Sejak insiden kematian kemarin Shiro lebih banyak berlatih dirumah. Shiro selalu ingin mencoba menjadi lebih kuat.
Karena menurutnya, terlalu santai dalam segala hal, hanya akan membuat perkembangannya menjadi lambat. Mengingat situasi dunia ini yang semakin kacau, membuat Shiro lebih semangat berlatih agar tidak mati muda.
Selain itu, Daripada tak terpakai, Shiro menjadikan kamar kedua orang tuanya sebagai tempat latihan.
..........
Sudah beberapa hari berlalu.
Saat ini hari akan menjelang sore
Shiro berlari di pinggiran Kota, keringat mengucur deras, warna kulit yang kecokelatan dan badan yang mulai terbentuk. Menunjukkan betapa konsisten dan bekerja kerasnya Shiro setiap hari.
Shiro berhenti di suatu tempat, terlihat si tempat itu banyak sekali bekas lubang dan goresan senjata di beberapa pohon.
Ya, tempat ini kemungkinan adalah bekas tempat latihan. Karena selain di akademi, beberapa anak-anak juga sering berlatih sendiri di hutan pinggiran kota seperti Shiro.
Shiro berjalan menuju tempat latihan tersebut, melihat ke kiri dan ke kanan memastikan kalau tidak ada orang.
Shiro mulai menyusuri tempat latihan tersebut, mengobrak-abrik semak-semak seakan mencari sesuatu.
5 menit berlalu, Shiro menemukan 2 pisau lempar yang kondisinya lumayan bagus dan masih bisa dipakai.
Shiro memasukkan semua temuannya ke dalam tas pinggang kepunyaan orang tuanya yang saat ini ia bawa.
" Temuan hari ini lumayanlah "
Ini bukan pertama kalinya Shiro melakukan hal ini, sejak 3 hari yang lalu, Shiro sering menemukan Pisau atau alat-alat lainnya yang tergeletak. Namun kebanyakan dalam kondisi rusak.
Jadi mulai saat itu, ketika melewati tempat latihan, Shiro selalu meluangkan waktunya untuk mencari alat-alat atau senjata tersebut.
` Lumayan buat menghemat uang`
Itu yang dipikirkan Shiro ketika melihat alat-alat dan senjata itu tergeletak tak terpakai. Selain itu, harga alat-alat dan senjata yang semakin mahal di era kacau ini menjadi dasar pertimbangan Shiro.
Namun Shiro sepertinya tidak ingin melanjutkan lari sorenya. Shiro berniat mencoba kemampuannya dalam melempar pisau miliknya.
Shiro mengeluarkan 3 pisau bekas dari tas pinggangnya dan menggenggamnya.
Mata Shiro fokus melihat kearah 3 target yang ada di pohon yang berbeda.
` swiinnggg `
` swiinnggg `
` swiinnggg `
Shiro melemparkan 3 Pisau bekas tersebut secara bergantian. Dan ketiganya tepat sasaran.
Mungkin karena skill melempar pisau yang Shiro dapatkan dari sistem, sehingga mudah bagi Shiro untuk mengenai sasarannya.
Kali ini Shiro mengeluarkan 3 chakran kecil. Matanya masih terfokus melihat ketiga target.
` swiinnggg `
` swiinnggg `
` swiinnggg `
Namun kali ini, Jangankan mengenai target, memasuki jangkauan aja tidak, ketiga chakram itu tidak mengenai sasaran bahkan bisa dibilang sangat jauh dari target.
` swiinnggg `
` swiinnggg `
` swiinnggg `
Percobaan kedua, sama saja, tidak ada target yang kena. Sepertinya Shiro memang tidak berbakat dalam melempar chakram.
Melempar Chakram sangatlah berbeda dengan pisau. Pisau lebih ke serangan lurus dengan tingkat penetrasi yang tinggi.
Sedangkan chakram perlu mengontrol rotasi dan mengetahui arah angin sebelum melemparkannya. Arah chakram agak sulit ditebak, karena rotasi yang diberikan dapat membuat chakram bergerak berputar tak menentu tergantung arah angin dan rotasi yang diberikan pengguna.
Saat ini Shiro hendak mengambil chakram yang tersebar di tempat latihan.
Namun tiba-tiba Shiro merasakan sesuatu, seakan seseorang sedang mendekatinya.
Dalam garis pandang Shiro, sesosok pria paruh baya tiba-tiba muncul. Pria paruh baya itu hanya berhenti sebentar, melihat ke sekitar tempat latihan, lalu pergi begitu saja.
Melihat pria paruh baya itu hanya menumpang lewat, Shiro masih tidak mengendurkan kewaspadaannya, sampai pria paruh baya itu tidak terlihat lagi dari pandangan Shiro.
Ketika merasa kondisi sudah aman, Shiro mengambil kembali chakram yang berserakan. Dan melanjutkan latihannya.
Tanpa diketahui Shiro, tak jauh dari Shiro saat ini. Paman paruh baya sebelumnya sedang memandangi Shiro yang sedang berlatih.
Namun paman baruh baya itu tampaknya kecewa. Awalnya paman paruh baya itu berpikir bahwa ia mendapatkan seorang bibit yang bagus, namun ia menggelengkan kepalanya ketika melihat teknik dan cara Shiro melemparkan chakram.
Paman paruh baya itu pun pergi tanpa menatap ke arah Shiro. Tentu saja hal ini tidak diketahui oleh Shiro yang saat ini sedang sibuk berlatih.
1 jam berlalu, jari dan pergelangan tangan Shiro tampak keram. Jelas Shiro terlalu memaksakan diri dalam latihan melempar chakram. Tanpa panduan dan tutor yang baik, sulit untuk berlatih secara otodidak.
Setelah memungut sisa-sisa chakram yang nampak masih berguna, Shiro kembali melanjutkan lari sorenya hingga hari mulai gelap.
Saat hendak pulang, Shiro melihat dua orang yang masih berlari. Sepertinya Shiro mengenal orang tersebut.
Shiro hendak menyapa mereka, namun kecepatan lari mereka tidak akan bisa Shiro susul, dan suara Shiro tak akan terdengar oleh mereka.
Shiro hanya bisa kembali sendirian, namun ia tak terlalu lelah. Mungkin efek latihan beberapa hari ini yang membuat fisik Shiro lebih kuat.
****************
Di Kantor Walikota
Sedang ada rapat antara Walikota dan para penasihat.
"Kematian salah satu Pahlawan Kelas S menjadi pukulan telak bagi Kota N, semoga hal ini tidak lagi terjadi di masa depan"
Mendengar ucapan walikota dengan nada sedih. Para penasihat menganggukkan kepala bertanda setuju.
"Namun, berita ini harus segera ditekan. Karena jika menyebar, hanya akan membuat pihak musuh semakin menekan pasukan kita"
"Ya, kita harus segera menekan berita ini dan mulai mencari kandidat Pahlawan kelas S lain. Jangan sampai pihak mereka mengambil keuntungan ketika pasukan kita sedang mengalami pukulan telak atas kematian Pahlawan Kelas S tersebut.
Seseorang memberikan saran, dan semua penasihat mengangguk setuju, bahkan Walikota yang duduk ditengah menyetujuinya.
"Namun siapa yang akan menggantikannya ?" tanya salah satu penasihat.
"Mari kita cari kandidat dari Akademi Pahlawan. Akademi Pahlawan adalah pihak netral, semoga saja kita dapat memenangkan Pahlawan Kelas S lainnya untuk mengabdi kepada Kota N kita." usul sah satu penasihat.
"Baiklah, kalau begitu biarkan kau yang mencari kandidatnya." Walikota menunjuk orang yang mengajukan ide tadi untuk melaksanakan idenya tersebut.
"Baiklah Tuan Walikota" penasihat tersebut menyanggupinya.
"Kalo begitu, rapat mari kita bubarkan sampai disini" ucap walikota
"Ya"
Walikota mulai bangkit dari tempatnya dan berjalan keluar terlebih dahulu. Lalu diikuti oleh para penasihat lainnya yang keluar satu persatu.
Walikota kembali keruangannya dan mulai bertepuk tangan. "Anna, bagaimana dengan para murid kita yang belajar di Akademi Pahlawan di kota A ? "
Sosok wanita muda datang menghampiri dan mulai melaporkan situasi. "Para siswa kita yang belajar di Akademi Pahlawan Kota A tidak bisa bersaing dengan para siswa elit lainnya disana. Namun untuk murid kita di kota C, ia mungkin bisa menjadi pahlawan tingkat tinggi."
Andai Shiro Ada disini, mungkin ia akan mengenali wanita itu. Ia adalah wanita yang menipu pernah uangnya.
"Yah, kalau begitu tingkatkan beasiswa kita ke siswa unggul di Akademi Pahlawan Kota C." ucap Walikota
"Ya."
Anna pun pergi, dan walikota hanya duduk sambil menghisap rokoknya. Ia memandangi kondisi malam Kota N ini dari jendela dan mendengus pelan.
"Huh, Kapan kekacauan ini akan berakhir"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Lanz D Kenzy
hahaha ngeri emang
2023-02-19
0