Ning?

Keesokan harinya pukul 5 pagi di dapur

"Dina"

"Iya paman?" tanya Dina

"Majikan mu belum bangun?" tanya paman

"Belum paman"

"Mereka berdua gak shalat?" tanya paman pelan

"Kalau asistennya aku gak tahu paman tapi kalau majikan ku sepertinya memang gak shalat, aku tidak pernah melihatnya shalat, paman" ucap Dina pelan

"Begitu, sayang sekali padahal kaya dan tampan"

"Biarkan saja paman, terserah dia kita tidak perlu ikut campur"

"Iya paman tidak akan ikut campur, tapi Sekali-kali harus di ingatan dan kalau tidak mau ya sudah pokoknya kita sudah pernah memberitahu"

"Iya nanti aku kasih tahu kalau waktunya tepat"

"Ya sudah paman mau ke rumah sakit dulu, kamu tidak ke rumah sakit?" tanya paman

"Tidak paman mungkin nanti, pagi ini aku mau bayar hutang-hutang ayah dulu"

"Kamu sudah dapat uangnya?"

"Iya"

"Dapat dari mana?" tanya paman

"Pinjam sama majikan ku paman" ucap Dina

Paman Dina mengernyitkan keningnya lalu bertanya "Kamu pinjam berapa?"

"Secukupnya hutang ayah, paman" jawab Dina

"Lalu barang apa yang kamu pakai untuk jaminannya?" tanya paman

"Tidak ada, tapi aku harus tetap bekerja di sana beberapa tahun ke depan"

"Berapa lama?"

"Entahlah mungkin 5 tahun atau lebih"

"Astagfirullah Dina!"

"Kenapa paman?" Tanya Dina sambil tersenyum seolah-olah tidak ada beban yang dia tanggung

"Bagaimana bisa kamu gadaikan masa depan mu hanya karena uang? kenapa kamu ambil keputusan tanpa bicara dulu? apa ibu mu tahu hal ini?" tanya paman Dina beruntun

"Tanyanya satu-satu dong paman" ucap Dina masih tersenyum

"Hah... Paman gak habis pikir dengan mu kenapa kamu nekat sekali" ucap paman frustasi

"Tidak apa-apa paman, demi kebaikan semuanya dari pada mereka mengambil rumah kita lebih baik aku gadaikan masa depan ku paman" ucap Dina sambil tersenyum

"Ibu mu tahu hal ini?"

Dina menggelengkan kepalanya "Tidak tahu paman, karena itulah tolong rahasiakan ya..." ucap Dina memohon

"Tidak bisa"

"Aku mohon paman, jangan kasih tahu siapa pun cukup paman dan aku yang tahu, aku mohon"

"Hah.... Baiklah terserah kamu saja, tapi lain kali jika kamu melakukan sesuatu harus izin pada kami dulu, kami orang tua mu Dina"

"Iya paman"

"Ya sudah paman berangkat dulu"

"Iya, hati-hati di jalan paman"

"Iya"

Setelah paman Dina pergi, air mata yang sudah dia coba tahan sejak tadi jatuh membasahi pipinya

"Maafkan aku ayah ibu paman dan adik ku, aku tidak bisa mengatakan yang sebenarnya pada kalian" gumam Dina

"Maaf tapi ini juga untuk balas dendam yang sudah aku rencanakan sejak lama" ucap Dina dalam hati

"Dina"

Dina segera mengusap air matanya lalu berbalik "Iya tuan? anda butuh sesuatu?" tanya Dina sambil tersenyum

"Kamu sedang apa?" tanya Danial sambil menatap ke arah wajah Dina

"Sedang membuat sarapan tuan"

"Ohh"

"Anda butuh sesuatu?" tanya Dina

"Tidak" jawab Danial sambil menggeleng

"Apa anda tidur dengan nyenyak?" Tanya Dina sambil meneruskan masakannya

"Aku tidur nyenyak"

"Kenapa anda bangun sepagi ini? apalagi kita sampai di sini baru beberapa jam yang lalu"

"Entahlah, aku tiba-tiba saja terbangun" ucap Danial

"Begitu"

"Apa kau tidak lelah sepagi ini memasak? kamu kan juga baru saja sampai"

"Tidak tuan, saya sudah biasa"

"Dina boleh aku tanya sesuatu?" Tanya Danial pelan sambil mendekat ke arah Dina

"Tanya apa?"

"Kenapa kamu pakai kain itu di kepala mu? biasanya kan tidak" tanya Danial berbisik di depan wajah Dina. Dia sudah sangat penasaran sejak semalam

"Tuan jangan kasih tahu siapa-siapa kalau biasanya saya tidak pakai kerudung" bisik Dina

"Kenapa?" tanya Danial berbisik

"Karena keluarga saya tahunya sekarang saya sudah pakai kerudung terus"

"Jadi dulu kau gak pakai kerudung?"

"Iya, karena itulah saya sering di omeli, dan syarat saya boleh kerja di kota itu pakai kerudung, kalau keluarga saya sampai tahu saya tetap tidak pakai kerudung bisa habis saya tuan"

"Lalu kenapa kamu tidak pakai kerudung? dari yang aku lihat kalian cukup taat pada agama" ucap Danial penasaran

Dina tersenyum "Entahlah tuan mungkin pintu hati saya belum terbuka, tolong anda jangan beritahu siapapun, ya tuan" ucap Dina memohon

"Iya, aku gak berniat mengadukan mu"

"Terima kasih tuan" ucap Dina sambil tersenyum

"Iya, oh ya di mana kamar mandinya? Aku mau mandi"

"Di sebelah sana tuan" ucap Dina sambil menunjuk pintu yang ada di dekat dapur

"Oh di sana rupanya" ucap Danial lalu dia melangkah ke kamar yang dia tempati tadi untuk mengambil pakaiannya yang sudah dia bawa dari rumahnya

Sesampainya di kamar yang di tempati Danial

"Hei Dani bangun" ucap Danial sambil membangunkan asistennya

"Emm sebentar lagi"

"Gak ada bentar lagi, kamu harus bangun"

"Emm apa sih bos ngantuk nih"

"Cepat bangun, di sini kamu tidak boleh bangun siang"

"Kata siapa?" tanya Dani

"Lihat saja sendiri penghuni rumah ini sudah bangun sejak petang, Dina saja sudah hampir selesai memasak" omel Danial padahal dia sendiri pun baru saja bangun

"Cepat bangun Dani"

"Iya iya dasar bucin" ucap Dani sambil mencoba bangun

"Siapa yang kamu panggil bucin?" tanya Danial ngegas

"Anda bos Danial yang terhormat"

"Kamu mau ku hajar" ancam Danial mengeluarkan kepalan tangannya

Pukul 8 pagi setelah sarapan

Saat ini Danial tengah duduk di teras sambil menyeruput teh hangatnya yang baru saja di seduh Dina.

Danial menoleh ke sebelah rumah Dina, tampak beberapa orang lewat di sana

"Tuan saya akan pergi sekarang" ucap Dina

"Hmm" jawab Danial

"Kalau begitu saya permisi" ucap Dina pamit pada Danial lalu melangkah

"Tunggu dulu"

Dina menghentikan langkahnya saat mendengar suara Danial

"Iya tuan?"

"Di sebelah rumah mu itu tempat apa? kok sepertinya banyak anak-anak?"

"Oh itu, itu pondoknya paman tuan"

"Pondok?" tanya Danial

"Iya pondok pesantren milik keluarga saya dan paman yang mengelola, tidak terlalu besar sih"

"Apa?!" tanya Danial terkejut

Dina kebingungan melihat reaksi tuannya

"Itu berarti kamu dari keluarga.... " Danial tak dapat melanjutkan ucapannya

"Hhmm?" Dina tak mengerti maksud tuannya

"Assalamu'alaikum, Ning"

"Waalaikumsalam, ada apa?" tanya Dina pada seorang gadis yang datang menghampirinya sambil menundukkan pandangannya dengan sangat sopan

Danial yang melihat tingkah laku seorang gadis yang bersama Dina semakin yakin dengan tebakannya.

"Disini dia sangat di hormati, tapi dia malah bekerja sebagai pembantu di rumah ku. Dan aku dengan seenaknya menyuruh-nyuruhnya?" ucap Danial dalam hati

"Glek, mampus kau Danial" gumam Danial

"Baiklah setelah ini saya akan cek, sekarang saya masih ada kepentingan" ucap Dina

"Baik Ning, kalau begitu saya permisi"

"Iya"

Gadis itu mundur beberapa langkah, setelah agak jauh dari Dina baru dia berbalik dan pergi dari sana

"Tuan, saya akan pergi sekarang" pamit Dina

"Tunggu dulu, aku mau ikut" ucap Danial langsung melangkah mendekati Dina

.

.

.

Episodes
1 Prolog
2 Menabrak
3 Bekerja
4 Pekerjaan Pertamanya
5 Kamu?!
6 Kuda Nil
7 Pria Aneh
8 Demam
9 Tawaran Danial
10 Mengantar Makan Siang
11 Insiden Di Kantor
12 Orang Gila
13 Kesepakatan
14 Memohon
15 Pulang
16 Hampir saja
17 Menginap
18 Ning?
19 Anda Takut Pada Saya, Tuan?
20 11 Malam
21 Martabak
22 Apa yang kalian lakukan?
23 Kamu Jatuh Cinta Pada Ku?
24 Itu Bukan Kekurangan Tapi Kelebihan
25 Kencan
26 Kita Akan Menikah
27 Malam Pertama?
28 Macan Tutul
29 Jerawat
30 Makan Siang
31 Pergi Lagi
32 Kelakuan Danial
33 Perdebatan
34 Kamu Berat
35 Diet
36 Malam Pertama
37 Psikopat
38 Masakan Danial
39 Keisengan Danial
40 Di Kantor
41 Sidak
42 Mana Cicit Nenek Danial?
43 Hadiah Dani
44 Panas
45 Obat
46 Bukan Mimpi?
47 Kucing Pemalu
48 1 Bulan Kemudian
49 Panggilan Baru
50 Memasak
51 Kedatangan Nenek Dharma.
52 Mengakui
53 Jadikan Dia Istri Mu Selamanya
54 Masa Lalu Danial
55 Jangan Terlalu Memanjakan Saya
56 Pulang
57 Perang Dingin
58 Berbaikan
59 Danau
60 Vila
61 Ngidam
62 Gelas Pecah.
63 Operasi
64 Buta
65 Perubahan Danial
66 Bohong
67 Pelaku
68 Lemparkan Dia Ke Dalam Penjara
69 Sisi Menyeramkan Danial
70 Histeris
71 Pingsan
72 Sakit
73 Dani Menggoda Istri Ku, Nek
74 Kabar Bahagia
75 Devano Haidar & Dafania Haidar (Season 1 End)
76 Pergi (Season 2)
77 Dia Pergi Nek
78 Penglihatan Danial
79 Flashback
80 5 Tahun Berlalu
81 Penyesalan Danial
82 Reeha
83 Pertemuan
84 Dani
85 Dani & Dara
86 Di Gerebek
87 Semoga Cepat Jadi Embrio
88 Bohong
89 Perlahan Mendekatinya
90 Istri Pria Tua
91 Sejak Kamu Meninggalkan Ku
92 Jebakan Batman
93 Kelicikan Danial
94 Bekerja
95 Satu Kecupan Saja, Pelit Sekali
96 Honeymoon
97 Swiss
98 Menyusul Sayang Ku
99 Rencana Dara
100 Reeha Hilang
101 Sengaja Menjebak Reeha
102 Satu-Satunya Cara Agar Kita Selamat
103 Panik
104 Semuanya Adil Dalam Cinta & Perang
105 Mau Makan Atau Mau Aku Cium
106 Minum Obat
107 Suaminya
108 Gosip
109 Dari Awal Image Anda Sudah Buruk Mr. Danial
110 Anda Pikir Saya Gila
111 Mengurus Perceraian
112 Papa Jadi Jelek
113 Hari Terakhir
114 Kecelakaan
115 Perut Mu Akan Membesar
116 Jangan Bercerai Reeha
117 Tinggal Di Rumah Dina
118 Aku Tidak Sengaja
119 Curiga
120 Jangan Marah-Marah Jika Tidak Kamu Akan Mual Seharian
121 Jujurlah Dina
122 Terungkap
123 Demam
124 Merawat Danial.
125 Di Usir
126 Galau
127 Ternyata Dia Punya Hari Seperti Ini
128 I Love You
129 Mandi Malam-Malam
130 Mereka Sudah Besar
131 Saranghae
132 Mama
Episodes

Updated 132 Episodes

1
Prolog
2
Menabrak
3
Bekerja
4
Pekerjaan Pertamanya
5
Kamu?!
6
Kuda Nil
7
Pria Aneh
8
Demam
9
Tawaran Danial
10
Mengantar Makan Siang
11
Insiden Di Kantor
12
Orang Gila
13
Kesepakatan
14
Memohon
15
Pulang
16
Hampir saja
17
Menginap
18
Ning?
19
Anda Takut Pada Saya, Tuan?
20
11 Malam
21
Martabak
22
Apa yang kalian lakukan?
23
Kamu Jatuh Cinta Pada Ku?
24
Itu Bukan Kekurangan Tapi Kelebihan
25
Kencan
26
Kita Akan Menikah
27
Malam Pertama?
28
Macan Tutul
29
Jerawat
30
Makan Siang
31
Pergi Lagi
32
Kelakuan Danial
33
Perdebatan
34
Kamu Berat
35
Diet
36
Malam Pertama
37
Psikopat
38
Masakan Danial
39
Keisengan Danial
40
Di Kantor
41
Sidak
42
Mana Cicit Nenek Danial?
43
Hadiah Dani
44
Panas
45
Obat
46
Bukan Mimpi?
47
Kucing Pemalu
48
1 Bulan Kemudian
49
Panggilan Baru
50
Memasak
51
Kedatangan Nenek Dharma.
52
Mengakui
53
Jadikan Dia Istri Mu Selamanya
54
Masa Lalu Danial
55
Jangan Terlalu Memanjakan Saya
56
Pulang
57
Perang Dingin
58
Berbaikan
59
Danau
60
Vila
61
Ngidam
62
Gelas Pecah.
63
Operasi
64
Buta
65
Perubahan Danial
66
Bohong
67
Pelaku
68
Lemparkan Dia Ke Dalam Penjara
69
Sisi Menyeramkan Danial
70
Histeris
71
Pingsan
72
Sakit
73
Dani Menggoda Istri Ku, Nek
74
Kabar Bahagia
75
Devano Haidar & Dafania Haidar (Season 1 End)
76
Pergi (Season 2)
77
Dia Pergi Nek
78
Penglihatan Danial
79
Flashback
80
5 Tahun Berlalu
81
Penyesalan Danial
82
Reeha
83
Pertemuan
84
Dani
85
Dani & Dara
86
Di Gerebek
87
Semoga Cepat Jadi Embrio
88
Bohong
89
Perlahan Mendekatinya
90
Istri Pria Tua
91
Sejak Kamu Meninggalkan Ku
92
Jebakan Batman
93
Kelicikan Danial
94
Bekerja
95
Satu Kecupan Saja, Pelit Sekali
96
Honeymoon
97
Swiss
98
Menyusul Sayang Ku
99
Rencana Dara
100
Reeha Hilang
101
Sengaja Menjebak Reeha
102
Satu-Satunya Cara Agar Kita Selamat
103
Panik
104
Semuanya Adil Dalam Cinta & Perang
105
Mau Makan Atau Mau Aku Cium
106
Minum Obat
107
Suaminya
108
Gosip
109
Dari Awal Image Anda Sudah Buruk Mr. Danial
110
Anda Pikir Saya Gila
111
Mengurus Perceraian
112
Papa Jadi Jelek
113
Hari Terakhir
114
Kecelakaan
115
Perut Mu Akan Membesar
116
Jangan Bercerai Reeha
117
Tinggal Di Rumah Dina
118
Aku Tidak Sengaja
119
Curiga
120
Jangan Marah-Marah Jika Tidak Kamu Akan Mual Seharian
121
Jujurlah Dina
122
Terungkap
123
Demam
124
Merawat Danial.
125
Di Usir
126
Galau
127
Ternyata Dia Punya Hari Seperti Ini
128
I Love You
129
Mandi Malam-Malam
130
Mereka Sudah Besar
131
Saranghae
132
Mama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!