Hari ini merupakan hari seleksi akademi pahlawan, dimana kemampuan dan bakat yang ditampilkan saat tes, akan menentukan nilai dan akademi mana yang harus dituju.
Di depan cermin, Shiro sedang melihat penampilannya. Ia tersenyum melihat penampilannya, walaupun cuma menggunakan kaos dan celana pendek berwarna putih-hitam polos. Setidaknya itu terkesan rapi, bersih dan cocok dengan penampilan Shiro.
Shiro keluar rumah membawa tas kecil di pinggangnya dan berjalan menuju tempat seleksi, senyum terukir diwajah Shiro saat ini.
"Selamat pagi Bibi Yuna"
"Selamat pagi nak Shiro, mau kemana pagi-pagi begini bawa tas ?"
"Mau ikut seleksi perekrutan akademi pahlawan, bibi"
"Kalo begitu semangat ya nak Shiro"
"Makasih bibi Yuna"
Sepanjang jalan Shiro tidak lupa menyapa para tetangga yang dikenalnya. Banyak dari mereka yang menanyakan tujuan Shiro. Namun ketika mendengar jawaban Shiro, mereka tersenyum dan memberikan semangat kepada Shiro.
` siulan~ siulan~`
Shiro terus berjalan menuju akademi pahlawan dan terkadang tanpa sadar Shiro bersenandung ria. Shiro bersiul menirukan nada dari berbagai lagu dari kehidupannya sebelumnya.
Selama perjalanan, Shiro tak henti-hentinya juga membayangkan tes seperti apa yang akan dilakukan.
Shiro nampak bersemangat, tak lama kemudian Shiro sampai di tempat perekrutan akademi pahlawan.
Area yang luas, bangunan yang cukup besar, taman bermain, tempat latihan, dan berbagai pohon rindang sebagai tempat berteduh menghiasi mata Shiro saat ini.
Shiro mulai memasuki halaman tempat perekrutan, sekelompok anak-anak berkumpul bercerita bercanda tawa, ada yang menangis merengek ke orang tuanya, ada yang lagi bercanda, bergandengan tangan dengan kedua orang tuanya, dan ada yang berlarian kesana-kesini.
Melihat kondisi seperti itu, tidak ada rasa iri dihati Shiro. Ia hanya tersenyum melihat pemandangan seperti itu, mengingatkannya tentang masa lalunya, tentang kebersamaan keluarga, terutama pada saat-saat mengantar anaknya ke sekolah.
Shiro berjalan di bawah pohon rindang yang berada di sudut halaman. Shiro duduk disana, sendirian.
Beberapa menit berlalu, tiba-tiba ada pengawas laki-laki yang mendekati Shiro lalu menyuruhnya ke tengah lapangan. Shiro mengangguk dan menurutinya.
Setelah itu terdengar pengumuman untuk berkumpul di tengah halaman perekrutan, semuanya pun berkumpul di tengah halaman dan berbaris rapih. Shiro ada diantaranya.
Barisan terlihat rapih, suasana pun menjadi tenang. Di podium atas terlihat seorang pria paruh baya sekitar usia 40-an berjalan perlahan ke tengah podium. Semua orang mendongak melihat ke arah pria baruh baya tersebut, ada rasa kagum di mata mereka. Bahkan anak-anak pun tampak bersemangat.
Pria paruh baya tersebut adalah walikota Kota N, namanya Eric Santos.
"Selamat pagi semuanya ! Senang bisa melihat kalian semua disini, senang rasanya melihat rasa antusias dari mata kalian semua, semangat kalian seperti saat inilah yang akan membuat kalian semua bersinar dimasa depan. ...."
Walikota Kota N, Eric Santos mulai melaksanakan pidatonya. Menurut Shiro ini seperti upacara pembukaan siswa baru. Shiro mendengarkan dengan seksama, para siswa pun diam mendengarkan. Sungguh disiplin yang bagus.
Pidato dari Eric Santos terus berlanjut, beliau menceritakan tentang sejarah Kota N secara singkat, impiannya terhadap para siswa, prestasi para siswa yang belajar di akademi pahlawan, situasi perang, kedamaian, dan motivasi kepada para siswa akademi.
Jujur saja, mendengar pidato panjang dari Eric Santos, Shiro agak membosankan. Rasa kantuk mulai menyerang mata Shiro, tak hanya Shiro tapi beberapa siswa lainnya juga ada yang sudah naik-turun kelopak matanya.
" .... Mungkin cukup sampai disini pidato singkat saya, Selamat Datang Di tes perekrutam Akademi pahlawan ! Semoga kalian bisa lulus dan menjadi pahlawan yang hebat di masa depan, dan semoga ada diantara kalian yang menjadi pahlawan Kota dan bisa menggantikanku di posisi Walikota di masa depan, Jadilah kebanggaan Kota N"
Eric Santos mengakhiri pidatonya dengan memberikan semangat kepada kaum muda. Eric Santos berjalan keluar secara perlahan, hingga ia tak terlihat dari pandangan.
` plok~ plok~ plok~ tepukan~ tepukan~`
Suara tepuk tangan tiba-tiba terdengar, dan sorak sorai terdengar diantara para siswa. Ntah sorakan itu akibat semangat yang membara atau rasa lega ketika pidato selesai. Tidak ada yang tahu.
"Aku akan menjadi pahlawan Kota dan menjadi Walikota"
"Tidak, aku yang akan menjadi Pahlawanterkuat"
"Tidak, itu aku "
"Aku ~"
"...."
Tiba-tiba ada seorang anak yang berteriak ingin menjadi pahlawan dengan penuh semangat, hal ini menyulut semangat dan keinginan berbicara anak-anak lainnya untuk menjadi pahlawan.
Suasana pun agak menjadi ricuh saat ini, suara bising keributan menggema di halaman. Namun tidak ada perkelahian. Shiro tersenyum melihat pemandangan ini.
Shiro mengakui kalo walikota saat ini Eric Santos ini cukup pandai dalam memobilisasi dan memancing semangat orang lain.
"Semuanya harap tenang, kami akan menyebut nama kalian satu per satu dan mulai melakukan tes bakat kalian. Harap dengarkan baik-baik karena kami tidak mengulangi nama kalian"
Mendengar pengumuman tersebut, para siswa menjadi tenang, tidak ada suara lagi di halaman kecuali suara angin yang lewat.
"Oke bagus, kami akan mulai membacakan nama kalian satu-persatu, Bagi yang disebutkan silahkan Maju."
Tunjuk orang itu kepada sebuah meha yang sudah ada pengawas laki-laki berambut cokelat yang berdiri di depan meja tersebut. Laki-laki tersebut melambaikan tangan sambil tersenyum.
"Mari kita mulai, yang pertama adalah Toshiro, silahkan maju"
Seorang anak laki-laki maju ketempat yang ditunjuk.
Melihat anak laki-laki tersebut yang menjadi yang pertama. Shiro tidak bisa untuk tidak meliriknya. Tidak hanya Shiro, bahkan anak-anak lainnya juga sama.
Terlihat bahwa pengawas tersebut mengarahkan tangan anak laki-laki tersebut ke sebuah bola yang ada di atas meja.
"Toshiro, bakat Magic Kelas D." ucap Pengawas disana.
Setelah itu, Toshiro mulai mundur dan kembali. Ada beberapa orang yang menonton untuk mulai mendiskusikan sesuatu dan mendekati anak bernama Toshiro tersebut.
Melihat kondisi ini, Shiro sepertinya sadar bahwa tes masuk akademi pahlawan dilihat dari tipe kemampuan dan Kelasan bakat.
Dan orang-orang tersebut adalah para perwakilan dari berbagai akademi pahlawan untuk merekrut siswa.
Selanjutnya nama dipanggil satu persatu.
"Ayumi tipe Magic Kelas c"
"Mei tipe support kelas C"
"Sony, tipe fisik kelas B"
"Sarah tipe Element kelas A"
ketika pengumuman tentang tipe Element, suasana di lapangan menjadi ricuh, karena tipe Element adalah tipe langka, apalagi ini Kelas A.
Para perwakilan akademi pahlawan mulai mendekati anak perempuan bernama Sarah tersebut, mereka mencoba merekrut Sarah ke akademi pahlawan mereka.
Shiro pun ingin tahu kemana Akademi Pahlawan anak perempuan bernama Sarah itu. Namun sepertinya ia tidak akan tahu tujuannya saat ini.
Tes bakat terus berlanjut.
"Yodhi tipe Fisik kelas..."
"...."
"Selanjutnya Shiro"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 271 Episodes
Comments
Ayano
Anak online ku yang dipanggil, aku yang tegang
Masih mama pantau kamu nak 😏😏
2023-04-09
1
Ayano
Mental kamu kuat banget sih 😭😭
2023-04-09
1
Ayano
Mau tes pakaiannya santai banget ya nak 🤣🤣🤣
2023-04-09
0