Dia merasa bersalah karena menganggap Dafa membuangnya setelah puas memakai tubuhnya.
Ternyata Dafa bergegas pergi untuk membereskan keperluan ayahnya di Rumah Sakit.
Ria segera pulang ke apartement, lampu yang semula menyala saat dia tinggalkan kini padam dan gelap hanya ada cahaya remang dari luar jendela, pertanda seseorang ada di dalam apartement.
Ria melangkah masuk menuju ke arah kamar yang menjadi saksi bisu percintaan panasnya dengan Dafa tadi.
“Apa pantas seorang istri keluar dari rumah tanpa izin suaminya? Apalagi sampai larut malam?”
Suara Dafa dari arah dapur mengagetkan Ria.
Dari temaramnya cahaya dia melihat sosok Dafa sedang duduk di bangku mini bar.
Ria menatap dalam ke arah suaminya, mencari sosok hangat yang tadi berlalu pergi meninggalkannya untuk mengurus pengobatan ayahnya.
Tapi dia tak menemukannya, yang ia temukan sekarang hanya tatapan tajam dari seorang suami yang memergoki isterinya pulang larut malam.
Entahlah apa yang Ria rasakan saat ini, dia merasa heran di satu sisi Dafa sangat melukainya, di sisi lain Dafa begitu berbaik hati mau mengurus pengobatan ayahnya.
“Apa kau akan berdiam saja? Darimana kamu tengah malam begini? Apa kau sedang mencari mangsa yang lain diluaran sana?” Pedih, Dafa lagi bertanya lagi dengan luka. karena Ria tak kunjung menjawab dia hanya mampu menatap Dafa.
Awalnya Ria ingin meminta maaf karena pergi tanpa izin suaminya, tapi hatinya semakin terluka atas apa yang dilakukan Dafa terhadapnya tadi dan ditambah saat ini kalimat Dafa seolah Ria adalah seorang ****ng. Oleh sebab itu ia urungkan dan hanya menatap ke arah suaminya tanpa mengucap sepatah kata pun.
Dia merasa lelah, tubuhnya terasa lemas dan kepalanya berdenyut. Dia tidak ingin melakukan perdebatan dengan Dafa.
“Benar-benar perempuan tidak tahu terimakasih. Masih untung kau ku nikahi.” Entahlah apa yang ada dipikiran Dafa padahal menikah dengan Ria adalah maunya. Tapi kenapa setelah menikahi Ria dia menjadi sangat kasar seperti membenci Ria dan terpaksa menikahinya.
Tidak, bukan setetelah menikahi Ria tapi setelah mendapat penolakan dari Ria. Dia masih merasa kecewa Ria menolaknya setelah apa yang dia lakukan untuk ayahnya Ria.
Dafa melangkah pergi meninggalkan Ria yang masih tertegun karena ucapan Dafa.
Tadinya jika Dafa bersikap lembut saat dia pulang bahkan jika sampai mengucap maaf karena berbuat kasar dia ingin mencoba menjadi isteri yang baik bagi Dafa dan menerima pernikahan ini.
Tapi itu hanya angan-angan Ria, dia melangkah menyusul Dafa masuk ke dalam kamar.
Terlihat Dafa yang sudah bersiap untuk tertidur, hanya dengan celana Panjang tanpa berpakaian.
Degup jantung Ria berpacu cepat saat melihat tubuh kekar Dafa tak berbalut apapun, dia kembali mengingat bagaimana tubuh itu menggagahinya.
“Jangan berpikiran yang tidak-tidak, saya tidak akan lagi melakukannya lagi kepadamu. Bahkan sekarang saya menyesal, sudah menyentuhmu!”
LAGI! Kalimat pedih itu lolos dari mulut seorang Dafa Selome Morrone.
Menyesal? Setelah dia memaksa merebut segalanya sekarang dia menyesal? harusnya aku yang menyesal karena setuju menerima tawarannya. Batin Ria teriak
Ria merasa seperti sebuah sampah, setelah puas merenggut segalanya Dafa membuangnya begitu saja. Bahkan dia tega mengucap kata “menyesal” daripada mengucapkan kata “maaf” karena telah memaksa.
“Saya akan tidur diluar jika bapak keberatan tidur Bersama saya.” Ungkap Ria tak mau jika kehadirannya kembali menguras harga dirinya, cukup Dafa membantu pengobatan ayahnya Ria sudah sangat bersyukur dia akan bertahan sampai ayahnya sembuh.
Namun baru kakinya melangkah keluar kamar kepalanya yang sedari tadi sudah sakit bertambah parah, tubuh Ria limbung dan ambruk ke lantai.
Brukkk!
Dafa yang melihat Ria pingsan segera bangkit dari posisi tidurnya, dia mengangkat Ria dan menidurkannya di kasur. Dia memegang dahi Ria untuk mengecek kondisi Ria yang tiba-tiba saja pingsan.
Saat tangannya berada di kening Ria dia terkejut karena suhu tubuh Ria yang baru sehari menjadi isterinya itu panas.
Semalaman Dafa merawat Ria, dalam sekejap kemarahan Dafa menghilang menguap bersamaan dengan romansa kasih sayang yang hadir didalam kamar itu. Dafa menatap dalam wajah isterinya itu, dia sebetulnya tak tega melihat Ria tersiksa seperti ini dan harus sampai sakit.
Tapi rasa cemburu karena Ria di hubungi oleh pria lain membuat Dafa ingin memiliki Ria seutuhnya, namun Dafa malah mendapatkan penolakan yang seolah menghancurkan harga dirinya sehingga dia begitu marah.
tadi baru saja seorang dokter datang untuk memeriksanya Ria diberikan suntikan vitamin dan obat untuk menurunkan demamnya.
Flashback on
“Dafa apa ini? Apa yang sudah kamu perbuat terhadapnya?” Tanya Bimo sahabat baik Dafa sekaligus seorang Dokter yang tentu saja bekerja di Rumah Sakit milik keluarga Dafa.
Dia merasa terkejut ketika tengah malam Dafa menelponnya untuk datang ke apartementnya membawa alat periksa.
Dia pikir Dafa sedang sakit, namun dia semakin terkejut kala sampai di Apartement melihat Dafa yang segar bugar dan Ketika sampai didalam kamar utama dia mengenali sosok perempuan yang sedang tak sadarkan diri.
Perempuan itu membuatnya melakukan hal kriminal untuk pertama kalinya atas perintah Dafa.
Lalu apa lagi ini ? sekarang kembali dia bertemu dengan perempuan itu dalam keadaan tak sadarkan diri bersama Dafa kembali?
Namun ada yang beda saat ini, Bimo melihat leher perempuan itu penuh tanda kepemilikan dan di lengannya penuh dengan lebam biru.
Pikiran Bimo merangkai kisah buruk telah terjadi kepada perempuan ini sebelum dia datang.
Perempuan yang dia kenal sebagai Maria Isnawan ketika dia melihat berkasnya di Rumah Sakit saat dia pingsan.
“Apa kau sudah gila Dafa? Kau benar-benar sudah merusak hidup seseorang! Kau memaksanya?” Maki Bimo dengan suara yang keras.
“Sssst! Jangan bicara dengan keras kepadaku.” Dafa balik membentak Bimo seketika pandangannya teralihkan kepada seorang perempuan yang telah dirusak oleh nya.
Ya betul, Dafa sadar telah melakukan banyak hal bahkan nekat merusak kehidupan Ria demi menjeratnya menjadi miliknya.
“Apa dia baik-baik saja?” Tanya Dafa khawatir namun masih dengan intonasi suara datar dan tentu saja sama datarnya dengan raut wajahnya.
“Nggak Bro! dia gak baik-baik saja apalagi kalau dia tahu kebohongan besar yang sudah lo buat!” Bimo menggelengkan kepalanya heran melihat kelakuan sahabatnya itu.
“Dan apa ini, apa kau habis memaksanya memuaskan nafsu bejat lo?” Bimo tak habis pikir Dafa terlihat berbeda 180° dari yang dia kenal.
Sejak SMA Dafa,Bimo,Thannia dan Dio bersahabat. Bimo, Dafa dan Thannia kuliah bersama di jurusan kedokteran Dafa yang pintar dan cerdas menyelesaikan studinya lebih dulu dan kembali mengambil jurusan di fakultas berbeda sampai akhirnya dia memilih untuk menjadi Dosen daripada menjadi dokter atau meneruskan perusahaan orang tuanya.
Sedangkan Bimo dan Thannia menjadi seorang dokter di Rumah Sakit milik keluarga Dafa, ya tentu saja menggunakan link Dafa mereka bisa bekerja disana.
Dan Dio Dia menjadi pengusaha sukses di usia nya yang muda perusahaan Dio tak jauh kelasnya dengan perusahaan milik Papa Lukaz.
Dafa mengusapkan tangannya ke wajah, dia kini mulai ketakutan.
Takut Ria akan marah dan pergi dari hidupnya setelah apa yang dia lakukan apalagi baru dalam sehari menjadi isterinya.
Namun rasa takutnya masih kalah jauh dengan rasa kecewanya saat Ria melakukan penolakan terhadapnya.
“Bro, kalau lo mencintai dia bukan begini caranya. Lo harus bisa mendapatkan hatinya bukan mengurungnya seperti hewan!” Bimo mencoba menyadarkan sahabatnya itu. Bagi Bimo Dafa adalah pria yang baik dia memang dingin tapi tak pernah Bimo melihat Dafa kasar bahkan ke perempuan.
“Ada apa dengan lo, Daf? Apa lo gak kasian kalau dia sampai tahu kebohongan lo tentang hidupnya? Dan harus lo inget, gua tidak akan mau membantu lagi.” Bimo sengaja menampar Dafa dengan kalimat kenyataan berharap Dafa sadar dan jujur kepada Ria tentang kebohongan yang selama ini dia buat.
“Lebih baik kita bicara di luar supaya dia bisa istirahat dan tidak terganggu dengan suaramu yang berisik.” Ajak Dafa kepada Bimo, Dafa juga ingin bercerita berharap dirinya tersadarkan dan ego nya berkurang.
Sementara setelah pintu tertutup ada mata yang terbuka dia menatap kosong.
Sebenarnya Ria sudah sadar sejak Bimo memeriksanya tapi ia takut Dafa akan kembali berbicara kalimat yang melukainya, dia ingin mengistirahatkan hati dan pikirannya barang sebentar saja.
Tapi, apa ini. Setelah beres di periksa dia malah mendengar percakapan antara Bimo dan Dafa yang malah membuat dia bertanya-tanya ada rahasia apa yang Dafa sembunyikan dari nya.
Kebohongan apa yang telah diperbuat Pak Dafa sampai seorang dokter semarah itu. Begitulah isi pikiran Ria saat ini.
TBC🌝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments