Dina membuka pintu kamar itu terlebih dahulu lalu mengangkat kembali nampan yang dia letakkan
.
.
.
Lalu Dina melangkah masuk ke dalam kamar dengan gugup, ini pekerjaan pertamanya karena itulah dia sangat gugup.
Dia melangkah dengan hati-hati sambil melihat ke lantai karena dia tak berani melihat ke arah depan.
Sesampainya di dekat tuan muda, Dina masih tak berani melihat wajah majikannya
"Letakkan di meja" ucapnya sambil bermain ponselnya
"Baik" jawab Dina
Dina berjongkok, dengan hati-hati Dina meletakkan nampannya di meja dan menyajikan teh dan cookies
Setelah itu Dina kembali berdiri dengan nampan kosong di tangannya
"Tuan muda, anda ingin mandi sekarang? biar saya siapkan air hangatnya dulu" tanya Dina
"Nanti saja"
"Baik"
"Siapa nama mu?" Tanya tuan muda, dia masih sibuk dengan ponselnya
"Dina, tuan"
"Dina?" ucapnya terkejut dan langsung menatap wajah asisten barunya
"Kamu?!"
Dina memberanikan diri untuk melihat wajah majikannya karena sejak tadi dia merasa tidak asing dengan suara pria itu
"Tuan Danial!?"
"Wah.... Ternyata benar kamu" ucap Danial sambil tersenyum
Dina tak tahu harus berkata apa
"Senang bertemu dengan mu lagi nona"
"Dina saja tuan"
"Baiklah Dina, bagaimana kabar mu?" tanya Danial
"Baik tuan"
"Apa kaki mu masih sakit?" tanya Danial
"Tidak tuan, berkat anda kaki saya sudah sembuh" ucap Dina sambil tersenyum
"Baguslah"
"Kemarilah duduk di sini" ucap Danial sambil menepuk sofa di sampingnya
"Maaf tuan"
"Kamu selalu saja menolak" ucap Danial kecewa
"Silahkan di nikmati tehnya tuan saya akan menyiapkan air hangat anda dulu"
"Nanti saja, temani aku mengobrol"
"Maaf tuan, mengisi bathtub akan memakan waktu cukup lama jadi saya akan mengisinya dari sekarang, permisi" ucap Dina dan segera pergi ke kamar mandi
"Tapi... Dia keburu kabur"
Danial mengambil cangkir tehnya dan menyeruputnya perlahan
15 menit kemudian
"Tuan air hangat anda sudah siap"
"Emm terima kasih"
"Sama-sama tuan, ini sudah tugas saya"
Danial melangkah mendekati Dina lalu berkata
"Dina tidak perlu terlalu formal dengan ku"
"Biar saya bantu membuka jas anda"
"Hah..." Danial menghela nafas
"Sulit sekali mendekati gadis ini" gerutu Danial dalam hati
"Baiklah lakukan" ucap Danial sambil merentangkan kedua tangannya
Dina mulai melepaskan jas dan dasi yang di kenakan Danial
"Kemejanya" ucap Danial setelah Dina berhasil melepas jas dan dasinya
"Saya hanya berkata akan melepas jas anda" tolak Dina
"Ayolah sekalian saja" ucap Danial
Jari jemari Dina bergerak ragu untuk melepas kancing kemeja yang di kenakan Danial
"Ayo cepatlah airnya keburu dingin" desak Danial
Mau tidak mau Dina melepas satu persatu kancing kemeja itu, sambil sesekali menutup matanya
Danial yang melihat ekspresi Dina menahan tawanya, dan dalam beberapa menit kemeja itu akhirnya terlepas dari tubuh Danial
Dina segera memalingkan wajahnya saat melihat tubuh Danial
"Celananya"
"Tuan...." Ucap Dina memelas
Danial terkekeh "oke oke untuk sekarang sampai di sini saja tapi kamu harus mulai terbiasa, mengerti?"
Dina hanya bisa menganggukkan kepalanya. Setelah itu Danial melangkah ke kamar mandi sedangkan Dina kembali bernafas lega.
"Apa memang harus seperti itu? di buku dan yang di jelaskan bik Dahlia gak ada yang seperti itu"
"Ah sudahlah, aku siapkan pakaiannya dulu, setelah itu aku harus segera keluar dari sini"
Malam harinya Dina yang merasa lapar pergi ke dapur untuk membuat mie instan, tak lama kemudian mie matang.
Dina duduk di meja yang ada di dapur khusus untuk para pekerja makan, Dina meniup-niup mienya yang masih panas kemudian memakannya.
"Emmm enak, sudah lama aku tidak makan mie" ucap Dina menikmati mienya
"Makan apa?" tanya seseorang yang tiba-tiba datang dan duduk di hadapannya
"Tuan? anda membuat saya terkejut"
Danial terkekeh
"Maaf" ucap Danial
"Apa anda lapar? mau saya hangatkan lauk?" tanya Dina
"Tidak perlu" ucap Danial lalu dia merebut sendok yang di pegang Dina
Danial menarik mangkok Dina lalu memakan mie kuah kare milik Dina.
"Itu bekas saya" ucap Dina sambil menunjuk sendoknya
"Biar saya ambilkan yang baru"
"Tidak perlu, makan dari sendok bekas mu lebih nikmat" goda Danial
"Dasar mesum" ucap Dina dalam hati
"Tuan... Itu mie saya" keluh Dina, karena Danial merebut mie miliknya.
"Buat lagi gih"
"Hah..." Dina hanya bisa menghela nafas lalu beranjak untuk membuat mie lagi, kalau saja dia tidak lapar sudah pasti dia tidak akan membuat mie lagi.
"Anda mau buat lagi?" tawar Dina pada Danial
"Boleh" ucap Danial sambil melahap mie yang dia rebut dari Dina
"Baik"
2 minggu kemudian hari-hari Dina di habiskan dengan melayani kebutuhan tuan mudanya dan selama itu juga Danial selalu menggodanya dengan berbagai cara.
Image pria baik di mata Dina sudah berubah menjadi pria menyebalkan dan pria mesum
"Dina..." Panggil Danial dari lantai atas
"Sebentar tuan...." Jawab Dina dari arah dapur
"Biar bibik yang lanjutkan" ucap bik Dahlia
"Terima kasih bik"
"Dina.....!!" teriak Danial lagi
"Sana cepetan" ucap bik Dahlia
"Sebentar tuan!" Sahut Dina sambil berlari ke lantai atas dan masuk ke kamar Danial
"Ada apa tuan?" tanya Dina setelah sampai di kamar tuannya
"Kamu dari mana saja?" tanya Danial
"Saya sedang memasak di dapur"
"Tugas mu itu melayani ku Dina"
"Saya sedang membuatkan sarapan untuk anda tuan, bukankah tadi anda menyuruh saya membuatkan sarapan?" jawab Dina
"Oh benar aku lupa, Pasangkan dasi ku" ucap Danial sambil memberikan dasinya
"Biasanya anda kan pasang sendiri tuan" jawab Dina
"Hoh hoh kamu menolak perintah ku?"
"Maaf tuan"
"Ayo pasangkan sekarang, aku harus segera berangkat ada meeting"
Dina mengambil dasi di tangan Danial "Menunduk sedikit tuan saya tidak sampai"
Danial menundukkan tubuhnya "Makanya makan yang banyak biar tinggi" ejek Danial
"Tuan, tubuh andalah yang terlalu tinggi, tinggi saya sudah di atas rata-rata"
"Benarkah? tapi kamu masih jauh lebih pendek dari ku"
"Hah...Kalau saja bukan bos sudah ku hajar kamu, dasar menyebalkan" gerutu Dina dalam hati
"Hei kamu tidak boleh memaki ku"
"Saya tidak memaki anda tuan"
"Benarkah? tapi aku mendengar mu sedang memaki ku" ucap Danial
"Anda salah dengar tuan saya tidak bicara apapun"
"Sudah, dasi anda sudah terpasang" ucap Dina
Drrtt drrtt
Danial mengambil ponselnya yang berada di ranjang
"Halo"
"..."
"Iya"
"..."
"Iya iya Dani aku tahu"
"..."
Di saat Danial sibuk menerima telp, Dina membantu Danial memakai jasnya.
"Iya sebentar lagi aku berangkat"
"..."
"Ya semuanya sudah aku siapkan"
"..."
"Ya sudah aku tutup dulu"
Tuttt
"Dina jas ku"
"Jas anda sudah di pakai tuan" ucap Dina dengan malas
"Oh kapan aku memakainya?"
"Kemarin" gumam Dina
"Apa?"
"Tidak tuan" jawab Dina sambil tersenyum
"Barusan kamu sepertinya mengatakan sesuatu"
"Tidak tuan saya tidak mengatakan apapun"
Danial menatap curiga pada Dina
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments