Ada apa dengan dia kenapa dia terlihat marah sekali, padahal kan ini tubuhku dan.. bagaimana aku bisa diam saja sedangkan untuk membayar rumah sakit dengan kamar semewah ini aku punya uang darimana ? Ria terheran dalam batin nya menggerutu kesal dengan sikap Dafa.
Ria hanya mampu menatap wajah Dafa yang juga masih menatapnya dengan pandangan seperti seorang suami yang kesal melihat istrinya sedang sakit tapi tak mau menjalani perawatan
Apa ini ? apa dia tidak mengerti bahwa aku tidak punya uang? Ria terus bergumam dalam hati sampai akhirnya bertanya kepada Dafa “me-memangnya sa-saya kenapa pak?” tanya Ria yang sebenarnya juga ingin tahu juga ada apa dengan tubuhnya.
“Kamu sakit, apa kamu sering mengalami gejala ini sebelumnya? Apa kamu tau penyakit apa yang ada dalam tubuhmu?” Ria menggeleng pelan seolah menjawab ketidak tahuannya.
“ada masalah dengan ginjalmu.” Singkat dan padat penjelasan Dafa tentang penyakitnya cukup membuat Ria terkejut, selama ini dia memang tidak pernah memeriksakan tubuh nya ketika sakit.
Apa lagi ini Tuhan, ayah saja belum sehat sepenuhnya mengapa sekarang ditambah dengan penyakit dalam tubuhku ini? Bagaimana aku bisa membantu ibu dalam mencari uang.
Lama Ria terdiam, Seolah diam nya menjadi kekuatan setelah sadar posisinya yang sangat tidak menguntungkan Ria mencoba bangun Kembali dari tidurnya.
“Tidak apa-apa pak, saya akan baik-baik saja. Emmh.. tapi kalau boleh saya minta tolong pak?” tanya Ria dengan hati yang resah, dia ingin meminta tolong kepada pria dihadapannya yang ia kenal adalah Dosennya.
“Apa yang kamu inginkan?” wajahnya tegas membuat Ria sedikit mengurungkan niatnya.
“Saya akan bantu sebisa saya.” Cepat Dafa menjawab kegundahan Ria.
“Ap-apa boleh saya minta tolong untuk biaya rumah sakit dibayarkan dulu pak? Ketika saya gajihan saya akan menggantinya saya janji.” wajah Ria harap-harap cemas menanti jawaban dari Dafa, dia berharap Dafa mau membantunya dan percaya bahwa dia akan mengganti uang tersebut.
“Saya akan mengurus segalanya, tapi kamu harus tetap dirawat sampai 2 hari kedepan setidaknya tubuhmu akan di observasi untuk melihat penyakitmu.” Ungkap Dafa memberi sedikit rasa lega untuk Ria.
“sa-saya harus pulang pak, orang tua saya pasti mencari saya.” Ria terdiam teringat bagaimana jika ibu tahu bahwa dia sedang sakit, dan tentu saja bukan penyakit biasa yang bisa sehat hanya dengan obat warung. Ibu pasti akan sedih dan Ria tidak ingin menambah beban bagi keluarganya.
“sa-saya juga tid-dak mau mereka tahu tentang penyakit saya.” Ria menghembuskan nafasnya, dada nya sesak seolah beban dihidupnya tak pernah berkurang.
“tidak bisa!” ucap Dafa dengan tegas.
“kamu harus tetap dirawat” sorot mata Dafa yang menatap Ria dengan posisi berdiri dan Ria yang tertidur di kasur rumah sakit, cukup kuat untuk menindas seseorang.
“ Tolong mengerti saya pak, saya tidak bisa untuk terus disini. Saya akan berobat jalan, jadi saya harus pulang dan tolong bantu saya.” Ria memohon agar dosennya ini mau berbaik hati membantunya.
“oke baik, saya akan coba bicarakan dengan Dokter. Tapi kamu harus terus berobat dirumah sakit ini dalam pengawasan saya. Dan besok, besok kamu harus temui saya di kampus.” Ucap Dafa mencoba mencari solusi dari sikap keras kepala gadis dihadapannya ini, Ria mengangguk tanda dia setuju dengan usul Dosen nya.
Akhirnya Dafa mencoba berbicara dengan Dokter yang menangani Ria, dengan memberikan jaminan bahwa Ria akan terus kontrol ke Rumah Sakit akhirnya sang Dokter mengizinkan Ria pulang dengan memberikan resep obat yang harus di konsumsi nya.
Flashback on
“Cepat! Tolong bantu bawa dia kedalam.” Ucap Dafa pada perawat yang baru saja sampai membawa kursi roda untuk mengangkut Ria kedalam. Setelah sampai di ruang UGD Dafa meminta kepada Dokter yang berjaga untuk memeriksakan Ria.
“Dia tidak apa-apa hanya kelelahan dan kekurangan cairan. Dia juga terlihat seperti kekurang gizi dalam tubuhnya. Kalau di lihat, sepertinya lambungnya sering dibiarkan kosong.” Ucap Dokter yang sedang bertugas di ruang UGD.
“Benarkah? Coba periksa ulang dan Bisakah kau membantuku?” tanya Dafa dengan raut wajah yang sulit dimengerti, Dokter itupun menatap wajah Dafa dengan raut wajah ragu, siapa yang tidak kenal dengan Dafa ? anak dari pemilik Rumah sakit dimana dia sedang bekerja saat ini.
Entah rencana apa yang sedang dibuat oleh Dafa, apakah rencana itu bersangkutan dengan Ria yang secara kebetulan sedang diperiksa oleh dokter tersebut?
Flashback off
Sepanjang perjalanan pulang hanya ada kesunyian didalam mobil Dafa, sesekali Dafa menatap pada Ria yang duduk disampingnya.
Entah apa yang ada dalam pikirannya, tapi rasanya Dafa mulai menggila kepada Ria, dia pun tidak mengerti mengapa bisa sampai segila ini pada seorang gadis yang baru di kenal. Dan mungkin akan lebih menyedihkan jika Ria tau sebuah rahasia besar dalam hidupnya setelah bertemu dengan Dafa.
“saya turun disini saja pak, rumah saya masuk kedalam gang sempit akan sulit parkir disana. Terimakasih bapak sudah mau membantu saya dan mengantarkan saya.” Suara Ria yang berbicara panjang lebar memecah keheningan didalam mobil, Dafa menepikan mobilnya, Ria segera melepaskan seatbelt, bergegas membuka pintu mobil sampai tangannya dicegah oleh Dafa saat ia hendak turun dari mobil.
“Tunggu” Ria diam menatap pria dewasa yang kini sedang meyentuh lengan nya.
“Jangan lupa obatnya diminum dan temui saya besok. Selamat beristirahat” ucap Dafa yang dijawab dengan senyuman oleh Ria yang kemudian keluar dari mobil Dafa.
“Si*al! ada apa denganku” Dafa mencengkram kemudi mobil nya, kemudian menundukan kepalanya seolah sedang merenungi apa yang baru saja dia perbuat.
Dia mulai berpikir dan kembali menatap sosok gadis yang sedang berjalan lemas memasuki gang sempit, betapa malang dan menyedihkannya dia bila mengetahui sesuatu yang telah sangat merusak kehidupannya baru saja diperbuat oleh Dafa.
Ria melangkahkan kakinya menyusuri jalan kecil menuju rumahnya. Kembali, dijalan ini dia selalu berjalan sambil merenungi nasib hidupnya.
Gagal ginjal? Ria cukup pintar untuk tahu bahwa itu adalah jenis penyakit yang berbahaya dan memakan uang cukup banyak.
Tapi rasa nya dia tidak ingin tahu lebih banyak, baginya untuk apa tahu kalau dia sendiri tidak bisa mengobati penyakitnya.
Sesampainya dirumah, Ria masuk kedalam dan untuk ukuran rumah yang sederhana dia dapat langsung menemukan keberadaan ibunya yang sedang berada di dapur.
“Assalamualaikum bu..” Inka langsung menoleh saat suara yang ia kenali menyapanya.
“Waalaikumsalam sayang kamu sudah pulang?” ucap Inka sambil tersenyum, namun senyuman diwajahnya cepat sirna setelah melihat putrinya yang terlihat begitu lemas, seolah tahu anaknya sedang dalam masalah inka pun mulai bertanya “Ada apa Ria kenapa wajahmu bersedih?”
Namun bukan Ria Namanya jika dia mau membagi kesusahannya pada orang lain, walaupun itu orang tuanya sendiri. “Tidak apa-apa bu aku hanya lelah, aku akan melihat ayah dulu.”
Ria langsung bergegas pergi ke kamar dimana ayahnya berada. Matanya mulai mengembun, kala berada didepan pintu kamar ayahnya seolah kaki Ria tak mampu untuk sekedar melangkah masuk, apalagi untuk bercerita mengenai penderitaan yang baru saja dia terima hari ini.
Dadanya sesak, hatinya rapuh kala tempatnya berbagi cerita biasanya. Kini sedang tertidur lemah di atas Kasur lusuh, dia tak tahu lagi harus membagi beban nya kemana walaupun hanya untuk sekedar bercerita.
Bahu yang selama ini menguatkannya, tangan yang selama ini menghapus air matanya, menggenggam erat tangannya dan selalu membuatnya Bahagia, kini lemah terkulai bahkan untuk sekedar menggerakan jarinya saja sang ayah tak mampu.
Ya, ayah Ria mengidap kelumpuhan total hasil dari Stroke yang dideritanya.
“Ayyyaah..” Panggil Ria dengan suara yang pelan, walaupun sang ayah tak membuka matanya namun dia yakin sang ayah mampu mendengar suaranya.
“Ayah Ria mampir sebelum pergi ke kafe, Ria sudah menebus obat ayah.” Ria menggenggam tangan ayahnya yang masih belum mau membuka matanya, sedangkan mata Ria sudah mengembun dan butiran air yang mengalir tak mampu Ria tahan setiap melihat kondisi ayahnya.
“Ria baik-baik saja ayah, anak ayah kuat kita sudah terbiasa hidup dengan cobaan kan ayah? Ayah selalu bilang jika Ria bersabar Ria pasti Bahagia kelak.” Ria berbicara seolah sang ayah bisa mendengar dan membuatnya tenang.
Mencoba tersenyum, walaupun jika sang ayah membuka matanya tentu ayah akan tahu bahwa anaknya sedang berbohong.
“Ria akan kuat dan bersabar, Ria akan membuat ayah sehat Kembali dan membuktikan pada dunia bahwa kita bisa Bahagia ayah.” Pandangan matanya terus mengarah pada wajah yang sedang terpejam itu.
Ria menundukan kepala nya, membenamkan wajah nya ke tubuh sang ayah. Air mata nya luruh, terjun bebas. Rasa nya Ria tak sanggup lagi, dia membutuhkan sang ayah, dia ingin kehidupan nya yang dulu bahagia.
Namun dia sadar itu adalah hal yang tak mungkin, Ria memejamkan mata nya, mencoba tuk melupakan segala kenangan buruk yang menerpa nya setelah sang ayah jatuh sakit.
“Ria pergi lagi ayah, sebentar lagi Ria harus bekerja di café. ayah lekas sembuh Ria menunggu ayah.” Ria menghapus kasar air matanya, dia mencoba tersenyum Seraya mencium tangan dan juga dahi ayahnya.
Ria pun bergegas meninggalkan ruangan ayah nya itu, sebelum langkahnya menjauh Ria kembali membalikan pandangan nya pada sang ayah. Berharap saat itu sang ayah mendadak membuka pandangan nya.
“Ibu.. Ria pergi lagi ya.” Inka menyambut uluran tangan putrinya itu sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan
“Ria.. apa tidak sebaiknya kamu berhenti bekerja? Badanmu sekarang terlihat kurus nak.” Ria kemudian menatap ibunya dengan senyuman yang dia berikan.
“Ibu ini bicara apa, kalau Ria tidak bekerja bagaimana kita mendapatkan uang tambahan lagian Ria kurus bukan karna kelelahan. Ria sengaja diet bu, sekarang lagi trend badan seperti Ria.” Senyuman terus terukir selama Ria berbicara kepada ibunya itu.
“benar kamu tidak berbohong pada ibu? Lagian kalau benar diet jangan berlebihan juga. Kamu lebih terlihat cantik jika badanmu sedikit berisi.” Ria Kembali tersenyum kepada ibunya, dan langsung bergegas meninggalkan rumah untuk pergi ke café.
Ya, Ria tidak beristirahat dirumah sesuai perintah dari Dafa. Melainkan dia tetap menjalankan kesehariannya dengan pergi bekerja di kafe setelah pulang kuliah.
TBC🌝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sun Light Mama Lemon
daffa daff
2023-02-16
4