Ada apa dengan diriku? Mengapa aku begitu marah saat dia tidak mengikuti perintahku? Dan mengapa aku merasa sesak melihat dia Bersama pria lain.”

Dafa terus berucap didalam mobilnya sambil terus menatap kafe dimana Ria berada. Setelah itu dia bergegas menyalakan mesin mobilnya dan meninggalkan parkiran.

Niat Dafa ke kafe itu untuk menemui teman-temannya yang sedang berkumpul di lantai 2, walaupun cuek dan terkesan dingin tapi Dafa tetaplah manusia sebagaimana mestinya, dia tetap memiliki kawan dan pergi ke kafe untuk sekedar mengobrol dan berkumpul.

Namun hal itu Dafa urungkan, setelah dia melihat keberadaan Ria yang sedang melayani pengunjung di lantai bawah.

Mobil Dafa memasuki pekarangan rumahnya, dia segera masuk kedalam untuk segera membuka laptop dan melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Begitulah kebiasaan Dafa, setiap malam dia habiskan dengan laptop ataupun buku. Kalaupun tidak, dia hanya akan keluar untuk berkumpul Bersama teman-temannya kemudian kembali pulang.

Bukan tak memiliki pasangan tapi Dafa yang memang belum menginginkannya, banyak perempuan seusianya yang mencoba mencuri hati pria dingin ini. Tapi mau bagaimana lagi jika sang pemilik hati tak berniat membuka hatinya.

Walau sempat dulu Dafa mencoba membuka hati kepada Thannia, salah satu teman perempuan yang selalu menemani Dafa dari saat sekolah SMA hingga kuliah dan kini berprofesi sebagai seorang dokter di rumah sakit milik keluarga Dafa. Namun tetap saja namanya hati tak bisa dipaksakan.

Tak sedikit juga usaha Thannia untuk mencuri hati Dafa, Sampai seorang muridnya dikampus yang menarik perhatian Dafa, mencuri kebodohan Dafa Ketika sudah menggila karena cinta.

Cinta? Benarkah Dafa mencintai Ria ? gadis yang baru saja dia temui, mengapa begitu mudah jika memang itu cinta?

“Dafa, kamu baru pulang.” Maya menyambut kedatangan putra semata wayangnya. Ya, Dafa tidak mempunyai kakak maupun adik.

“Daf, bolehkah mama bicara denganmu?” tanya Maya kepada Dafa.

Dafa mengangguk menjawab permintaan mama nya.

“apa yang ingin mama tanyakan?” tanya Dafa tanpa bas abasi kepada mamanya.

“Kurang ajar kamu, tunggu dulu mama duduk kek baru bertanya.” Ucap Maya yang belum sempat duduk sudah langsung disuguhi pertanyaan oleh Dafa, seakan tak sabar untuk mengakhiri pembicaraan yang bahkan belum di mulai.

Sebenarnya Dafa bukanlah anak yang tidak sopan kepada orang tuanya, tapi dia memang tipe anak yang dingin walaupun dia menyayangi orang tuanya.

Dafa memutar bola mata jengah dengan keluhan mama nya, Dafa seolah tau apa yang akan dibicarakan oleh mama nya, dan ia merasa bosan jika hanya itu yang akan dibicarakan Bersama mama nya.

“Ada apa ma?” tanya Dafa melembut kepada Maya.

“ehm sayang, anak mama yang paling tampan.” Ucap Maya yang mulai melancarkan aksinya.

“kalau mama meminta menantu dan meminta Dafa untuk mengurus rumah sakit Dafa tidak mau. Dafa masih ingin menikmati pekerjaan Dafa.” Tunggu dulu apa benar Dafa belum mau memberikan Mamanya menantu?

“kau ini menyebalkan sekali, kamu tahu tidak laki-laki lain di usiamu sudah memiliki 4 anak. Sedangkan kamu? Jangankan anak, pabriknya saja kamu belum punya. Dan lagi soal rumah sakit, pamanmu itu sudah tua, sepupu mu semua nya tidak ada yang bisa meneruskan posisi tersebut. Lagian sayang kan gelar kamu sebagai dokter jika tidak digunakan?” ya, Dafa memiliki gelar sebagai dokter spesialis penyakit dalam tapi tidak Dafa gunakan dan dia lebih memilih menjadi dosen dikampus.

“Ma kita bicarakan ini lain kali ya, dan lagi Dafa belum kepikiran kesana. Lebih baik mamaku yang cantik ini istirahat tidak baik di usia mama yang bukan lagi muda belum tidur saat malam sudah larut.” Seketika wajah mama Maya langsung memerah, matanya membulat seakan siap memakan putra semata wayangnya itu.

“Eits jangan marah. Sabar, Tarik nafas……. nyebut ma nyebut! nanti makin terlihat tua kalau mama marah-marah.” Dafa segera bangkit dan berlari menuju kamarnya yang berada di lantai 2.

“Daaaaaffffffaaaaa teu sopan kamu nyak ulah lari siah, sini biar mama bere nyaho sageulis mana mama bule ge nepi klepek-klepek .”

(Daaaaffffffaaaaaa gak sopan kamu ya jangan lari kamu, sini biar mama kasih tahu secantik mana mama sampai bule juga tergila-gila).

Begitu lah Dafa dan Maya, jika sudah terpancing emosi, Maya terkadang memarahinya menggunakan Bahasa sunda selayaknya ibu-ibu sunda yang meneriaki anak-anaknya pada umumnya.

Dafa memasuki kamarnya, entah mengapa dia merasa pikirannya begitu penat, kepala nya terasa penuh oleh satu nama “Ria”, hanya nama itu yang selama ini berhasil membuat Dafa penat dalam hidupnya. Hati dan pikirannya yang biasa nya di biarkan kosong kini menjadi penuh.

...Tidak bisa, aku harus mendapatkannya aku tidak bisa begini. Apa ini yang dinamakan cinta?...

TBC🌝

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!