Hari ini Shiro bangun pagi-pagi sekali.
Seperti biasanya, Shiro melakukan berbagai aktivitas rutinnya setiap pagi, lalu berangkat ke ruang belajar akademi pahlawan.
Dalam perjalanan menuju ruang kelas, Shiro mampir terlebih dahulu di toko obat terdekat. Toko obat tersebut dijalankan oleh Departement Medis Akademi Pahlawan, tentu mereka itu toko obat yang legal. Memiliki sertifikat dan izin operasi dari Akademi Pahlawan. Sehingga tidak perlu takut jika terjadi apa-apa.
Di toko obat tersebut, Shiro membeli beberapa obat-obatan umum untuk merefill kotak P3K kepunyaan Shiro di rumah. Obat yang dibeli Shiro berupa obat luka, perban, obat pusing, obat mencret, alkohol untuk memar, dan lainnya.
Selain itu, Shiro juga membeli obat khusus untuk meningkatkan Aura.
Sebenarnya obat itu tidak bisa dibilang untuk meningkatkan jumlah Aura secara permanen, tapi untuk mengisi Aura dan meningkatkan jumlah Aura untuk sementara waktu.
Walaupun sepertinya terlalu biasa-biasa saja, namun obat ini memiliki efek tersembunyi yaitu dapat membantu merangsang titik-titik Aura di tubuh agar kapasitas penyimpanan Aura meningkat sedikit demi sedikit.
Shiro membelinya hampir seminggu sekali, walaupun harga obatnya lumayan mahal. Namun untungnya Shiro adalah salah satu murid yang cukup berprestasi di akademi pahlawan. Sehingga ia mendapatkan Poin penukaran lebih banyak dan mendapatkan kartu diskon, maka dari itu harganya bisa lebih murah dan terkadang mendapatkan subsidi langsung dari akademi.
Setelah itu Shiro langsung melanjutkan perjalanannya ke ruang kelas.
Lalu Shiro berhenti dan melihat kondisi sekitar. Merasa kondisinya aman, Shiro memasukkan kantong belanjaannya itu ke dalam tas. Tak lupa ia mengeluarkan satu pil obat khusus penambah Aura, lalu memakannya.
Setelah itu, Shiro berjalan santai melanjutkan perjalanannya ke akademi pahlawan seperti tidak ada yang terjadi.
Mungkin apa yang dilakukan Shiro tadi adalah hal yang biasa bagi sebagian orang, namun jika dicermati baik-baik saat Shiro memasukkan kantong obat, akan terlihat bahwa tidak ada sedikitpun gerakan atau getaran di tas tersebut selain saat membuka dan menutup tas.
Sebenarnya Shiro meletakkan sekantong obat-obatan tersebut di dalam ruang dimensi khusus miliknya, bukan di dalam tas. Shiro menggunakan fungsi Inventory milik sistem.
Walaupun didunia ini ada juga yang namanya item ruang angkasa yang bisa digunakan untuk menyimpan barang.
Namun Shiro tetap berhati-hati, hal ini dikarenakan jarang bagi seorang siswa yang dapat mempunyai item penyimpanan ditubuhnya, kecuali keluarga-keluarga besar.
Sudah beberapa tahun ia belajar di Akademi Pahlawan Beta ini, namun ia selalu berjaga-jaga atas rahasia yang ia miliki.
Ya, kalian benar. Ini bukan tahun-tahun awal Shiro di akademi pahlawan, melainkan sudah beberapa tahun Shiro di akademi pahlawan, bahkan saat ini memasuki tahap Magang Pahlawan.
Shiro saat ini berusia 12 tahun, dan pada usia 12 tahun ini, setiap anak laki-laki di akademi pahlawan akan melakukan tes ulang bakat.
Tak hanya untuk meguji kemajuan para siswa, namun pada usia 12-13 tahun khususnya anak laki-laki akan memperoleh Skill Bakat ataupun sebuah Senjata Eksklusif miliknya.
Shiro sudah mempelajari penggunaan Aura dengan mahir di akademi pahlawan. Ia juga sudah bisa menggunakan Skill Stealth dan melapisi tinjunya dengan Aura untuk meningkatkan serangan.
Namun ada suatu masalah pada tubuh Shiro yang membuat pengembangannya lebih lama, yaitu jumlah Auranya yang kecil. Namun berkat Metode Pernapasan yang bisa terus menyerap Aura di udara, Shiro bisa terus menggunakan Aura tanpa takut kehabisan Aura ditubuhnya.
Maka dari itu, hampir setiap hari Shiro berlatih meningkatkan jumlah Aura dan juga mengkonsumsi obat penambah dan perangsang Aura. Hal ini dilakukan agar kapasitas Aura Shiro bisa meningkat walaupun secara perlahan.
Shiro saat ini hampir sampai menuju ruang kelas akademi pahlawan, terlihat didepannya seorang pria kekar dengan tinggi mencapai 2 meter tersenyum ke arah Shiro.
"Oiy, Shiro. Maukah kau latih tanding lagi denganku?" ucap monster otot itu.
Ya, monster otot itu adalah Brendy. Semenjak ia kalah dalam satu kali pukulan melawan Shiro beberapa tahun yang lalu.
Brendy selalu menantang Shiro untuk latih tanding hampir setiap hari.
"Nanti saja, Kelas Ogito-sensei akan dimulai sebentar lagi" jawab Shiro.
"Baiklah, kalau begitu hahaha"
Brendy masuk dengan tawanya, selama Shiro tidak menolak bertanding itu tak masalah.
Sedangkan Shiro, sepertinya ia sudah salah jawab dalam menanggapi tantangan Brendy.
' Tapi Yah, mau bagaimana lagi'
Shiro mendesah pelan dan masuk ke dalam kelas.
................
"Baiklah, Kelas berakhir hari ini. Jangan lupa besok persiapkan diri kalian untuk tes bakat dan ujian mendapatkan lisensi pahlawan magang"
"Ya Sensei"
"Ya"
"..."
Ogito-sensei keluar kelas diikuti oleh para siswa lainnya.
"Ne ne.. Aku sudah gak sabar untuk tes bakat besok"
"Aku juga"
"Aku sudah bisa membayangkan besok aku akan mendapatkan lisensi pahlawan magangku"
"Hahaha.. Pahlawan, aku datang"
Berbagai obrolan terdengar di telinga Shiro. Shiro hanya tersenyum dan terus berjalan tak menghiraukan suara-suara tersebut.
la hendak kembali ke asramanya dan beristirahat sebentar, namun sosok kekar menghadang Shiro.
Ya sosok itu adalah Brendy. "Mari latih tanding Shiro, Kelas Ogito-sensei sudah berakhir"
Mendengar ajakan Brendy, Shiro hanya bisa menurutinya. Ia mengikuti Brendy menuju tempat latih tanding.
Bahkan para siswa lainnya yang Mendengar bahwa Shiro akan Bertanding melawan Brendy, segera mengikuti mereka ke Aula Pertarungan. Mereka ingin menonton kesenangan.
Shiro dan Brendy datang ke Aula Pertarungan dan mendaftar ke petugas disana.
"Kami ingin menggunakan arena untuk sekali pertandingan" ucap Brendy
"Baiklah, 5 Poin tanpa wasit, 10 Poin jika harus pakai wasit" ucap pengawas itu.
"Pakai wasit, 10 Poin yang akan dibayarkan oleh pihak yang kalah" ucap Brendy.
"Tidak apa-apa kan Shiro?" tambahnya sambil menoleh ke Shiro.
Shiro hanya menganggguk menyanggupi.
"Baiklah silahkan masuk ke arena nomer 6. Saya kan menjadi wasit, apakah ada aturan tambahan." ucap Pengawas tersebut.
"Ada, aku akan menggunakan skill Kamuflase, dan Pihak lawan harus menyerangku setidaknya sekali" ucap Brendy
"Baiklah "
Kedua pihak mulai memasuki arena nomer 6, dan wasit berdiri disela-selanya.
"Akhirnya aku bisa mengalahkanmu Shiro, Aku sudah membeli Gulungan Skill Kamuflase yang bisa membuatku tidak terlihat Hahaha" ucap Brendy sambil tertawa penuh kemenangan.
Namun Shiro hanya tersenyum, tidak terlalu menanggapi perkataan Brendy.
"Pertarungan Dimulai"
Mulainya pertandingan akhirnya diumumkan eh wasit, seketika Brendy memasuki keadaan Kamuflase. Ia menjadi tidak terlihat, apalagi ditambah hawa keberadaannya yang sangat minim membuat Skill ini cocok untuknya.
Namun Shiro hanya tersenyum dan mengeluarkan sebuah pisau yang ia sembunyikan di pinggangnya.
Ia melempar pisau tersebut ke arah kanannya dan pisau itu berhenti seperti terkena sesuatu.
"Aku menang. "ucap Shiro dengan senyum penuh kemenangan.
Benar saja, Brendy akhirnya muncul di arah pisau tersebut berhenti. "Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"
"Keberuntungan" ucap Shiro.
"Pemenang pertandingan arena nomer 6 antara Brendy Oxford dan Shiro adalah Shiro"
Setelah wasit mengumumkan pemenangnya, Kedua pihak keluar dari arena. Terlihat wajah Brendy agak murung, ia sudah susah payah mengumpulkan Poin untuk membeli Skill Kamuflase, namun masih kalah dengan Shiro yang cuma mengandalkan keberuntungan.
Melihat Brendy yang membayarkan biaya wasit dan penggunaan arena, Shiro hanya tersenyum.
Brendy tidak tahu bahwa Shiro punya Skill Stealth yang tidak hanya membuat pengguuananya menghilang, namun juga bisa melihat benda atau makhluk hidup yang tersembunyi atau tidak terlihat.
..........
Keesokan harinya.
Shiro berangkat ke sekolah dengan penuh semangat juang. Tak hanya Shiro, para siswa lainnya pun datang menanti ujian Magang Pahlawan dengan semangat membara.
` bang~ `
Pintu terbuka, Ogito-sensei sensei masuk dengan senyuman di wajahnya. Para siswa pun langsung duduk dan diam ketika melihat Ogito-sensei masuk ke dalam kelas, tanpa sadar banyak dari mereka yang mengepalkan tangannya.
"Apakah kalian siap untuk mengikuti tes Magang Pablawan hari ini?" tanya Ogito-sensei.
"YAAA~" ucap para siswa serempak.
"Melihat semangat kalian, bapak sungguh kasihan. Karena ujian kali ini..."
Mendengar kalimat tanggung Ogito-sensei dengan wajah murung, beberapa siswa ada yang mulai keringat dingin, bahkan ada jejak kecewa di beberapa siswa. Namun para siswa tetap diam, menunggu kalimat lanjutan dari Ogito-sensei.
Melihat ekspresi para siswa-siswinya, Ogito-sensei tersenyum dan melanjutkan kalimatnya:
"TES LISENSI PAHLAWAN MAGANG... DIMULAI !"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Lanz D Kenzy
lanjut
2023-03-01
1