"Tunggu dulu, aku mau ikut" ucap Danial langsung melangkah mendekati Dina
.
.
.
"Tadi tuan bilang tidak mau ikut" ucap Dina
"Aku berubah pikiran, sekarang aku mau ikut" ucap Danial lalu dia langsung melangkah ke arah mobilnya dan langsung masuk ke dalam mobil.
Dia duduk di kursi depan di samping Dani yang ada di balik kemudi.
"Bos, anda ikut?" tanya Dani yang berada di balik kemudi
"Iya, aku merasa tidak aman ada di tempat ini lebih baik aku ikut kalian saja" ucap Danial
"Tidak aman? apa maksud anda bos? kan sudah ada beberapa Bodyguard yang tetap di sini" tanya Dani
"Jangan banyak tanya Dani, akan aku jelaskan nanti" ucap Danial
Tak lama kemudian Dina membuka pintu mobil lalu duduk tepat di belakang Danial
"Anda tidak duduk di kursi belakang, bos?" tanya Dani
"Tidak"
"Kenapa?" tanya Dani
"Aku takut jika duduk di samping Dina" ucap Danial yang tak sadar Dina sudah masuk ke dalam mobil
"Anda takut pada saya tuan?" tanya Dina
"Sejak kapan kamu di sana?!" tanya Danial terkejut
"Saya baru saja masuk tuan" ucap Dina sambil mengedip-ngedipkan kelopak matanya kebingungan.
"Bos kenapa anda terlihat sangat takut begitu?" tanya Dani heran
"Diamlah Dani, sekarang cepat berangkat" ucap Danial
"Baik" jawab Dani
Beberapa jam kemudian saat ini Dina sudah dalam perjalanan menuju rumah sakit, Dia juga sudah membayar semua hutang-hutang ayahnya.
Sebelum menuju rumah sakit mereka kembali ke rumah Dina untuk mengambil barang-barang yang mereka bawa tadi malam, Dina juga harus mengecek sesuatu di dalam pondok.
"Dina" panggil Danial
Dina menoleh ke samping kanannya
"Iya tuan?" jawab Dina
"Kamu yakin mau kembali ke kota sekarang juga?" tanya Danial
"Iya tuan"
"Jika kamu masih mau di sini aku akan beri kamu waktu beberapa hari, temani ayah mu selama beberapa hari"
"Tidak perlu tuan toh ayah baik-baik saja, berkat bantuan anda ayah tidak jadi di operasi dan kondisinya baik-baik saja"
"Aku akan menuntut rumah sakit itu karena sudah melakukan malapraktik, karena jika di biarkan saja akan ada banyak korban" ucap Danial
"Baik, terserah anda saja tuan" jawab Dina
"Hmm, Dani kau nanti urus itu"
"Baik"
Percakapan terhenti Dina kembali menatap keluar, sedangkan Danial masih saja menatap wajah Dina yang murung.
"Kenapa dia murung begitu? apa tadi terjadi sesuatu?" tanya Danial dalam hati
"Hah sudahlah untuk apa aku peduli, toh hubungan kita hanya berdasarkan kontrak saja" ucap Danial dalam hati, lalu Danial mengalihkan pandangannya keluar
Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di rumah sakit
Di dalam ruang inap
"Kamu mau balik ke kota sekarang, nak?" tanya ibu
"Iya bu, ayah kan sudah baik-baik saja" jawab Dina
"Ya sudah"
"Aku akan sering-sering mengunjungi kalian nanti" ucap Dina, lalu dia memeluk ibunya lalu dia beralih memeluk ayahnya yang sedang duduk bersandar di brankar
"Ayah cepatlah sembuh, jika ada waktu aku akan sering mengunjungi dan menelpon ayah"
"Iya, kamu baik-baik di sana" ucap Ayah Dina yang sudah mulai membaik namun masih lemas
"Iya yah"
Dina melepas pelukannya dari ayahnya
"Tuan saya titip putri saya" ucap ayah Dina dengan nada yang masih lemas tapi tidak selemas kemarin
"Anda tenang saja pak"
Ayah Dina menganggukkan kepalanya pelan
***
"Loh kita kemana? sepertinya ini bukan jalan menuju rumah anda tuan?" tanya Dina
"Lihat saja nanti" jawab Danial
Beberapa saat kemudian
"Ayo turun" ajak Danial
Dina mengikuti Danial masuk ke sebuah gedung tinggi dan mewah yang sepertinya sebuah apartemen.
Sesampainya di lantai 7 Danial memasukkan kata sandi pintu
Ceklek
"Masuklah" ucap Danial
Dina masuk ke dalam dengan keadaan masih bingung, sesampainya di dalam.
"Mulai saat ini kamu akan tinggal di sini" ucap Danial
"Apa? apa maksud anda tuan? kenapa kita tidak kembali ke rumah anda saja?" tanya Dina terkejut
"Kamu ingin yang lain tahu tentang perjanjian kita?" tanya danial
"Tidak tuan" jawab dina sambil menggeleng
"Karena itulah kamu akan tinggal di sini sampai melahirkan anak ku" ucap Danial
"Lalu bagaimana dengan pekerjaan saya tuan?" tanya Dina
"Pekerjaan yang mana? sekarang kamu bekerja untuk ku bukan untuk nenek"
"Lalu bagaimana jika nenek anda menanyakan saya?" Tanya Dina
"Aku akan katakan kamu tidak bisa kembali dalam waktu dekat karena sibuk menjaga ayah mu atau aku bisa mengatakan kalau kamu berhenti bekerja"
"Tapi tuan..."
"Tapi apa lagi Dina?" tanya Danial
"Saya takut jika tinggal di sini, tempat ini terlalu besar"
"Lalu kamu akan tinggal di mana?" tanya Danial
"Saya akan kembali ke kontrakan saya saja, jika anda memanggil saya, saya akan langsung datang"
"Tidak bisa itu terlalu ribet, lagi pula jika kamu tinggal di kontrakan mu dengan keadaan hamil nanti apa yang akan tetangga mu pikiran? mereka akan menggunjing mu" ucap Danial yang ada benarnya
Dina terdiam
"Tinggallah di sini aku akan sering-sering mengunjungi mu" ucap Danial
"Baiklah" jawab Dina yang tak bisa berbuat apa-apa
"Ayo akan aku tunjukkan kamar mu"
"Iya"
Danial menaiki anak tangga menuju lantai dua, Dina mengikuti di belakangnya dengan membawa tasnya.
Danial membuka salah satu pintu "Ini kamar mu, masuklah"
Dina masuk ke dalam kamar lalu Danial ikut masuk
"Tuan barang-barang saya masih ada di rumah anda"
"Besok akan aku ambilkan"
"Biar saya saja yang ambil tuan" ucap Dina
" Tidak" ucap Danial tidak mau di bantah
"Baiklah"
"Kamu bisa istirahat dulu, malam ini aku akan pesankan makanan untuk mu" ucap Danial
"Iya, terima kasih tuan"
"Emm" jawab Danial lalu dia keluar dari kamar Dina
Pukul 7 malam
Tok tok
Tok tok tok
"Apa dia tidur?" tanya Danial
Danial membuka pintu kamar Dina, lalu dia masuk ke dalam dan menghampiri Dina yang tidur lelap di ranjangnya.
"Dina... Dina..." panggil Danial sambil menepuk-nepuk lengan Dina
"Dina bangunlah"
Perlahan Dina mulai bangun
"Tuan?" ucap Dina dengan suara seraknya khas bangun tidur
"Bangunlah waktunya makan malam"
Dina menganggukkan kepalanya dan perlahan bangun, dia duduk di pinggir ranjangnya
"Anda masih di sini tuan?" tanya Dina
"Hmm, malam ini aku akan menginap di sini"
"Ohh..."
"Ayo jangan duduk saja nanti makanannya keburu dingin" ucap Danial sambil melangkah keluar
"Iya tuan" jawab Dina lalu dia mengikuti Danial
Sesampainya di meja makan
"Duduklah" ucap Danial namun Dina tak kunjung juga duduk di sana
"Tck kamu ini" ucap Danial kesal, dia langsung menarik lengan Dina untuk membuatnya duduk di Sampingnya
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments