Di Sore harinya.
Shiro tampak terburu-buru kembali ke akademi pahlawan. Ia hampir melupakan bahwa ia harus mendaftar ikut ekskul hari ini.
Karena kekecewaannya, Shiro tampak lesu ketika kembali ke asrama. Melihat kondisi asrama yang kosong, membuat Shiro merasa bisan hingga ia akhirnya tertidur pulas di asrama.
Dan kini ia berlari, takut terlambat mendaftar ekskul yang ia minati.
Ia datang ke Ruang Ekskul berlatih pedang dan Sesampainya disana, Shiro melihat bahwa para siswa laimnya sedang antre untuk masuk ke dalam ruangan.
Sepertinya mereka semua sama seperti dirinya yang ingin mendaftar ekskul berpedang.
Shiro langsung berlari, ingin mengikuti barisan. Namun Shiro dihentikan oleh pengawas disana.
"Siapa kamu ? kenapa kamu kesini ?" tanya pengawas tersebut.
"Aku Shiro, aku ingin mengikuti ekskul berpedang" jawab Shiro.
"Tunggu sebentar, coba tunjukkan kartu identitasmu?" ucap Pengawas tersebut.
Shiro menunjukkan kartu identitasnya ke pengawas tersebut.
Pengawas tersebut mengangguk dan menyuruh Shiro untuk mengikuti barisan
"Silahkan masuk barisan, untung saja kau datang tepat waktu, hampor saja pendaftaran akan ditutup, kalau tidak kau tidak akan bisa mengikuti ekskul ini, Jangan menyerobot antrean ya!" ucap pengawas itu mengizinkan Shiro memasuki barisan.
"Terimakasih" ucap Shiro sembari membungkukkan badannya.
Setelah itu, Shiro memasuki barisan dan menunggu masuk ruangan ekskul.
Satu persatu siswa masuk, dan kini giliran Shiro.
Shiro masuk ke dalam ruangan ekskul mengikuti siswa barisan depan lainnya.
Saat memasuki ruangan, Shiro melihat-lihat melihat-lihat isi ruangan, didalamnya terlihat banyak sekali jenis pedang, dari yang kecil, besar, berkata satu, berkata dua, dan masih banyak jenis pedang-pedang lainnya.
Tak hanya itu, didalamnya juga sangat luas. Banyak sekali tempat latihan didalamnya. Shiro melihat ada siswa yang berlatih memotong sebuah boneka kayu, ada juga yang sedang berlatih anggar. Namun bukan anggar yang kalian pikirkan.
Shiro tidak tertarik dengan gaya berpedang anggar, karena serangannya kebanyakan mengenai menusuk lawan. Ya menusuk.
Di dalam ruangan, Shiro beserta siswa lainnya diarahkan ke barisan oleh para pengawas ruangan.
Shiro dipersiapkan mengisi formulir pendaftaran sesuai dengan kartu identitasnya.
Shiro mengambil formulir tersebut dan mulai mengisi formulir tersebut.
Hal yang perlu diisi di dalamnya tidak lain dan tidak bukan tentang Nama, Kelas, Asrama, Usia, Tipe Bakat, dan Kelas Bakat. Dan Shiro mengisinya dengan jujur.
Setelah mengisinya, Shiro menyerahkan formulir pendaftaran kepada pengawas administrasi disana.
Pengawas tersebut mengambil formulir yang diserahkan Shiro dengan tersenyum, tak lupa ia berkata kepada Shiro, "Terimakasih telah bergabung dengan ekskul kami. Kalian boleh datang minimal dua kali dalam seminggu. Dan Mulai besok, kalian sudah bisa mulai berlatih disini, kalian juga boleh masuk kedalam, silahkan melihat-lihat dulu gaya berpedang mana yang kau inginkan."
"Terimakasih"
Shiro dan beberapa siswa yang mendaftar lainnya mulai memasuki ke bagian ruangan lebih dalam.
Mereka semua berkeliling mencoba mencari tahu gaya berpedang mana yang mereka minati.
Sedangkan Shiro, ia sudah tahu yang mana gaya berpedang yang ia inginkan.
Shiro berjalan menuju tempat latihan berpedang satu tangan. Ia melihat para siswa memegang jenis pedang yang sangat amat ia kenal.
Ya, Shiro datang ke tempat latihan penggunaan Katana.
Mengapa Shiro memilih menggunakan Katana ?
Mungkin karena ia dulu sering nonton Anime, yang mana identik dengan kebudayaan Jepang. Sehingga senjata yang sering dipakai yaitu sebuah Katana. Selain itu, penggunaan Katana juga menurut Shiro adalah hal yang keren.
Shiro melihat-lihat cukup lama disana, ia melihat penggunaan dua pedang, satu pedang, bahkan ada juga yang tiga pedang.
Setelah cukup lama melihat, Shiro kembali ke asramanya. Ia cukup puas melihat-lihat berbagai teknik penggunaan Pedang jenis Katana.
................
Beberapa hari berlalu.
Shiro menjalani hari-hari seperti biasa. Belajar di akademi, berlatih di ekskul hampir setiap hari. Walaupun minimal dua hari dalam seminggu, namun Shiro datang setiap hari.
Hari ini ia datang ke akademi, ia memakai baju olahraga Akademi. Hari ini kelasnya akan mengadakan latihan pertarungan.
Ia duduk di dalam ruang kelas seperti biasanya, ia mengobrol sesekali dengan Ume Kasumi. Hubungan keduanya tampak agak dekat setelah beberapa hari.
` Ding Dong`
Bel Akademi tanda masuk kelas telah berbunyi.
Para siswa menghentikan aktivitas mereka dan mulai kembali ke kursinya masing-masing.
Tak lama setelah itu, Ogito-sensei masuk dengan wajah sangar seperti biasanya.
"Seperti janji saya kemarin, hari ini kalian akan latihan bertarung" ucap Ogito-sensei.
"Hore "
"Yeay"
"..."
berbagai sorakan semangat terdengar di ruang kelas.
Melihat kondisi kelas yang mulai ribut, Ogito-sensei mengangkat tangan kanannya. Dan Para siswa kembali tenang.
"Mari kita berangkat ke Aula Pertarungan" ucap Ogito-sensei sambil menuntun para siswa menuju Aula Pertarungan.
Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya mereka semua sampai di Aula Pertarungan. Semuanya langsung masuk dan berbaris dengan rapih.
Didalam Aula Pertarungan yang cukup luas, mereka mulai berbaris, menunggu arahan dari Ogito-sensei.
"Baiklah, kita akan memulai latihan pertarungannya. Ingat, ini hanya latihan, boleh serius tapi jangan terlalu berlebihan. Selain itu, kalian akan bertarung berdasarkan tipe Bakat kalian. Jadi sekarang silahkan bubarkan barisan dan bentuk barisan baru berdasarkan tipe Bakat kalian"
Mendengar perintah dari Ogito-sensei, para siswa mulai memisahkan diri dan membuat barisan baru berdasarkan tipe Bakat masing-masing.
Melihat respon yang cekatan dan barisan yang rapi dibuat para siswanya dengan waktu singkat. Ada rasa kagum di wajah Ogito-sensei.
"Untuk Pertarungan pertama, kita mulai dari tipe fisik dulu, siapa yang mau duluan?" tanya Ogito-sensei menghadap barisan Bakat tipe fisik.
"Aku duluan"
Seseorang maju, tentu saja itu Brendy. Siapa lagi siswa di kelas yang tidak mengenal maniak dalam pertarungan fisik. Ia yang dari awal sangat bersemangat ketika mendengar latihan pertarungan.
"Baiklah kalo begitu Brendy yang maju duluan, Brendy silahkan pilih lawanmu?"
Mendengar perkataan Ogito-sensei, para siswa lainnya tertegun. Mereka tidak mengira bahwa Ogito-sensei menyuruh Brendy sendiri yang memilih lawannya.
Para siswa tipe fisik lainnya menajdi gugup, mereka tidak ingin yang pertama kalinya melawan Brendy, sang monster otot.
Sedangkan Brendy, ia sedang melihat teman-teman siswa tipe fisik, sedang memilih siapa yang ingin dia lawan.
Brendy melihat ke arah seseorang dan tersenyum, "Shiro bagaimana kalau kau menjadi lawanku, kita kan teman sekamar, aku sangat penasaran dengan kemampuanmu"
Mendengar bahwa itu Shiro, siswa lainnya merasa lega. Namun ada juga yang berpandangan sinis, merasa ini tidak adil, Tipe fisik kelas A melawan Kelas C.
Namun tidak dengan Shiro, ia maju ke depan menyanggupi permintaan Brendy.
"Apakah kau masih dendam dengan pertemuan kita di hari pertama ?" ucap Shiro
"Hahaha.. tidak terlalu, namun mengingat kejadian itu, aku jadi semakin bersemangat untuk mengalahkanmu." balas Brendy dengan oenuh semangat.
Percakapan keduanya cukup membingungkan bagi para siswa lainnya. Mereka banyak mengira bahwa keduanya memiliki hubungan perselisihan yang cukup dalam.
"Latihan pertarungan antara Brendy Oxford dan Shiro, dimulai"
Ogito-sensei mulai memberikan aba-aba dimulainya latihan pertarungan.
Shiro memasang kuda-kuda sedangkan Brendy langsung bergegas kearah Shiro dan berniat memukulnya secara langsung.
Namun, Shiro yang memiliki kemampuan Master Pertarungan Tangan Kosong hanya menunggu serangan datang dan mulai menepis dan membelokkan pukulan dari Brendy.
Melihat sebuah celah di bawah lengan Brendy, Shiro langsung menarik nafas dan mengalirkan sedikit oksigen ke saraf-saraf tangannya untuk sedikit memperkuat pukulannya.
` bang~`
Sebuah pukulan telak mendarat di tubuh Brendy. Ia terlempar cukup jauh dan pingsan ditempat.
Para siswa yang menonton pertarungan tersebut sangat terkejut, mereka sangat meragukan kemampuan Shiro. Namun fakta didepan mereka berbicara lain, Shiro yang mengalahkan Brendy dengan satu pukulan langsung menumbangkan pemikiran kognitif mereka.
Tak hanya para siswa, Shiro pun cukup terkejut melihat efek dari pukulannya. Ia tidak menyangka bisa mengalahkan Brendy dengan satu pukulan. Padahal dia hanya menambah sedikit kekuatan tangannya dengan metode pernapasan.
"Pertarungan antara Brendy Oxford dan Shiro dimenangkan oleh Shiro, selamat"
Mendengar ucapan Ogito-sensei, Shiro mulai mundur dan kembali ke barisannya, para siswa pun bertepuk tangan dan menatap Shiro dengan perasaan yang aneh.
"Selanjutnya..."
Latihan pertarungan terus berlanjut. Sesekali Ogito-sensei memberikan sebuah saran dan masukan di tengah-tengah pertandingan atau disaat pertarungan selesai.
Para siswa pun mencatat setiap Perkataan Ogito-sensei di memori mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Ayano
Mantap jiwa. Semangat anak mama 😚😚🤗
2023-04-12
0
Ayano
Gak akan mokad di tempat kan abis dipukul begitu
2023-04-12
1
febri
zoro?
2023-03-10
1