Hari demi hari berlalu, Shiro melakukan kegiatan seperti biasanya dan sering bertanya kepada Paman Jack mengenai pendaftaran akademi Pahlawan, namun Paman Jack hanya menggelengkan kepalanya yang berarti belum menerima kabar berita apapun.
Shiro hanya bisa melanjutkan latihannya dan terus meningkatkan beban yang dia bawa. Terkadang Shiro bertarung dengan Joe Kee ketika keduanya merasa sudah bisa beradapatasi dengan beban yang dibawa oleh keduanya.
Terkadang Shiro juga membantu Paman Jack dalam melaksanakan misi, walaupun hanya misi kepahlawanan tingkat rendah seperti tingkat E dan D seperti menangkap kucing, mencari tanaman obat, mencangkul kebun, mengangkat kayu bahan bangunan, dan masih banyak lagi.
Apa lagi yang bisa diharapkan dari Pahlawan Kelas E, walaupun terkadang Paman Jack ingin misi yang lebih menantang namun karena title-nya sebagai Pahlawan Kelas E yang membuatnya sulit untuk mengajukan misi tingkat tinggi.
2 bulan pun telah berlalu.
Shiro saat ini sedang menunggu Paman Jack dan Joe Kee di tempat yang biasanya mereka mulai latihan. Namun kali ini sepertinya mereka berdua agak terlambat datang.
Shiro menunggu agak lama, lalu ia memutuskan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu.
Tak lama setelah Shiro melakukan pemanasan, yang ditunggupun akhirnya tiba. Senyum mencolok Paman Jack sangat membuat Shiro heran. Karena tidak biasanya Paman Jack tersenyum seperti ini.
"Ada apa paman ? kau nampak sangat bahagiakan sekali, apa yang terjadi ?"
Melihat senyum mengkilat Paman Jack, Shiro bertanya dengan penasaran.
"Hahaha~ Coba tebak !"
Mendengar pertanyaan Shiro, Paman Jack tertawa bahagia dan mencoba menjadi misterius.
"Paman Paman Jack nemu uang di jalan"
"Salah! Coba tebak lagi !
Shiro mencoba menebaknya, namun Shiro salah menebaknya. Shiro terus berpikir dan mencoba menebaknya.
"Apakah paman diangkat jadi Pahlawan Kelas D ?"
"Atau paman punya wanita yang paman sukai?"
Mendengar jawaban Shiro, Paman Jack menunduk sedih. Shiro sepertinya menyadari bahwa jawabannya salah.
"Apakah Joe Kee dapat pacar ? "
Paman Jack tampak bersemangat mendengar jawaban Shiro, namun segera ia menggelengkan kepalanya. Shiro melihat alis Paman Jack naik-turun seperti berkata 'Ayo coba lagi!'.
Shiro menggaruk kepalanya, bingung memikirkan apa jawabannya.
"Huh~, ini tentang akademi Pahlawan, sudah ada informasi yang keluar"
Melihat Shiro sepertinya tidak bisa menjawabnya. Paman Jack tidak punya pilihan selain memberikan jawaban.
"Benarkah paman ? Apa beritanya "
Mendengar jawaban Paman Jack, mata Shiro membelalak, lalu Shiro bertanya dengan penuh semangat.
"Hmph~ Akademi Pahlawan akan dibuka sekitar 2 minggu lagi. Untuk pendaftarannya tinggal datang ke tempat yang ditentukan lalu mengisi formulir pendaftaran. Sisanya tinggal menunggu konfirmasi identitas dan melakukan tes bakat, lalu selesai."
Joe Kee mengangguk dan menjelaskan secara rinci tentang pendaftaran Akademi Pahlawan.
"Bagaimana dengan SPP ? " Shiro agak khawatir dengan uang pendaftaran dan uang bulanan di akademi Pahlawan.
"SPP ? Apa itu " Tanya Paman Jack bingung.
"Oh.. Uang pendaftaran atau biaya belajar di akademi Pahlawan paman." Shiro baru sadar kalo tidak ada konsep uang SPP, Shiro pun menjelaskan secara singkat mengenai Uang SPP.
` hum ~ hum~`
"Tenang saja nak Shiro, untuk anak yatim piatu tidak usah bayar uang pembelajaran, semuanya sudah dibayar dari Kota."
Mendengar jawaban Paman Jack, Shiro mengangguk lega.
"Namun, kemungkinan uang bantuan bulanan akan berkurang dan harus membayarnya dengan mengabdi ke Kota kedepannya sebagai shinobi Konoha" timpal Paman Jack.
Namun Shiro tercengang, ternyata ada kondisi tersembunyi seperti itu. Sebenarnya niat Shiro awalnya ingin belajar tentang Aura saja dan kemudian berhenti lalu menjadi warga sipil biasa.
Shiro tidak ingin terlalu mencolok dan ingin menjadi kuat perlahan-lahan. Ia ingin menjadi kuat secara diam-diam dengan menjadi warga sipil biasa dan memulai bisnis. Setidaknya Shiro tidak akan menghadapi bahaya di medan perang.
Shiro sebagai warga bumi yang hidup di era damai, agak takut dengan kondisi perang yang berkecamuk saat ini. Shiro tidak ingin berpartisipasi dalam perang dan ingin menjadi aman dan damai sebagai warga sipil biasanya.
Palingan Shiro harus memperhatikan masalah serangan monster dan organisasi hitam.
Untuk Danzo, Shiro tidak terlalu khawatir. Selama ia tidak menonjolkan diri, ia tidak akan dilirik oleh pria itu.
"Hei Shiro apa yang terjadi padamu ?"
"Eh.. Iya paman, tidak ada apa-apa."
Lamunan Shiro buyar oleh panggilan Joe Kee.
"Ayok kita berlatih"
"Ya !"
"Ya !"
Meraka pun mulai melakukan latihan.
Sore harinya, Shiro menghadap sebuah pohon kayu berjarak 50 meter. Shiro mengeluarkan segenggam chakram dari tas pinggangnya.
Mata Shiro terfokus pada target di depannya, lalu Shiro melemparkan chakramnya satu per satu. Namun tak ada yang mengenai pohon tersebut.
"Hahaha~ sepertinya ada juga yang tak bisa kau lakukan"
Shiro tiba-tiba mendengar suara disertai gelak tawa dari belakangnya.
Shiro meliriknya dan ternyata Joe Kee yang berbicara.
"Emangnya kau bisa ?"
"Tidak"
"Sialan kau!"
Mendengar jawaban Joe Kee, Shiro agak kesal. Shiro berlari menuju Joe Kee dan menendangnya.
Namun serangan Shiro berhasil dihindari oleh Joe Kee. Keduanya pun kini malah bertarung satu sama lain.
Sedangkan Paman Jack hanya duduk dan menonton disela-sela sambil memakan Dango.
Hari sudah mulai sore, namun sepertinya pertarungan tersebut tidak berlangsung lama. Kedua kini sedang beristirahat.
"Paman, apakah kau bisa menggunakan chakram"
"Tidak, aku hanya bisa menggunakan ini"
Mendengar pertanyaan Shiro, Paman Jack hanya merogoh sesuatu di kakinya dan mengeluarkan dua tongkat besi yang terikat dengan rantai. Ya, itu adalah nunchaku.
Paman Jack menunjukkan cara penggunaan nunchaku tersebut. Shiro dan Joe Kee memperhatikannya.
"Apakah kau ingin belajar ?"
"Tidak"
"Ayah, aku mau"
Melihat keduanya fokus melihatnya, Paman Jack menawarkan ingin mengajarkannya. Namun Shiro menolak, hanya Joe Kee dengan mata berbinar yang menginginkannya.
"Oke Joe Kee, besok kita mulai berlatih menggunakan nunchaku, malam ini coba buat nunchaku milikmu sendiri"
"Iya ayah!"
..........
Dua minggu berlalu.
Shiro saat ini sedang berada dihalaman depan akademi Pahlawan. Shiro berniat mendaftarkan diri.
Setelah mengisi formulir dan mendapatkan konfirmasi tentang identitasnya, Shiro diizinkan untuk kembali besok dan memulai uji coba bakat.
Shiro kembali ke rumahnya dan melanjutkan latihan.
Di tempat latihan saat ini, Shiro sedang berlatih melempar chakram. Sedangkan Joe Kee sedang berlatih menggunakan nunchaku miliknya.
` bang~`
"Hahahaha~"
Shiro tertawa terpingkal-pingkal ketika melihat nunchaku mengenai kepala Joe Kee. Joe Kee terlihat malu dan sedikit kesal.
Keduanya pun berlanjut berlatih. Namun tiba-tiba mata Shiro berbinar, sepertinya Shiro memikirkan sesuatu yang menarik.
"Oh ya Joe Kee, aku punya ide bagus untuk menambah kemajuan kita dalam berlatih"
"Oh, apa idenya ?"
Mendengar ucapan Shiro, Joe Kee sedikit tertarik.
"Begini, aku akan melempar chakram ke arah mu satu per satu. Dan kau mencoba menangkisnya menggunakan nunchaku milikmu, gimana ?"
Mendengar ide Shiro, Joe Kee terdiam sebentar memikirkan ide Shiro tersebut.
"Bagaimana kalo itu mengenaiku ?" tanya Joe Kee.
"Coba kau lihat tergetku disana, apakah ada yang kena ? Jadi santai saja" ucap Shiro sambil menunjuk kearah target sasarannya sebelumnya.
Joe Kee melihat kearah yang ditunjuk Shiro lalu mengangguk. Karena disana tidak ada satu pun chakram yang mengenai target bahkan menggores pun tidak.
Keduanya saat ini sedang berdiri berhadapan sejauh 50 meter.
"Bersiap ya "
"ya !"
Shiro mulai melempar chakram, dan Joe Kee mencoba memukulnya namun tidak kena. Lemparan kedua jauh dari Joe Kee sehingga tjdak bisa Joe Kee pukul.
Lemparan demi lemparan berlanjut, Joe Kee terkadang bisa memukulnya sesekali. Namun kebanyakan jauh dari Joe Kee atau tidak bisa Joe Kee pukul.
` tang `
` whussshhh`
Joe Kee berhasil menangkis chakram, namun tiba-tiba ada satu chakram lagi yang lewat di telinganya.
"Sialan kau Shiro, bukannya satu per satu, mengapa langsung dua? "
"Maaf maaf Joe Kee"
Joe Kee berlari mengejar Shiro, dan Shiro hanya bisa meminta maaf sambil berlari. Keduanya pun kini malah berlatih bertarung.
..........
Keesokan harinya.
Shiro datang lagi kehalaman tempat perekrutan akademi kemarin. Di halaman terlihat sudah banyak siswa seperti dirinya yang berkerumun.
Shiro mencoba membaur, namun tiba-tiba pengumuman dari pengawas disana membuat Shiro mengurungkan niatnya.
"Silahkan berkumpul, Uji bakat akan segera dimulai"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Okami
lah ini ni fanfic Naruto atau gimana
2023-07-20
2
☠zephir atrophos☠
ini dia yg aku tunggu, antar juga akan ada kek gini di masa depan naruto, keadaan damai yg membuat manusia di dunia shinobi maakin melemah, pemikiran kek menjadi warga biasa gak akan membuatmu jadi orang biasa, karena jadi orang yg kuat lah engkau bisa bertahan dari dunia yg kejam itu, contohnya kek cid kageno, dia bersikap kek orang biasa tapi malah kena banyak masalah dan jadi kuat banget
2023-02-27
1
Ꮩווⲛⲛ࿐
thor buat mc nya kuat tapi jadiin pedagang/penjual ....
konsepnya kuat tapi low profil
2023-02-24
0