Keesokan harinya.
Setelah makan di kafetaria, Shiro dan yang lainnya bergegas menuju ruang kelas. Karena hari ini adalah hari pertama mereka belajar di Akademi, mereka tentu tidak ingin terlambat.
Shiro dan yang lainnya datang ke kelas, dan terlihat bahwa cuma beberapa orang yang sudah datang.
"Untung tidak terlambat" ucap mereka.
Mereka masuk bersamaan, mereka melihat kondisi ruang kelas mereka yang sangat besar. Mereka pun takjub.
Shiro sangat takjub ketika melihat kondisi ruangan kelas yang mirip dengan anime-anime fantasi di kehidupannya sebelumnya.
Sepasang meja dan kursi panjang yang cukup muat untuk 4 orang. Di dalam kelas tersusun 5 tingkatan kursi dan meja dengan 3 baris menyamping. Dengan sebuah podium di depan.
Shiro dan yang lainnya mulai mencari tempat duduk, namun mereka memilih tempat duduk yang berbeda.
Denshu mencoba duduk dengan beberapa wanita cantik, walaupun sepertinya ia ditolak, namun terlihat bahwa ia bersikukuh untuk duduk bareng para wanita.
Sedangkan Brendy, sepertinya ia terlihat langsung akrab dengan pria berotot yang duduk di barisan paling depan.
Shiro pun mulai mencari tempat duduknya dan menemukan salah satu spot yang ideal menurutnya. Yaitu paling pinggir dekat jendela, barisan kedua dari belakang. Ala-ala seorang MC di berbagai anime Genre School.
Mungkin karena bosan menunggu, Shiro mulai menghitung perkiraan siswa di kelas ini. Sungguh cara memecah kebosanan yang cukup aneh.
Jika setiap kursi berisi 4 orang, dikasi dengan 3 kursi yang sejajar. Maka dalam barisan terdepan saja cukup untuk 12 orang. Di tambah dengan lima tingkatannya, maka 12 dikali 5 yaitu 60.
Shiro agak terkejut menghitung bahwa kelas ini cukup untuk menampung 60 orang siswa.
Melihat waktu yang semakin berlalu namun suasana masih agak sepi dan belum ada guru yang datang. Shiro kembali melihat kondisi di luar ruangan melalui jendela.
"Halo Bolehkah aku duduk disini?"
Sebuah suara tiba-tiba terdengar dan memecah lamunan Shiro. Ia meliriknya dan melihat seorang wanita berambut pirang yang berbicara kepadanya.
"Oh boleh saja, tidak ada orang lain kok yang duduk disini Hehe."
Shiro mempersilahkan wanita itu duduk disampingnya dan kembali menatap ke luar ruangan.
Wanita itu hanya melirik Shiro yang mengabaikannya dan tetap memilih melihat keluar jendela. Ia agak mengerinyit, namun segera ia memanggil teman-temannya yang lain.
Dua wanita lagi datang dan duduk disamping wanita pirang tersebut, sepertinya keduanya adalah teman sekamar Wanita oirang itu. Awalnya mereka ingin menolak ketika keduanya melihat bahwa ada Shiro di kursi yang sama dengan mereka.
Namun, ntah bujukan apa yang dilontarkan wanita pirang itu, akhirnya kedua teman sekamarnya ikutan duduk di kursi yang sama dengan Shiro.
Tidak jauh disana, terlihat Denshu yang memandang Shiro dengan tatapan iri. Ia sepertinya ingin duduk di dekat para wanita di samping Shiro. Namun tidak ada tempat lagi yang tersisa.
Waktu semakin berlalu, para siswa datang satu persatu, terlihat bahwa setiap kursi sudah terisi sepenuhnya.
` bang~`
Tiba-tiba pintu terbuka dengan cukup keras, para siswa yang awalnya sibuk dengan urusan masing-masing. Sekarang mereka memfokuskan diri kepada orang yang menendang pintu tersebut.
Terlihat seorang pria paruh baya sekitaramn usia 30-40 tahun yang masuk. Wajahnya sangar, penuh luka, tatapannya terlihat sangat tajam bagaikan sebuah predator yang melihat mangsa.
Pria itu berjalan di menuju podium yang berada ditengah.
"Selamat pagi semuanya, Nama Saya Ogito Masashi, panggil saja Ogito-sensei, saya sebelumnya adalah Pahlawan Rank S tipe Fisik. Mau kalian suka atau tidak suka, saya akan menjadi guru sekaligus walikelas bagi kalian." ucap pria sangar tersebut dengan suara tegas dan senyum menakutkan.
Bahkan Shiro agak ngeri dan mengangguk, pria itu sepertinya cocok menjadi sensei mereka. Ketegasan dalam berbicara dan bekas luka yang menandakan pengalaman bertarungnya, menjadi poin penting dihati Shiro.
"Baiklah, sekarang giliran kalian yang memperkenalkan diri. Dimulai dari nama, kesukaan, ketidaksukaan, mimpi kalian, apa pun bisa kalian sebutkan. Dimulai dari yang paling depan dekat jendela. Silahkan mulai memperkenalkan diri."
"Iya sensei"
Ogito sensei menunjuk siswa yang duduk di paling depan dekat jendela. Siswa itu pun berdiri menyanggupi.
"Namaku Roiichi Honma, aku suka lari di pagi hari dan yang tidak ku suka yaitu menunggu terlalu lama. Aku ingin menjadi pahlawan yang bisa melindungi Kota. Aku adalah tipe Fisik"
Siswa laki-laki itu memperkenalkan diri, lalu Ogito-sensei menganggukkan kepalanya. Seakan siswa itu mempunyai kesukaan dan cita-cita yang bagus.
"Oke selanjutnya"
"Ya ! Namaku Yomi Buggy, aku suka melihat serangga, dan aku membenci makanan yang pedas. Mimpiku ingin membudidayakan serangga terkuat. Aku adalah tipe Summoner"
"Selanjutnya"
"Aku aku, Namaku Brendy Oxford. Aku paling suka berolahraga. Dan Aku adalah tipe fisik, Salam kenal semuanya." terlihat Brendy yang berdiri, ia mulai memperkenalkan dirinya dengan penuh bersemangat
"Selanjutnya"
"...."
Perkenalan terus berlanjut satu, ada beberapa siswa yang pemalu sehingga perkenalan agak berjalan lambat. Bahkan ada yang menangis sehingga perlu waktu yang cukup lama untuk berkenalan.
Kali ini giliran anak perempuan disamping Shiro.
"Namaku Ume Kasumi, aku suka bunga karena bunga bisa memancarkan aroma yang wangi, selain itu bunga juga bisa menarik kupu-kupu yang cantik. Aku adalah tipe Support"
Setelah perkenalan Anak perempuan yang disebut Ume tersebut, akhirnya tiba giliran Shiro.
"Namaku Shiro, tanpa klan ataupun nama keluarga. Aku suka hidup dengan rasa aman dan damai. Aku benci nuansa perang yang mencekam. Aku tidak punya cita-cita namun aku punya mimpi untuk hidup bersama dengan keluargaku"
"Oh dimana keluargamu ?"
Ogito-sensei agak tertarik dengan perkenalan Shiro. Tak hanya Ogito-sensei tapi beberapa siswa lainnya melirik Shiro. Seperti anak perempuan disamping Shiro yang bernama Ume Kasumi.
"Keluargaku sudah meninggal" jawab Shiro dengan santai.
Namun jawaban Shiro membuat Ogito-sensei tertegun, beberapa siswa lainnya seprti Brendy dan Denshu menatap Shiro dengan tatapan aneh. Namun Shiro tidak memperdulikannya.
Ogito-sensei mengangguk, seperti mengetahui alasan kesukaan dan kebencian Shiro. Ia pun mengerti kenapa Shiro menggunakan kata 'Mimpi' bukannya 'Cita-cita'.
Shiro kembali duduk dan perkenalan terus berlanjut.
"Baiklah, semua orang telah memperkenalkan dirinya satu-persatu. Namun perkenalan lisan belum bisa melihat identitas dirimu yang sebenarnya. Kalian silahkan keluar dan lari keliling lapangan sebanyak 50 putaran."
Mendengar perintah Ogito-sensei, banyak siswa yang tertegun. Namun salah satu orang siswa mulai berdiri dan keluar ruangan, para siswa yang melihatnya juga mulai ikutan keluar.
Yang keluar pertama kali yaitu Shiro diikuti oleh Ume Kasumi dan juga Brendy yang oenuh semangat.
Melihat pemandangan seperti itu, Ogito-sensei mengangguk puas, sepertinya ada point tertentu tentang Shiro dan Brendy di pemikiran Ogito-sensei. Untuk Ume Kasumi, Ogito-sensei tidak terlalu memikirkannya, karena menurutnya Ume Kasumi hanya mengikuti Shiro.
Ogito-sensei keluar kelas dan berniat memantau siswa yang sedang berlari saat ini.
Hampir satu jam berlalu, walaupun lapangan tidak terlalu luas, namun 50 putaran bukanlah hal yang mudah, sudah banyak siswa yang tepar dan ngos-ngosan dilapangan saat ini. Namun Shiro tidak, dia masih bernafas secara normal, hanya sedikit keringat yang keluar darinya.
Tak hanya Shiro, namun beberapa anak lainnya juga nampak biasa-biasa saja termasuk Brendy dan anak-anak tipe fisik lainnya. Sepertinya mereka juga menerima pelatihan ketat dari keluarga mereka.
"Bagus, sekarang lakukan pendinginan dan ambil tas kalian di kelas, silahkan pulang. Mulai besok kita akan belajar menjadi pahlawan"
"Ya Ogito-sensei"
Mendengar bahwa diperbolehkan pulang, banyak siswa nampak semangat dan mulai melakukan pendinginan dengan tergesa-gesa, lalu mereka berlari langsung ke kelas.
Melihat pemandangan ini, Ogito-sensei hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
'Sungguh anak-anak' pikirnya.
Lalu ia mengalihkan perhatiannya ke anak berambut putih, ia melihat rasa kekecewaan pada raut wajah anak itu.
Ya anak itu adalah Shiro. Sebenarnya Shiro agak kecewa dengan kelas hari ini yang tidak mendapatkan apa-apa.
Shiro mulai kembali ke asrama dengan perasaan agak kecewa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Lanz D Kenzy
mantap kawan
2023-02-27
0
G R E E D [KETAMAKAN]
lanjut
2023-02-27
0
Ꮩווⲛⲛ࿐
up
2023-02-27
0