Keesokan harinya.
Shiro bangun dari tidurnya, ia melihat bahwa Denshu sedang merapihkan pakaiannya, sedangkan Brendy sedang berolahraga di dalam ruangan, keringat membasahi seluruh tubuhnya
Shiro langsung pergi ke kamar mandi, ia segera membersihkan diri dan bersiap untuk berkumpul di Ruangan Aula.
Shiro, Denshu dan Brendy berangkat menuju Aula bersama-sama. Shiro juga menyadari bahwa pakaian yang dipakai Denshu dan Brendy sama dengan pakaian miliknya.
"Eh, Brendy, Denshu, Ruang Kelas kalian juga berada di Ruang B ? " tanya Shiro.
"Eh iy, kau juga sama?" ucap Brendy.
Shiro mengangguk, "Sepertinya kita berada di ruang kelas yang sama"
Brendy dan Denshu mengangguk setuju, tebakan mereka sama dengan yang disebutkan oleh Shiro.
Setelah berjalan selama beberapa menit, akhirnya mereka sampai menuju Aula.
Disana sudah disediakan banyak sekali kursi yang lumayan banyak, dan ada sebuah podium di depan.
"Dek, silahkan masuk dan duduk di kursi yang disediakan. Kalian bisa duduk tergantung tempat asrama kalian tinggali saat ini"
Seseorang tiba-tiba bicara kepada Shiro dan lainnya. Melihat dari sikap senioritasnya, sepertinya orang itu adalah kakak tingkat dan bertugas mengatur kegiatan pagi ini.
Shiro dan lainnya mengangguk dan berjalan menuju kursi barisan Asrama Barat. Mereka bertiga duduk berdekatan.
Terlihat suasana di Aula masih sangat sepi, Shiro dan yang lainnya sibuk bercerita, mencoba menghabiskan waktu, menunggu acara dimulai.
Sesekali mereka melihat ke pintu masuk utama, mencoba mencari target yang menjadi bahan gosipan. Bahkan sesekali Denshu dan Brendy mencoba berkenalan dengan wanita-wanita cantik yang lewat.
Shiro hanya bisa menggelengkan kepala melihat tabiat teman barunya. Dia juga agak bingung, anak-anak berusia 8-10 tahun sudah mengerti tentang cinta.
Waktu semakin lama semakin berlalu, Aula yang awalnya terlihat sepi, sekarang sudah dipadati oleh para siswa baik laki-laki maupun perempuan.
Ditengah pembicaraan antar Shiro dan yang lainnya. Tiba-tiba sebuah angin yang lumayan kencang menyapu ke dalam ruangan.
Angin tersebut bergerak ke arah podium.
Anehnya lagi, Angin tersebut berhenti dan berputar-putar di podium. Tak lama, angin tersebut bubar dan muncullah seorang Pria Tua berkaca mata, dengan rambut ubanan menghadap para siswa.
Suasana pun menjadi hening, para siswa segera memperhatikan pria tua di podium tersebut.
Beberapa orang dewasa juga mulai masuk dan berdiri dibelakang podium. Terlihat ada pria dewasa, pria tua, pria muda, wanita cantik, wanita tua, semuanya masuk satu-persatu dan mulai berbaris lurus di belakang pria tua tersebut. Pak Soei ada di antara mereka.
Pria Tua tersebut memandang para siswa dengan tersenyum, "Selamat bergabung dengan Akademi Beta, Wahai calon-calon pahlawan."
"Terimakasih juga kepada kalian semua karena telah memilih Akademi Beta kami. Kami tidak akan mengecewakan keputusan kalian. Perkenalkan, Saya Dewan Siswa di Akademi Beta ini. Charles Winderless, Saya yang bertanggung jawab menerima kalian di Akademi Beta ini. Salam Kenal."
Semua siswa mulai mendengarkan perkenalan dari Pria Tua yang menyebut dirinya sebagai Dewan Siswa.
"Selain itu, di depan kalian adalah para guru dan tutor kalian selama kalian berada di Akademi Ini. Kami harap kalian bisa menghormati dan mengingat penampilan mereka. Lalu...."
Pria Tua itu mulai membahas banyak hal. Dimulai dari sejarah Akademi Beta, Prestasi Akademi Beta, Benefit dan manfaat bergabung di Akademi Beta, Masalah sistem poin, aturan, dan lain sebagainya.
Shiro dan para siswa yang lainnya mulai mencatat satu persatu.
Untuk sejarah, tidak banyak yang dibicarakan, penjelasannya hampir sama dengan yang dijelaskan Pak Soei saat mengantar Shiro ke Akademi.
Untuk Prestasi, Pria Tua itu sering menyebutkan tentang Kompetisi Siswa dan penyelesaian Gate oleh para siswa dan alumni.
Benefit dan Manfaatnya yang paling diperhatikan oleh Shiro. Berupa Asrama, Kelas gratis, perolehan poin setiap bulan, ekstra kulikuler yang kaya, Ruang baca perpustakaan yang gratis, dan masih banyak lagi.
Mereka juga menyebutkan bahwa Akademi Pahlawan ini disponsori oleh Asosiasi Pahlawan dan berbagai perusahaan besar, sehingga para siswa tidak perlu membayar uang sekolah.
Sistem poin menjadi hal yang paling di perhatikan Shiro selain masalah Benefit. Karena Poin sendiri sangat penting untuk para siswa, Poin bisa digunakan para siswa untuk membeli berbagai bahan dan perlengkapan. Tidak terbatas pada perlengkapan biasa, namun penggunaan ruang latihan khusus, membeli obat, metode pelatihan dan lainnya juga membutuhkan poin.
Poin sendiri dibagikan pihak Akademi Setiap bulan. Namun untuk mendapatkan poin yang lebih besar, poin bisa juga didapatkan berdasarkan prestasi siswa dan menyelesaikan misi dari Aula Misi yang ada di Akademi ini.
Untuk masalah peraturan, sangat banyak sekali aturannya. Untung saja nanti akan dibagikan selembaran kertas tentang isi dari peraturan-peraturan tersebut.
Beberapa peraturan penting dapat Shiro ingat dengan baik, seperti jika ada masalah, dilarang berkelahi kecuali di arena. Yang aman akan ada wasit yang dapat memantau perkelahian di arena. Selain itu, absensi yang mana dalam satu minggu hanya boleh absen 1 hari. Kecuali ada masalah khusus.
Untuk aturan sisanya, hanya dapat Shiro anggap sebagai angin lalu, terlalu banyak informasi sehingga agak sulit mencernanya.
Tak lama, Pria Tua Dewan Siswa itu akhirnya selesai menyelesaikan pidato dan kata sambutan. Rasa ngantuk yang hampir menyerang, tiba-tiba hilang seketika.
Untung saja pidato pria tua Dewan Siswa itu tidak terlalu panjang dan hanya memberitahukan point-point pentingnya saja.
Shiro melirik ke teman disampingnya, terlihat Denshu yang sudah tertidur dikursinya, dan Brendy saat ini sibuk mengangkat barbel mini untuk satu tangan, ntah dari mana ia mendapatkan barbel tersebut.
"Selanjutnya, mari kita lihat penampilan dari berbagai macam ekskul yang ada di Akademi Beta ini! Oh ya, setiap siswa wajib mengikuti minimal 1 ekskul."
Para siswa menjadi tertarik ketika mendengar penampilan demo ekskul.
Penampilan ekskul mulai muncul, yang pertama yaitu Panahan, penampilan memanah target bergerak dengan mata tertutup membuat banyak siswa yang bersorak takjub.
Selanjutnya berbagai penampilan demi ekskul muncul satu persatu, dari tinju, menembak, pencak silat, musik, sulap dan masih banyak lagi.
Sorak sorai, teriakan histeris, siulan dan tepuk tangan bergema di setiap penampilan memukau dari berbagai ekskul.
Setelah siang tiba, para siswa akhirnya diperbolehkan kembali ke gedung asramanya dan memikirkan ekskul mana yang perlu mereka ikuti.
Shiro dan lainnya tidak langsung ke kamar mereka, tapi mereka ke kafetaria yang ada di lantai bawah gedung Asrama.
Ya, mereka agak lapar setelah melewati upacara pembukaan pagi ini, apalagi mereka bertiga tidak makan di pagi harinya.
Setelah mengambil makanan yang sudah disediakan ibu kantin, Shiro dan lainnya makan di meja yang sama. Mereka makan sambil membicarakan penampilan ekskul pagi tadi.
"Hei Shiro, Denshu, kalian mau ikut ekskul apa ? kalau aku ingin ikut ekskul serangan jarak jauh seperti Panahan dan menembak. Aku ingin mengatasi kelemahan ku dalam serangan jarak jauh" ucap Brendy.
"Aku belum tau, aku kan memikirkan nya nanti" jawab Denshu dengan santai.
Shiro mulai berfikir sebentar, "Sepertinya aku ikut ekskul pendekar pedang saja."
Setelah itu, ketiganya melanjutkan pembicaraan seperti biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Lanz D Kenzy
hahaha full senyum
2023-02-26
0
Ꮩווⲛⲛ࿐
up
2023-02-26
0