Shiro berjalan menuju dapur dan mengambil salah satu pisau yang ada disana.
Shiro menatap tajam kepada pisau itu, lalu memainkan pisau itu ditangannya, melewati sela-sela jarinya, layaknya akrobat atau sebuah aksi finger-style.
Lalu Shiro membuat berbagai postur bertahan sebagaimana yang ada dalam memorinya.
Tak hanya postur bertahan, Shiro pun berlatih untuk menyerang.
Tebasan diagonal, sayatan horizontal, tusukan vertikal, tusukan lurus, dan berbagai macam gerakan menyerang sudah Shiro praktikkan.
Saat ini Shiro sedang membidik target, hendak melempar pisau.
`swiiiing`
`klang..`
Pisau di tangan Shiro terlempar, namun hanya memantul di dinding, tak sedikit pun mengenai jangkauan target.
` yah sepertinya aku harus melatih kekuatanku terlebih dahulu`
Shiro mendesah, dan berfikir bahwa bukan tekniknya yang salah, namun kekuatannya yang kurang.
"1... 2... 3...4...5...6...7...8..." ucap Shiro berirama layaknya sedang melakukan pemanasan seperti di kehidupannya sebelumnya.
Shiro mulai meregangkan seluruh anggota badannya, mulai dari kepala, tangan lutut kaki lutut kaki. Setelah itu pelatihan fisik dimulai.
"18.."
"19.."
"20.."
Tangan Shiro gemertar, tubuhnya langsung merebahkan diri dilantai dengan posisi tengkurap.
Awalnya Shiro merasa bisa melakukan beberapa repetisi, mengingat fisik dunia Pahlawan yang agak berbeda, namun fisiknya ternyata sangat lemah. Baru hitungan ke-20, Shiro sudah ngos-ngosan
` huh capeknya, istirahat sebentar dulu `
Shiro mengambil secangkir air putih dari dapur, lalu meminumnya. Lalu Shiro duduk sambil meluruskan kakinya, mencoba mengatur pernafasannya.
Hanya 2 menit berselang, nafas Shiro mulai kembali normal, tidak lagi ngos-ngosan. Shiro mulai pelatihan fisik lainnya.
Setelah 2 jam, semua latihan fisik yang pernah ia lihat di kehidupan sebelumnya sudah Shiro lakukan. Mulai dari Push-up, sit-up, pull-up, squad-jump, dan masih banyak lagi.
Semuanya Shiro selingi dengan istirahat, bahkan Shiro sempat mengambil tali yang ada di gudang dan ia buat sebagai alat untuk lompat tali. Sungguh sangat berdedikasi!
` huh... Hah.... Hu.. Ha...`
Saat ini Shiro tepar di lantai, nafasnya terengah-engah, keringat memandikan tubuh Shiro, bahkan lantai ikut basah oleh keringat Shiro. Terlihat jelas intensitas pelatihan yang Shiro jalani.
5 menit berselang, sepertinya fisik Shiro mulai kembali normal. Setelah itu Shiro melepas bajunya dan melihat perutnya, namun belum ada otot yang muncul diperutnya.
" Sepertinya perjalananku masih panjang "
Setelah itu, Shiro mengambil kain pel yang ada di belakang lalu membersihkan bekas keringat yang ada di lantai, takutnya nanti ia malah terpeleset oleh keringatnya sendiri. Toh ga ada orang lain selain dirinya di rumah ini.
` Saatnya mandi `
Shiro berjalan menuju kamar mandi setelah mengendus-ngendus bau yang keluar dari tubuhnya.
10 menit kemudian, sebuah kepala menjulur dari balik kamar mandi, memperhatikan memang tidak ada orang, Shiro langsung berlari demgan telanjang bulat.
Shiro lupa membawa handuk ataupun baju ganti saat ke kamar mandi, dan Shiro ga mau pake baju bekas keringatnya tadi, karena lengket. Sehingga Shiro berlari keluar dari kamar mandi dengan keadaan telanjang, untung aja ga ada orang lain di rumah.
Saat ini Shiro sedang memilah-milah pakaian yang akan ia kenakan, namun Shiro megerutkan kening. Karena semua model pakaiannya baik baju ataupun celana hampir semuanya sama. Yang membedakan hanya warnyanya saja yang berbeda-beda.
Di dunia Pahlawan sendiri, fashion kurang diminati. Hanya lambang klan yang terkadang tercetak di pakaian-pakaian tersebut, itupun dibuat khusus oleh klan itu sendiri dan model pakaiannya ditentukan oleh karakteristik klan tersebut.
Dan untuk keluarga Shiro, kebanyakan pakaian yang dibeli berasal dari pakaian obral. Karena keluarga Shiro saat ini menganut sistem 'Berhemat, beli yang murah, karena semuanya sama aja'.
` huh `
Shiro mendesah, dan menerima kondisinya saat ini. Seingatnya, meskipun keluarga ini sudah berhemat, namun keuangan masih menjadi masalah.
Di era kekacauan seperti saat ini, berbagai kebutuhan meningkat, stoknya pun terbatas. Walaupun kebutuhan Kota masih bisa terpenuhi, namun Kota sering mengalami kesusahan dalam mengimpor ataupun mengekspor barang ke Kota sebelah.
Selain itu, harga berbagai alat-alat atau senjata yang tergolong mahal, yang membuat keluarga ini tetap miskin walau mencoba untuk menghemat pengeluaran.
Ada niatan dari benak Shiro untuk jadi desainer pakaian maupun pedagang di dunia ini. Namun mengingat era kacau saat ini yang penuh dengan berbagai macam bahaya, Shiro mengurungkan niatnya.
Lagi pula Shiro harus belajar di akademi pahlawan agar bisa mengggunakan Aura sehingga kemampuan yang diperolehnya tidak terbuang sia-sia.
Shiro sepertinya ditakdirkan menjadi seorang pahlawan di kehidupannya saat ini.
Saat ini Shiro sedang berdiri di depan cermin sambil menyisir rambutnya.
Penampilan Shiro saat ini, sangat biasa-biasa saja, baju putih polos dan celana biru navy sebagai setelan pakaiannya.
Selain itu, Shiro memakai alas kaki sendal kayu jerami biasa. Dan Shiro memakai ikat kepala merah di dahinya, ntah apa yang dipikirkan Shiro saat ini, namun warna merah di dahinya cocok dengan rambut putih dan mata ungu milik Shiro, terkesan keren.
Shiro keluar dari rumah dan tak lupa untuk mengunci pintu. Shiro berniat untuk berkeliling desa, memastikan kondisi desa Konoha saat ini.
"Selamat siang paman Ogawa!" sapa Shiro ke tetangganya.
"Siang Shiro, mau kemana ?" tanya paman Ogawa
"Mau jalan-jalan paman!" balas Shiro.
"Hati-hati ya nak Shiro" ucap paman Ogawa sambil melambaikan tangan.
Shiro melanjutkan perjalanannya, ia tidak lupa menyapa tetangga-tetangga di sekitarnya.
Karena seingatnya, banyak tetangga di sekitarnya yang sangat baik dengan keluarganya.
Hari menjelang sore, langit kemerahan mulai menampakkan diri, senja ikut menyinari sisa-sisa hari, sebelum malam menyelimuti hari.
Shiro saat ini sedang dalam perjalanan pulang ke rumahnya dengan membawa plastik belanjaan, ia tak lupa membawa bahan masakan untuk ia sarapan esok.
ikan berukuran telapak tangan orang dewasa dan 3 kotak susu tak lupa ia beli.
Sewaktu berjalan-jalan, kondisi desa tidak terlalu ramai, penjagaan Kota juga sangat ketat, agak susah dalam keluar-masuk Kota. Mungkin ini efek yang ditimbulkan dari era yang sangat kacau saat ini.
Suasana jalan yang cukup ramai, namun diselimuti rasa hening dan kegelisahan. Terutama di daerah pemakaman, selalu ada pengunjung yang berdoa dan mengunjungi makam teman atau kerabatnya.
Apalagi ditambah suasana ambigu senja, langit oranye kemerahan seperti melambangkan pengorbanan darah dan kesedihan.
Di taman bermain, anak-anak bermain dan tertawa dengan ceria, ada beberapa orang tua yang datang menunggu anaknya selesai bermain.
Para orang tua menggandeng tangannya anaknya dengan penuh senyuman cerah, wajah ceria dan gelak tawa anak-anak menggema di sekitar taman bermain.
Sebuah kondisi yang berbanding terbalik dengan kondisi pemakaman yang suram dan penuh akan kesedihan.
Hari sudah mulai gelap, akhirnya Shiro sampai dirumah.
Shiro langsung makan setelah sesampainya dirumah. Tak lupa ia mencuci bekas peralatan makannya setelah ia makan.
Karena tidak ada yang bisa Shiro lakukan lagi, Shiro mengunci pintu rumah, kembali ke kamarnya, mematikan lampu dan hendak tidur.
..........
Keesokan harinya.
Shiro melakukan aktivitas seperti biasa, makan, sikat gigi, mencuci pakaian, boker, semuanya telah Shiro lakukan.
Saat ini, Shiro telah melakukan pemanasan dan hendak keluar.
Shiro kali ini berniat untuk lari pagi atau jogging guna meningkatkan daya tahan tubuhnya.
2 jam berlalu
Saat ini Shiro sedang menyeret langkahnya untuk kembali ke rumah. Keringat membasahi tubuhnya.
Saat perjalanan pulang, Shiro awalnya berniat untuk mampir di toko barbeque karena ia ia suka sekali makan Barbeque. Ia ingin sekali mencoba rasa dari barbeque yang ada di dunia ini.
Mengingat kondisi keuangannya saat ini, Shiro mengurungkan niatnya. Ia pun tetap melangkah pulang dengan sesekali melihat ke arah toko Barbeque yang perlahan-lahan menghilang dari pandangannya.
Namun saat di persimpangan terakhir, Shiro langsung mundur dan mengintip ke arah rumahnya.
Shiro kaget, karena di depan rumahnya saat ini, ia melihat sosok wanita muda yang kemarin.
` sial, orang itu lagi ` Kutuk Shiro dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Author DE LILAH
astaga shiro
2023-06-27
1
クロスケフジン:キツネ
yah semangat lanjutin ceritanya pak
2023-02-15
3
White Fang
situasi yang menyedihkan,chap per hari dikit:'(
2023-02-15
1