"Saya kira anda sudah tidak mau bos jadi saya makan, sayang kalau di buang" ucap Dani tanpa rasa bersalah
.
.
.
"Siapa yang mau membuangnya Dani! aku berniat memakannya" ucap Danial kesal
"Maaf Bos"
"Sudahlah terserah! kamu handle perusahaan aku tidak kembali"
"Baik Bos"
Tuttt
Di kantor Dani tengah menertawakan Bosnya
"Si Bos ngambek" ucapnya sambil terkekeh.
Di rumah Danial
"Dasar Dani menyebalkan bisa-bisanya dia memakan makan siang ku, awas saja dia"
Kruk~
"Aku lapar" ucap Danial sambil memegang perutnya
Danial beranjak dari sofa, dia melepas jas dan dasinya dan menyisakan kemeja dan celana panjangnya.
Danial melangkah keluar kamar sambil melipat lengan kemejanya. Dia menuruni anak tangga dan pergi ke dapur.
Sesampainya di dapur
"Dina" panggil Danial saat melihat Dina yang berada di dapur
Dina tidak menjawab panggilan tuan mudanya, dia hanya berbalik dan melirik tuannya sekilas.
"Kamu sedang apa?" tanya Danial menghampiri Dina
"Minum" jawab Dina, lalu dia pergi dari dapur dan melangkah menuju kamarnya
"Dia mengabaikan ku?" tanya Danial yang tidak menyangka Dina masih bersikap seperti itu padanya
"Terserahlah, aku lapar" ucap Danial bodo amat
Sore harinya
Drttt Drttt
"Halo? Assalamu'alaikum"
"Waalaikumussalam, Dina.... "
"Ada apa bu?" tanya Dina
"Ayah mu Din, ayah mu" ucap ibu Dina panik
"Kenapa dengan ayah?" tanya Dina panik
"Ayah mu masuk rumah sakit"
"Apa?! kenapa?" tanya Dina yang terkejut
"Ayah mu terkena serangan jantung"
"Apa! bagaimana bisa bu? bukankah kemarin masih baik-baik saja?"
"Penagih hutang datang ke rumah Din... mereka menagih uangnya, hiks bagaimana ini Dina mereka memberi kita waktu 2 hari" ucap Ibu Dina mulai terisak
"2 hari? bagaimana caranya kita mendapatkan uang secepat itu, bu?" tanya Dina
"Ibu juga tidak tahu Dina... biaya rumah sakit ayah mu juga besar"
"Baiklah ibu tenanglah, Dina akan usahakan cari pinjaman" ucap Dina mencoba tenang
"Kamu mau pinjam pada siapa Dina?" tanya ibu Dina
"Itu gampang bu, bukankah Dina sudah bekerja, Dina akan pinjam pada majikan Dina bu"
"Tapi mereka meminta semuanya di lunasi, Dina"
"Apa! semuanya?" Dina kembali terkejut
"Iya Dina, jika tidak rumah kita akan di ambil Dina..."
Dina memejamkan matanya "Ibu tenang saja, Dina akan coba cari uangnya ibu rawat saja ayah, aku ada uang di rekening setelah ini aku akan transfer ke ibu untuk biaya rumah sakit ayah"
"Iya nak, maaf kami merepotkan mu terus"
"Tidak apa-apa bu, sudah dulu aku mau transfer uangnya"
"Iya nak, terima kasih"
"Tidak perlu berterima kasih bu, sudah dulu ya Assalamu'alaikum"
"Iya, Waalaikumussalam"
Panggilan terputus, dan Dina segera mentransfer uangnya melalui ponselnya. Setelah mentransfer uangnya Dina duduk termenung di ranjangnya.
"Dari mana aku dapat uang sebanyak itu?" gumam Dina
"Apa aku minta tolong pada nenek saja ya? tapi hutang-hutang ayah terlalu banyak, kalaupun nenek memberi pinjaman tapi bagaimana caranya aku bisa melunasinya"
Tiba-tiba penawaran yang di berikan tuan mudanya terlintas di ingatannya
["Aku mau menyewa rahim mu, aku akan" membayar mu mahal, Dina"]
["Tapi tanpa ikatan pernikahan"]
"Hiks hiks haruskah aku melakukan itu? tapi jika aku melakukan itu artinya aku akan melakukan dosa besar" ucap Dina sambil menangis, dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Apa yang harus aku lakukan Ya Allah?"
Malam harinya tepat pukul 7 malam
Danial saat ini berada di ruang kerjanya, karena tadi dia hanya bekerja setengah hari jadi sekarang dia harus menyelesaikan pekerjaannya.
Tok tok
"Masuk"
Ceklek
Pintu terbuka dan masuklah seseorang
"Ada apa?" Tanya Danial
"Tuan"
Pemilik ruangan itu mendongak menatap seseorang yang berada di balik meja kerjanya.
"Hmm?" sahut Danial
"Saya akan terima penawaran anda"
Pemilik ruangan itu mengerutkan keningnya lalu berkata "Kamu serius?" tanyanya
"Ya tuan"
"Apa Alasannya? bukankah baru tadi siang kamu menolaknya"
"Bukankah tuan juga tidak menerima penolakan saya dan tetap memberi saya waktu untuk berpikir selama 3 hari" sahutnya tak mau kalah
"Hah..." pria itu terkejut karena gadis di depannya itu berani menjawabnya
Namun sesaat dia ingat jika memang biasanya gadis di depannya itu selalu menjawab dirinya tanpa rasa takut.
"Baiklah kita tanda tangan kontraknya sekarang" ucap Danial yang tak mau membuang kesempatan.
"Tuan"
"Apa?"
"Bisakah saya juga memberikan beberapa persyaratan?"
"Baiklah katakan jika persyaratan mu cocok untuk ku, akan aku tambahkan di surat kontrak" ucapnya
"Pertama saya butuh uang itu hari ini juga, dalam bentuk cash"
"Untuk apa kamu butuh cash? aku bisa mentransfernya ke rekening mu"
"Ayah saya mempunyai banyak hutang, jadi saya membutuhkan uang itu untuk melunasi hutang-hutangnya sekarang juga" ucapnya tanpa rasa ragu
"Oke, yang kedua"
"Tolong pinjamkan saya beberapa bodyguard anda"
"Bodyguard? Untuk apa?" tanya Danial
"Saya akan izin satu hari dan kembali ke kampung halaman saya karena itulah saya membutuhkan Bodyguard"
"Jika hanya pulang kenapa harus bawa bodyguard?" tanya Danial
Dia terdiam sebelum menjawab tuannya
"Ayah saya masuk rumah sakit, tuan"
Deg
"Jadi saya minta izin anda untuk pulang ke kampung halaman saya"
"Lalu kenapa kamu meminjam bodyguard ku?" tanya Danial
"Karena saya akan membawa uang cash jadi saya butuh seseorang untuk menjaga saya agar selamat sampai di kampung saya, dan...."
"Dan?"
Gadis itu kembali terdiam cukup lama sebelum menjawab
"Saya harus melakukan beberapa hal, anda tidak perlu khawatir tuan. Saya tidak akan menggunakan bodyguard anda untuk kejahatan"
Pria itu mengerti "Baiklah"
"Lalu katakan ada lagi?" tanya Danial
Dia menarik nafas dalam-dalam sebelum menjawab
"Sebelum melakukan itu tolong anda nikahi saya" ucapnya sambil memejamkan mata
Brakkk!!
"Apa! Kamu sedang memeras ku hah?!" bentak pria itu
"Maaf tuan bukan itu maksud saya" ucapnya ketakutan
"Hei kalau aku mau menikah aku sudah mencari wanita lain selain diri mu, kamu tahu kenapa aku tidak melakukan itu? itu karena aku tidak ingin terikat dengan pernikahan!" amuk Danial
"Kalau aku masih harus menikahi mu untuk apa aku susah-susah membuat kontrak itu!" Teriak Danial yang saat ini tengah sangat marah.
"Maaf tuan tapi tolong dengarkan saya dulu"
Danial diam tak menjawab
Dina berlutut di hadapan pria yang dia panggil tuan itu
"Saya tidak bisa melakukan hal itu tanpa adanya ikatan tuan, saya tidak masalah menikah siri dengan anda saya tidak masalah tuan"
"Saya tidak bisa melakukan hal itu jika bukan dengan pasangan halal saya"
"Saya berjanji hanya sampai saya melahirkan anak anda tuan setelah anak itu lahir anda bisa menceraikan saya, saya juga akan pergi dari rumah anda dan tidak akan pernah muncul di hadapan anda"
"Saya mohon tuan" ucap Dina memohon
Pria itu memijat keningnya yang terasa berdenyut lalu dia menatap gadis di hadapannya yang saat ini tengah menunduk dengan posisi berlutut di hadapannya.
.
.
.
Setelah baca, like dan komen ya teman-teman 😊.
Jangan lupa subscribe juga, biar makin semangat updatenya, tinggalkan jejaknya ya... 😊❤.
Baca juga novel aku yang lain ya... Thank You 😊💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments